Selasa, 19 Februari 2013

Ayub yang Luar Biasa



Jumat, 15 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Ayub 2:3-10
Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.” (Ayb 2:10)


Ayub yang Luar Biasa


Saya sempat tertinggal menulis renungan ini selama sekitar satu minggu, karena saya saat itu sedang menderita sakit yang dikatakan orang sebagai “Campak Jerman” atau Rubella. Ciri penyakit tersebut adalah demam tinggi dan kemudian muncul bercak-bercak merah atau bintik-bintik merah yang sangat gatal dan membuat saya ingin menggaruknya. Dan memang selama beberapa hari saya cukup tersiksa oleh rasa gatal di seluruh tubuh saya.

Ketika saya merasakan sakit gatal yang seperti itu, saya teringat dengan kisah Ayub di dalam Alkitab. Apa yang dialami Ayub memang karena Iblis walaupun memang atas izin dan kehendak Tuhan. Iblis telah terlebih dahulu meminta izin Tuhan untuk mengambil seluruh harta miliknya, termasuk anak-anaknya (ay. 3). Akan tetapi Iblis juga meminta kepada Tuhan untuk juga boleh mengganggu tubuhnya dengan penyakit (ay. 4-5). Tuhan pun mengizinkan, akan tetapi Tuhan meminta agar apa yang Iblis lakukan tidak sampai menghilangkan nyawa Ayub (ay. 6).

Saat itulah Iblis menimpakan penyakit kepada Ayub, yaitu barah yang busuk dari kepala hingga kaki Ayub (ay.  7). Penyakit itu begitu berat, tidak hanya berbau busuk tetapi sangat gatal sehingga Ayub harus mengambil sekeping beling (kaca) untuk menggaruk-garuk badannya (ay. 8). Saya sendiri yang terkena penyakit campak saja sudah merasa sangat gatal, tetapi itu pun tidak dapat dibandingkan dengan penyakit yang diderita Ayub. Bahkan mungkin rasa sakit dan gatal yang saya rasakan hanya seperseribu atau sepersepuluhribu dari apa yang dirasakan Ayub saat itu. 

Isteri Ayub yang melihat keadaan Ayub saja sampai bertanya kepada Ayub, apakah ia masih mau tetap  bertekun dalam iman kepada Allahnya? Isteri Ayub yang merupakan orang terdekat di sisi Ayub saja sampai berkata “Kutukilah Allahmu dan matilah” (ay. 9). Bayangkan jika orang terdekat kita sampai berkata hal seperti itu, bagaimana perasaan kita? Belum ditambah lagi dengan kondisi dimana kita kehilangan seluruh harta benda dan anak-anak kita, serta kita sendiri menderita penyakit yang membuat kita tidak nyaman dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Tetapi perhatikan apa yang dikatakan Ayub, “Apakah kita hanya mau menerima yang baik dari Allah tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (ay. 10a). Alkitab mengatakan bahwa dalam segala pencobaan yang dialami Ayub, ia sama sekali tidak berbuat dosa dengan bibirnya. Ia tidak mengucapkan kata-kata hujat kepada Allah, bahkan mengeluh pun tidak. Ia menerima sepenuhnya apa yang Allah berikan, walaupun penderitaan yang ia alami begitu berat untuk ukuran manusia. 

Kita harus belajar dari Ayub. Dalam segala perkara yang ia alami, ia tetap bersyukur kepada Tuhan dan tidak pernah mengeluh kepada Tuhan. Ia tahu Tuhan adalah Tuhan yang adil, dan dalam keadaan yang tidak adil yang menimpa dirinya sekalipun, ia tidak pernah menyalahkan Tuhan. Dalam segala penyakit yang ia derita, dalam segala kesesakan dan penderitaan, Ayub tetap menguatkan dirinya, sehingga ia mampu menanggung semuanya itu. 

Bagaimana dengan kita? Apakah selama ini kita berpikir bahwa mengiring Tuhan itu selalu enak? Apakah selama ini kita berpikir bahwa ketika kita  mengikut Tuhan maka Tuhan akan melindungi kita dari segala masalah? Ingat bahwa kadang-kadang Tuhan pun mengizinkan masalah datang agar kita iman kita bisa naik tingkatan. Ketika hidup kita tidak seperti apa yang kita inginkan, mari kita bersikap seperti Ayub, yang tetap percaya kepada Tuhan, bahkan menjaga bibirnya agar tidak mengucapkan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Sanggupkah kita?


Bacaan Alkitab: Ayub 2:3-10
2:3 Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."
2:4 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.
2:5 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
2:6 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."
2:7 Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.
2:8 Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.
2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.