Senin, 18 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Matius 20:25-28
“Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa
ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan
barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi
hambamu.” (Mat 20:26-27)
Pemimpin yang
Melayani
Sekitar 10 hingga 15 tahun yang lalu, mungkin
tidak akan ada pernah orang yang menyangka bahwa seorang pemimpin negara ini
harus memiliki sikap yang mau melayani rakyat. Banyak orang yang berpendapat dan
berpandangan bahwa ketika mereka menjadi pemimpin di dalam pemerintahan, mereka
seharusnya menjadi pihak yang dilayani. Oleh karena itu banyak orang
berlomba-lomba menjadi pejabat, bahkan hingga mengeluarkan uang dalam jumlah
yang tidak sedikit, karena ketika mereka sudah menjadi pejabat, maka mereka
dapat melakukan segala sesuatu yang mereka inginkan, bahkan mereka dapat
merasakan nikmatnya dilayani oleh orang banyak.
Akan tetapi, saat ini keadaan sudah
banyak berubah. Di ibukota, rakyat pun
sudah memilih seorang gubernur baru yang memiliki sifat mau melayani daripada
dilayani. Sang gubernur pun rela “blusukan”
ke tempat-tempat kumuh untuk melihat dari dekat apa yang dibutuhkan rakyatnya.
Saat ini pun di banyak kota dan banyak negara, orang-orang seperti inilah yang
mulai muncul sebagai pemimpin. Mengapa?
Karena saat ini rakyat mendambakan para pemimpin yang tidak hanya ingin dilayani, tetapi yang justru
mau melayani rakyatnya, atau minimal mendengarkan suara rakyat.
Fenomena ini sudah terlebih dahulu
diungkapkan dalam Alkitab oleh Tuhan Yesus sendiri. Ketika murid-muridnya
bertengkar untuk menjadi yang terbesar atau yang terutama di antara mereka,
Tuhan Yesus memanggil mereka secara khusus untuk mengajarkan prinsip dan
kebenaran ini. Memang saat itu pemerintah dan raja-raja memerintah rakyatnya
dengan keras dan tangan besi (ay. 25). Tetapi Yesus mengatakan bahwa dalam
kerajaan Surga, mereka harus melihat dengan sudut pandang yang berbeda. Mereka
harus menjadikan sikap saling melayani sebagai sikap yang terbesar (ay. 26).
Bahkan dalam bahasa yang lebih ekstrem, sikap menghamba juga harus menjadi ciri
dari para pengikut Tuhan Yesus (ay. 27).
Hal ini tidak lepas dari pola kerajaan Surga
yang memang harus mendudukkan Tuhan sebagai yang terutama. Manusia harus
menyembah dan melayani Tuhan sebagai satu-satunya Tuhan. Oleh karena itu,
ketika dalam jemaat Tuhan ternyata orang-orang memiliki pola pikir duniawi,
maka hal tersebut akan mengacaukan jemaat Tuhan. Tuhan Yesus sendiri memberi
contoh bagaimana Ia datang ke dunia untuk melayani dan bukan untuk dilayani
(ay. 28). Tuhan Yesus bahkan pernah membasuh kaki murid-muridNya dalam
perjamuan malam terakhir (Yoh 13:12-14). Ini menunjukkan betapa Tuhan Yesus
sangat mementingkan sikap saling melayani yang harus dimiliki oleh setiap
jemaat Tuhan. Bahkan seseorang yang menjadi pemimpin jemaat, justru orang
tersebut harus memiliki sikap yang paling melayani di antara orang-orang
lainnya.
Menjadi pertanyaan jika kita yang sudah
menjadi hamba Tuhan tetapi justru kita belum memiliki sikap sebagai seorang
pelayan atau hamba. Itulah mengapa mencari pendeta yang bisa berkhotbah dengan
baik itu sangatlah mudah, tetapi sangat sulit mencari pendeta yang memiliki
sikap hamba yang mau melayani jemaatnya dengan tulus dan sepenuh hati. Hari
ini, mari kita belajar untuk merendahkan diri kita dan belajar untuk melayani
orang lain. Memang tidak mudah, tetapi ketika kita mau belajar dari Tuhan
Yesus, maka kita akan semakin serupa denganNya, dan memiliki karakter seperti
karakter Yesus yang mau melayani dan tidak hanya sekedar minta dilayani.
Bacaan Alkitab: Matius 20:25-28
20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu
berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah
rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan
keras atas mereka.
20:26 Tidaklah demikian di antara kamu.
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka
di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.