Jumat, 15 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Ayub 2:3-10
“Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau
berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari
Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub
tidak berbuat dosa dengan bibirnya.” (Ayb 2:10)
Ayub yang Luar
Biasa
Saya sempat tertinggal menulis renungan ini
selama sekitar satu minggu, karena saya saat itu sedang menderita sakit yang
dikatakan orang sebagai “Campak Jerman” atau Rubella. Ciri penyakit tersebut adalah demam tinggi dan kemudian
muncul bercak-bercak merah atau bintik-bintik merah yang sangat gatal dan
membuat saya ingin menggaruknya. Dan memang selama beberapa hari saya cukup
tersiksa oleh rasa gatal di seluruh tubuh saya.
Ketika saya merasakan sakit gatal yang
seperti itu, saya teringat dengan kisah Ayub di dalam Alkitab. Apa yang dialami
Ayub memang karena Iblis walaupun memang atas izin dan kehendak Tuhan. Iblis
telah terlebih dahulu meminta izin Tuhan untuk mengambil seluruh harta
miliknya, termasuk anak-anaknya (ay. 3). Akan tetapi Iblis juga meminta kepada
Tuhan untuk juga boleh mengganggu tubuhnya dengan penyakit (ay. 4-5). Tuhan pun
mengizinkan, akan tetapi Tuhan meminta agar apa yang Iblis lakukan tidak sampai
menghilangkan nyawa Ayub (ay. 6).
Saat itulah Iblis menimpakan penyakit kepada
Ayub, yaitu barah yang busuk dari kepala hingga kaki Ayub (ay. 7). Penyakit itu begitu berat, tidak hanya
berbau busuk tetapi sangat gatal sehingga Ayub harus mengambil sekeping beling
(kaca) untuk menggaruk-garuk badannya (ay. 8). Saya sendiri yang terkena
penyakit campak saja sudah merasa sangat gatal, tetapi itu pun tidak dapat
dibandingkan dengan penyakit yang diderita Ayub. Bahkan mungkin rasa sakit dan
gatal yang saya rasakan hanya seperseribu atau sepersepuluhribu dari apa yang
dirasakan Ayub saat itu.
Isteri Ayub yang melihat keadaan Ayub saja
sampai bertanya kepada Ayub, apakah ia masih mau tetap bertekun dalam iman kepada Allahnya? Isteri
Ayub yang merupakan orang terdekat di sisi Ayub saja sampai berkata “Kutukilah
Allahmu dan matilah” (ay. 9). Bayangkan jika orang terdekat kita sampai berkata
hal seperti itu, bagaimana perasaan kita? Belum ditambah lagi dengan kondisi
dimana kita kehilangan seluruh harta benda dan anak-anak kita, serta kita
sendiri menderita penyakit yang membuat kita tidak nyaman dari ujung kepala
hingga ujung kaki.
Tetapi perhatikan apa yang dikatakan Ayub, “Apakah
kita hanya mau menerima yang baik dari Allah tetapi tidak mau menerima yang
buruk?” (ay. 10a). Alkitab mengatakan bahwa dalam segala pencobaan yang dialami
Ayub, ia sama sekali tidak berbuat dosa dengan bibirnya. Ia tidak mengucapkan
kata-kata hujat kepada Allah, bahkan mengeluh pun tidak. Ia menerima sepenuhnya
apa yang Allah berikan, walaupun penderitaan yang ia alami begitu berat untuk
ukuran manusia.
Kita harus belajar dari Ayub. Dalam segala
perkara yang ia alami, ia tetap bersyukur kepada Tuhan dan tidak pernah mengeluh
kepada Tuhan. Ia tahu Tuhan adalah Tuhan yang adil, dan dalam keadaan yang
tidak adil yang menimpa dirinya sekalipun, ia tidak pernah menyalahkan Tuhan.
Dalam segala penyakit yang ia derita, dalam segala kesesakan dan penderitaan,
Ayub tetap menguatkan dirinya, sehingga ia mampu menanggung semuanya itu.
Bagaimana dengan kita? Apakah selama ini kita
berpikir bahwa mengiring Tuhan itu selalu enak? Apakah selama ini kita berpikir
bahwa ketika kita mengikut Tuhan maka
Tuhan akan melindungi kita dari segala masalah? Ingat bahwa kadang-kadang Tuhan
pun mengizinkan masalah datang agar kita iman kita bisa naik tingkatan. Ketika hidup
kita tidak seperti apa yang kita inginkan, mari kita bersikap seperti Ayub,
yang tetap percaya kepada Tuhan, bahkan menjaga bibirnya agar tidak mengucapkan
hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Sanggupkah kita?
Bacaan Alkitab: Ayub 2:3-10
2:3 Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah
engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti
dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi
kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk
Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."
2:4 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN:
"Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti
nyawanya.
2:5 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah
tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
2:6 Maka firman TUHAN kepada Iblis:
"Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."
2:7 Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN,
lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke
batu kepalanya.
2:8 Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk
menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.
2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya:
"Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan
matilah!"
2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya:
"Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang
baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya
itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.