Minggu, 24 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Markus 11:20-24
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam
laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya
itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.” (Mrk 11:23)
Iman yang
Memindahkan Gunung
Suatu ketika, saya harus pergi ke suatu kota
karena saya diminta melayani di sebuah gereja. Saya pun membeli tiket kereta yang
berangkat hari Sabtu sore dan rencananya tiba di kota tersebut kira-kira pukul
6 pagi, sehingga masih sempat untuk mempersiapkan pelayanan untuk ibadah pukul
8 pagi. Kota yang saya tuju itu dapat ditempuh lewat dua jalur: jalur utara dan
jalur selatan yang nanti sama-sama bertemu di kota tersebut. Saya memilih kereta
lewat jalur utara karena memang hanya kereta itu yang waktunya bisa pas dengan
rencana saya. Saya sendiri bahkan sudah membeli tiket pulang pada hari Minggu
sore via jalur selatan.
Saat saya sudah naik kereta dan kereta saya
sudah berjalan, saya baru mendengar bahwa kereta yang berangkat hari Jumat sore
dengan rute yang sama dengan yang saya naiki, masih tertahan di jalur utara
karena banjir dan kereta itu tidak dapat melewati banjir tersebut. Jadi, kereta
hari Jumat sore itu selama 24 jam lebih masih belum mencapai tujuan via jalur
utara. Saat itu saya sempat panik juga, karena allowance keterlambatan saya hanya dua jam saja. Jika kereta saya
terlambat lebih dari dua jam maka saya tidak bisa melayani di gereja tersebut.
Saat itu saya teringat ayat tentang bagaimana
iman dapat memindahkan gunung. Saya pun berdoa kepada Tuhan, “Tuhan pelayanan
ini Tuhan yang punya, jika Tuhan ingin saya melayani, tolong Tuhan pindahkan
banjir itu sehingga kereta saya bisa lewat. Tidak perlu memindahkan gunung,
saya hanya ingin memindahkan banjir”. Saat itu mujizat pun tidak langsung
terjadi. Tetapi ketika kereta saya mencapai stasiun terakhir sebelum jalur
tersebut terpisah menjadi jalur utara dan selatan, tiba-tiba pihak stasiun
mengumumkan bahwa kereta saya dialihkan ke jalur selatan dan akhirnya saya bisa
tiba di kota tujuan tepat waktu.
Apa yang saya alami ini adalah kisah nyata.
Bahkan hari ini pun Tuhan masih mampu membuat mujizat, sepanjang kita memiliki
iman kepada Tuhan. Firman Tuhan mengatakan ketika dalam ayat-ayat sebelumnya
Tuhan Yesus mengutuk pohon ara, dan ketika Tuhan Yesus dan murid-muridNya
melewati pohon ara itu kembali, mereka melihat bahwa pohon ara tersebut sudah
kering sampai ke akar-akarnya (ay. 20). Petrus yang teringat kejadian itu pun
terkejut karena begitu besar kuasa Yesus hingga pohon ara itu pun langsung
kering (ay. 21). Saat itu Petrus masih belum sadar bagaimana kuasa dalam
perkataan kita itu bisa benar-benar terjadi.
Hari ini kita akan belajar tentang beberapa
syarat terjadinya mujizat dalam kehidupan kita, yaitu:
Pertama, kita harus percaya kepada Allah (ay.
22). Percaya bukan hanya percaya bahwa Tuhan itu ada, tetapi kita mempercayakan
kehidupan kita ke dalam Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan ada dan mampu melakukan
apa yang Tuhan inginkan.
Kedua, kita tidak boleh bimbang (ay. 23b).
Tidak bimbang di sini sama dengan percaya sepenuhnya kepada Allah. Ketika kita
bimbang, maka sesungguhnya kita tidak percaya sepenuhnya kepada Allah. Kebimbangan
adalah dosa, karena orang yang bimbang adalah orang yang tidak beriman, dan
segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa (Rm 14:23).
Ketiga, kita harus meminta (ay. 24a). Kita
boleh saja memiliki iman yang luar biasa besar, tetapi jika kita hanya
menyimpannya dalam hati dan tidak pernah meminta kepada Tuhan, itu sama saja
kita tidak memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Suami isteri yang sudah
menikah bertahun-tahun saja masih harus meminta walau mereka mungkin sudah
saling memahami. Meminta kepada Tuhan bukan menjadikan Tuhan sebagai “pembantu”
kita, tetapi mengakui Tuhan sebagai satu-satunya pribadi yang dapat menolong
kita.
Keempat, kita harus percaya bahwa kita telah
menerima apa yang kita minta (ay. 24b). Ini menggambarkan seberapa tinggi
tingkat iman kita. Jika kita hanya meminta tanpa percaya bahwa kita akan
menerimanya, berarti iman kita belum sampai pada taraf “memindahkan gunung”.
Tuhan Yesus menjanjikan kepada anak-anakNya
bahwa mereka akan dapat melakukan perkara-perkara besar, bahkan yang lebih
besar daripada yang Tuhan Yesus sendiri pernah lakukan (Yoh 14:12). Jadi ketika
Tuhan berkata bahwa iman kita bisa memindahkan gunung, berarti memang hal itu
bisa dilakukan. Saya sendiri pernah memindahkan kereta, dan saya yakin Tuhan
juga sanggup membuat kita semua memindahkan hal-hal lain, sepanjang kita
percaya kepada Tuhan dan meminta dalam iman, yaitu meminta sesuatu untuk
kemuliaan nama Tuhan dan bukan untuk kemuliaan kita sendiri.
Bacaan Alkitab: Markus 11:20-24
11:20 Pagi-pagi ketika Yesus dan
murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke
akar-akarnya.
11:21 Maka teringatlah Petrus akan apa yang
telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara
yang Kaukutuk itu sudah kering."
11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah
kepada Allah!
11:23 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam
laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya
itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa
saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka
hal itu akan diberikan kepadamu.