Kamis, 14 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Roma 4:18-22
“Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia
mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira
seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah
ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan
ia memuliakan Allah.” (Rm 4:19-20)
Kekuatan Iman
Mengalahkan Kelemahan Fisik
Salah satu tokoh dalam Alkitab yang
diakui di tiga agama monotheisme terbesar di dunia (Islam, Kristen, dan Yahudi)
adalah Abraham. Ketiga agama tersebut sama-sama mengakui Abraham sebagai Bapa
mereka. Tidak salah memang, karena Abraham merupakan salah satu tokoh yang luar
biasa, bahkan Alkitab pun mencatat Abraham sebagai seorang tokoh iman yang luar
biasa.
Apa yang menyebabkan Abraham dikatakan sebagai tokoh iman bahkan sebagai pahlawan iman? Salah satunya adalah karena Abraham memiliki iman yang luar biasa, yang dapat melihat jauh menembus kenyataan yang ada. Tuhan telah berfirman kepada Abraham bahwa nantinya ia akan menjadi bapa banyak bangsa, dengan keturunan yang begitu banyak dan tak terhitung. Akan tetapi, secara manusia, hal itu nyaris mustahil, karena usianya yang sudah sangat tua, yaitu mencapai 100 tahun, dan isterinya pun sudah tua dan mati haid (ay. 19b). Alkitab menggambarkan kondisi ini sebagai kondisi dimana “tidak ada dasar untuk berharap” (ay. 18).
Ya memang secara manusia, sudah tidak ada
dasar baginya untuk berharap memiliki keturunan yang banyak. Usia yang sudah
mencapai 100 tahun dan belum ada anak dari isterinya, Sara. Saya yakin kondisi fisik
Abraham mungkin sudah tidak seperti ketika ia masih berumur sekitar 30 atau 40
tahun. Ia sudah semakin lemah. Fisiknya mungkin sudah tidak sekuat dulu lagi.
Akan tetapi, perhatikan ayat 19 yang menyatakan bahwa iman Abraham justru tidak
menjadi lemah (ay. 19a). Iman Abraham bertolak belakang dengan kondisi
fisiknya. Imannya justru semakin meningkat ke tingkatan dimana ia tidak bimbang
dengan janji Allah yang sudah dinyatakan Allah sebelumnya (ay. 20). Ia tidak
bimbang dalam ketidakpercayaan, tetapi justru imannya semakin diperkuat, karena
ia tahu dan ia yakin bahwa Allah yang ia sembah adalah Allah yang luar biasa,
yang mampu untuk melakukan dan melaksanakan apa yang telah ia janjikan (ay.
21).
Ini adalah poin penting dari ayat-ayat Alkitab
yang kita baca hari ini. Kebenaran terindah adalah bahwa Tuhan yang kita
sembah, adalah Tuhan yang memiliki kuasa yang jauh lebih besar daripada apa
yang dapat kita pikirkan (ay. 21-22). Tuhan kita jauh lebih besar daripada
logika kita. Tuhan pun punya kuasa untuk melakukan apapun yang Ia telah
janjikan kepada kita. Dimana kita bisa menemukan janji-janji Tuhan? Tidak lain
dan tidak bukan di dalam Alkitab. Alkitab inilah Firman Tuhan yang berisi
begitu banyak janji-janji Tuhan dalam kehidupan kita. Janji keselamatan, janji
kesembuhan, janji pemulihan, janji perlindungan, janji berkat, dan janji-janji
lainnya yang tertulis dalam Alkitab. Sudahkah kita mengimani dan mengamini janji-janji
Tuhan tersebut?
Jika kemudian kita merasa bahwa Tuhan belum
menepati janjiNya kepada kita, persoalannya bukan terletak pada sisi Tuhan.
Justru persoalannya itu terletak di sisi kita, apakah selama ini kita sudah
hidup dengan benar menurut jalan Tuhan? Atau justru kehidupan kita masih “naik
turun” karena kita belum sungguh-sungguh mengiring Tuhan? Mari kita belajar
dari Abraham, yang tidak membiarkan faktor-faktor lain menurunkan kualitas
imannya. Iman Abraham justru semakin naik dan kuat ketika kondisi fisiknya
semakin menurun. Demikian juga dengan iman kita. Apapun faktor yang ada, iman
kita juga harus semakin bertambah kuat dan besar, sehingga dapat mengatasi
segala hal yang ada di dalam kehidupan kita.
Bacaan Alkitab: Roma 4:18-22
4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk
berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa
banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya
nanti keturunanmu."
4:19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia
mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira
seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
4:20 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak
bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia
memuliakan Allah,
4:21 dengan penuh keyakinan, bahwa Allah
berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
4:22 Karena itu hal ini diperhitungkan
kepadanya sebagai kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.