Kamis, 07 Februari 2013

Menjadi Imam Bayaran



Minggu, 10 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Hakim-Hakim 17:5-13
Lalu kata Mikha kepadanya: "Tinggallah padaku dan jadilah bapak dan imam bagiku; maka setiap tahun aku akan memberikan kepadamu sepuluh uang perak, sepasang pakaian serta makananmu."” (Hak 17:10)


Menjadi Imam Bayaran


Dari sejarah bangsa Israel sejak mereka keluar dari perbudakan di tanah Mesir hingga hari ini pun, mungkin salah satu masa-masa “kegelapan” bangsa Israel ada pada zaman hakim-hakim. Para hakim ini berkuasa setelah zaman Musa dan Yosua telah berlalu. Bangsa Israel telah menduduki tanah perjanjian, tetapi selama puluhan hingga ratusan tahun, mereka berpaling dari Tuhan dan mulai tergoda untuk menyembah allah-allah lain.

Salah satu contohnya adalah Mikha. Mikha di kitab Hakim-hakim ini bukanlah nabi Mikha yang menulis satu kitab di Perjanjian Lama. Mikha adalah seorang dari pegunungan Efraim (Hak 17:1) yang mungkin pada saat itu cukup kaya, karena dikatakan bahwa Mika mempunyai kuil, dan ia mampu membuat efod dan terafim, bahkan ia mentahbiskan salah satu anak laki-lakinya untuk menjadi imam di kuil yang ia dirikan tersebut (ay. 5).

Kemudian pada suatu hari, ada seorang Lewi yang berkelana dari Betlehem Yehuda (ay. 7), dan ia berkelana ke berbagai tempat sebagai pendatang (ay. 8). Agak mengherankan mengapa seorang Lewi berkelana, padahal dengan berdiam di daerahnya sendiri saja, ia sudah mendapat penghasilan sebagai imam. Ketika orang Lewi itu tiba di rumah Mikha, Mikha menawarkan orang Lewi itu agar ia tidak usah berkeliling lagi, tetapi cukup tinggal di rumah Mikha, menjadi bapak dan imam baginya. Bahkan Mikha menawarkan sejumlah uang, pakaian, dan makanan bagi orang Lewi tersebut (ay. 10). Melihat tawaran Mikha, orang Lewi itu pun menyetujuinya dan orang Lewi itu tinggal di rumah Mikha dan menjadi imam di kuilnya (ay. 11-12).

Padahal seharusnya orang Lewi tidak bertindak seperti itu. Orang Lewi harus menjadi imam bagi seluruh orang Israel dimanapun ia tinggal, dan bukan hanya bagi satu rumah saja. Tetapi, memang di masa itu benar-benar hampir tidak ada orang yang hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Setiap orang berbuat menurut keinginannya sendiri (ay. 6). Parahnya lagi, apa yang mereka lakukan dianggap sebagai suatu kebenaran, padahal sebenarnya hal itu adalah suatu kesalahan.

Mikha sebenarnya salah, karena ia membuat kuil, bahkan pernah menjadikan anaknya sebagai imam di kuilnya tersebut. Akan tetapi dosa Mikha justru menjadi berlipat ganda karena ia menjadikan orang Lewi itu sebagai imamnya. Bahkan ia berkata bahwa Tuhan akan berbuat baik kepadanya karena orang Lewi tersebut (ay. 13). Ini adalah pandangan yang salah dan keliru, karena sebenarnya apa yang Mikha lakukan itu adalah hal yang jahat di mata Tuhan.

Sebaliknya, orang Lewi tersebut  juga salah, karena ia justru mengembara mencari pekerjaan dan uang bagi dirinya. Ketika ada tawaran Mikha, maka ia pun mengiyakannya. Pada masa itu, orang Lewi pun sebenarnya mendapatkan hak dari persembahan yang diberikan sebelas suku lainnya. Jadi sebenarnya tidak ada alasan ia takut tidak mendapatkan uang. Jika kita membaca ayat-ayat selanjutnya, maka kita akan menemukan bagaimana orang Lewi tersebut akhirnya meninggalkan rumah Mikha, hanya karena ditawarkan untuk menjadi imam bagi segerombolan orang. Orang Lewi ini tidak memiliki pemahaman yang benar tentang posisinya, sehingga ia dengan mudah melakukan apa yang bisa ia lakukan untuk mendapatkan uang atau posisi yang lebih baik lagi.

Apa yang dapat kita pelajari dari bacaan Alkitab kita hari ini? Satu kebenaran Firman Tuhan adalah  bahwa kita harus hidup menurut Firman Tuhan yang benar. Jika kita adalah hamba Tuhan, jadilah hamba Tuhan yang tidak berorientasi pada “bayaran”. Jika kita adalah jemaat, sudah seharusnya kita mendukung hamba Tuhan dengan benar. Jangan karena kita memiliki kepentingan maka kita berusaha mempengaruhi hamba Tuhan untuk mendukung kita. Jika demikian, kita pun ikut ambil bagian dalam dosa hamba Tuhan tersebut.


Bacaan Alkitab: Hakim-Hakim 17:5-13
17:5 Mikha ini mempunyai kuil. Dibuatnyalah efod dan terafim, ditahbiskannya salah seorang anaknya laki-laki, yang menjadi imamnya.
17:6 Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.
17:7 Maka ada seorang muda dari Betlehem-Yehuda, dari kaum Yehuda; ia seorang Lewi dan tinggal di sana sebagai pendatang.
17:8 Lalu orang itu keluar dari kota Betlehem-Yehuda untuk menetap sebagai pendatang di mana saja ia mendapat tempat; dan dalam perjalanannya itu sampailah ia ke pegunungan Efraim di rumah Mikha.
17:9 Bertanyalah Mikha kepadanya: "Engkau dari mana?" Jawabnya kepadanya: "Aku orang Lewi dari Betlehem-Yehuda, dan aku pergi untuk menetap sebagai pendatang di mana saja aku mendapat tempat."
17:10 Lalu kata Mikha kepadanya: "Tinggallah padaku dan jadilah bapak dan imam bagiku; maka setiap tahun aku akan memberikan kepadamu sepuluh uang perak, sepasang pakaian serta makananmu."
17:11 Orang Lewi itu setuju untuk tinggal padanya. Maka orang muda itu menjadi seperti salah seorang anaknya sendiri.
17:12 Mikha mentahbiskan orang Lewi itu; orang muda itu menjadi imamnya dan diam di rumah Mikha.
17:13 Lalu kata Mikha: "Sekarang tahulah aku, bahwa TUHAN akan berbuat baik kepadaku, karena ada seorang Lewi menjadi imamku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.