Minggu, 10 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Hakim-Hakim
17:5-13
“Lalu kata Mikha kepadanya: "Tinggallah
padaku dan jadilah bapak dan imam bagiku; maka setiap tahun aku akan memberikan
kepadamu sepuluh uang perak, sepasang pakaian serta makananmu."” (Hak 17:10)
Menjadi Imam
Bayaran
Dari sejarah bangsa Israel sejak mereka
keluar dari perbudakan di tanah Mesir hingga hari ini pun, mungkin salah satu
masa-masa “kegelapan” bangsa Israel ada pada zaman hakim-hakim. Para hakim ini
berkuasa setelah zaman Musa dan Yosua telah berlalu. Bangsa Israel telah
menduduki tanah perjanjian, tetapi selama puluhan hingga ratusan tahun, mereka
berpaling dari Tuhan dan mulai tergoda untuk menyembah allah-allah lain.
Salah satu contohnya adalah Mikha. Mikha di
kitab Hakim-hakim ini bukanlah nabi Mikha yang menulis satu kitab di Perjanjian
Lama. Mikha adalah seorang dari pegunungan Efraim (Hak 17:1) yang mungkin pada
saat itu cukup kaya, karena dikatakan bahwa Mika mempunyai kuil, dan ia mampu
membuat efod dan terafim, bahkan ia mentahbiskan salah satu anak laki-lakinya
untuk menjadi imam di kuil yang ia dirikan tersebut (ay. 5).
Kemudian pada suatu hari, ada seorang Lewi
yang berkelana dari Betlehem Yehuda (ay. 7), dan ia berkelana ke berbagai
tempat sebagai pendatang (ay. 8). Agak mengherankan mengapa seorang Lewi
berkelana, padahal dengan berdiam di daerahnya sendiri saja, ia sudah mendapat
penghasilan sebagai imam. Ketika orang Lewi itu tiba di rumah Mikha, Mikha
menawarkan orang Lewi itu agar ia tidak usah berkeliling lagi, tetapi cukup
tinggal di rumah Mikha, menjadi bapak dan imam baginya. Bahkan Mikha menawarkan
sejumlah uang, pakaian, dan makanan bagi orang Lewi tersebut (ay. 10). Melihat
tawaran Mikha, orang Lewi itu pun menyetujuinya dan orang Lewi itu tinggal di
rumah Mikha dan menjadi imam di kuilnya (ay. 11-12).
Padahal seharusnya orang Lewi tidak bertindak
seperti itu. Orang Lewi harus menjadi imam bagi seluruh orang Israel dimanapun
ia tinggal, dan bukan hanya bagi satu rumah saja. Tetapi, memang di masa itu
benar-benar hampir tidak ada orang yang hidup sesuai dengan Firman Tuhan.
Setiap orang berbuat menurut keinginannya sendiri (ay. 6). Parahnya lagi, apa
yang mereka lakukan dianggap sebagai suatu kebenaran, padahal sebenarnya hal
itu adalah suatu kesalahan.
Mikha sebenarnya salah, karena ia membuat
kuil, bahkan pernah menjadikan anaknya sebagai imam di kuilnya tersebut. Akan
tetapi dosa Mikha justru menjadi berlipat ganda karena ia menjadikan orang Lewi
itu sebagai imamnya. Bahkan ia berkata bahwa Tuhan akan berbuat baik kepadanya
karena orang Lewi tersebut (ay. 13). Ini adalah pandangan yang salah dan keliru,
karena sebenarnya apa yang Mikha lakukan itu adalah hal yang jahat di mata
Tuhan.
Sebaliknya, orang Lewi tersebut juga salah, karena ia justru mengembara
mencari pekerjaan dan uang bagi dirinya. Ketika ada tawaran Mikha, maka ia pun
mengiyakannya. Pada masa itu, orang Lewi pun sebenarnya mendapatkan hak dari
persembahan yang diberikan sebelas suku lainnya. Jadi sebenarnya tidak ada
alasan ia takut tidak mendapatkan uang. Jika kita membaca ayat-ayat
selanjutnya, maka kita akan menemukan bagaimana orang Lewi tersebut akhirnya
meninggalkan rumah Mikha, hanya karena ditawarkan untuk menjadi imam bagi
segerombolan orang. Orang Lewi ini tidak memiliki pemahaman yang benar tentang
posisinya, sehingga ia dengan mudah melakukan apa yang bisa ia lakukan untuk
mendapatkan uang atau posisi yang lebih baik lagi.
Apa yang dapat kita pelajari dari bacaan
Alkitab kita hari ini? Satu kebenaran Firman Tuhan adalah bahwa kita harus hidup menurut Firman Tuhan
yang benar. Jika kita adalah hamba Tuhan, jadilah hamba Tuhan yang tidak
berorientasi pada “bayaran”. Jika kita adalah jemaat, sudah seharusnya kita
mendukung hamba Tuhan dengan benar. Jangan karena kita memiliki kepentingan
maka kita berusaha mempengaruhi hamba Tuhan untuk mendukung kita. Jika
demikian, kita pun ikut ambil bagian dalam dosa hamba Tuhan tersebut.
Bacaan Alkitab: Hakim-Hakim
17:5-13
17:5 Mikha ini mempunyai kuil. Dibuatnyalah
efod dan terafim, ditahbiskannya salah seorang anaknya laki-laki, yang menjadi
imamnya.
17:6 Pada zaman itu tidak ada raja di antara
orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.
17:7 Maka ada seorang muda dari
Betlehem-Yehuda, dari kaum Yehuda; ia seorang Lewi dan tinggal di sana sebagai
pendatang.
17:8 Lalu orang itu keluar dari kota
Betlehem-Yehuda untuk menetap sebagai pendatang di mana saja ia mendapat
tempat; dan dalam perjalanannya itu sampailah ia ke pegunungan Efraim di rumah
Mikha.
17:9 Bertanyalah Mikha kepadanya:
"Engkau dari mana?" Jawabnya kepadanya: "Aku orang Lewi dari
Betlehem-Yehuda, dan aku pergi untuk menetap sebagai pendatang di mana saja aku
mendapat tempat."
17:10 Lalu kata Mikha kepadanya:
"Tinggallah padaku dan jadilah bapak dan imam bagiku; maka setiap tahun
aku akan memberikan kepadamu sepuluh uang perak, sepasang pakaian serta
makananmu."
17:11 Orang Lewi itu setuju untuk tinggal
padanya. Maka orang muda itu menjadi seperti salah seorang anaknya sendiri.
17:12 Mikha mentahbiskan orang Lewi itu;
orang muda itu menjadi imamnya dan diam di rumah Mikha.
17:13 Lalu kata Mikha: "Sekarang tahulah
aku, bahwa TUHAN akan berbuat baik kepadaku, karena ada seorang Lewi menjadi
imamku."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.