Rabu, 20 Februari 2013

Pemimpin yang Melayani



Senin, 18 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Matius 20:25-28
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu.” (Mat 20:26-27)


Pemimpin yang Melayani


Sekitar 10 hingga 15 tahun yang lalu, mungkin tidak akan ada pernah orang yang menyangka bahwa seorang pemimpin negara ini harus memiliki sikap yang mau melayani rakyat. Banyak orang yang berpendapat dan berpandangan bahwa ketika mereka menjadi pemimpin di dalam pemerintahan, mereka seharusnya menjadi pihak yang dilayani. Oleh karena itu banyak orang berlomba-lomba menjadi pejabat, bahkan hingga mengeluarkan uang dalam jumlah yang tidak sedikit, karena ketika mereka sudah menjadi pejabat, maka mereka dapat melakukan segala sesuatu yang mereka inginkan, bahkan mereka dapat merasakan nikmatnya dilayani oleh orang banyak.

Akan tetapi, saat ini keadaan sudah banyak  berubah. Di ibukota, rakyat pun sudah memilih seorang gubernur baru yang memiliki sifat mau melayani daripada dilayani. Sang gubernur pun rela “blusukan” ke tempat-tempat kumuh untuk melihat dari dekat apa yang dibutuhkan rakyatnya. Saat ini pun di banyak kota dan banyak negara, orang-orang seperti inilah yang mulai  muncul sebagai pemimpin. Mengapa? Karena saat ini rakyat mendambakan para pemimpin yang  tidak hanya ingin dilayani, tetapi yang justru mau melayani rakyatnya, atau minimal mendengarkan suara rakyat.

Fenomena ini sudah terlebih dahulu diungkapkan dalam Alkitab oleh Tuhan Yesus sendiri. Ketika murid-muridnya bertengkar untuk menjadi yang terbesar atau yang terutama di antara mereka, Tuhan Yesus memanggil mereka secara khusus untuk mengajarkan prinsip dan kebenaran ini. Memang saat itu pemerintah dan raja-raja memerintah rakyatnya dengan keras dan tangan besi (ay. 25). Tetapi Yesus mengatakan bahwa dalam kerajaan Surga, mereka harus melihat dengan sudut pandang yang berbeda. Mereka harus menjadikan sikap saling melayani sebagai sikap yang terbesar (ay. 26). Bahkan dalam bahasa yang lebih ekstrem, sikap menghamba juga harus menjadi ciri dari para pengikut Tuhan Yesus (ay. 27).

Hal ini tidak lepas dari pola kerajaan Surga yang memang harus mendudukkan Tuhan sebagai yang terutama. Manusia harus menyembah dan melayani Tuhan sebagai satu-satunya Tuhan. Oleh karena itu, ketika dalam jemaat Tuhan ternyata orang-orang memiliki pola pikir duniawi, maka hal tersebut akan mengacaukan jemaat Tuhan. Tuhan Yesus sendiri memberi contoh bagaimana Ia datang ke dunia untuk melayani dan bukan untuk dilayani (ay. 28). Tuhan Yesus bahkan pernah membasuh kaki murid-muridNya dalam perjamuan malam terakhir (Yoh 13:12-14). Ini menunjukkan betapa Tuhan Yesus sangat mementingkan sikap saling melayani yang harus dimiliki oleh setiap jemaat Tuhan. Bahkan seseorang yang menjadi pemimpin jemaat, justru orang tersebut harus memiliki sikap yang paling melayani di antara orang-orang lainnya.

Menjadi pertanyaan jika kita yang sudah menjadi hamba Tuhan tetapi justru kita belum memiliki sikap sebagai seorang pelayan atau hamba. Itulah mengapa mencari pendeta yang bisa berkhotbah dengan baik itu sangatlah mudah, tetapi sangat sulit mencari pendeta yang memiliki sikap hamba yang mau melayani jemaatnya dengan tulus dan sepenuh hati. Hari ini, mari kita belajar untuk merendahkan diri kita dan belajar untuk melayani orang lain. Memang tidak mudah, tetapi ketika kita mau belajar dari Tuhan Yesus, maka kita akan semakin serupa denganNya, dan memiliki karakter seperti karakter Yesus yang mau melayani dan tidak hanya sekedar minta dilayani.


Bacaan Alkitab: Matius 20:25-28
20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.