Senin, 18 Februari 2013

Kekuatan Iman Mengalahkan Kelemahan Fisik



Kamis, 14 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Roma 4:18-22
Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah.” (Rm 4:19-20)


Kekuatan Iman Mengalahkan Kelemahan Fisik

 
Salah satu  tokoh dalam Alkitab yang diakui di tiga agama monotheisme terbesar di dunia (Islam, Kristen, dan Yahudi) adalah Abraham. Ketiga agama tersebut sama-sama mengakui Abraham sebagai Bapa mereka. Tidak salah memang, karena Abraham merupakan salah satu tokoh yang luar biasa, bahkan Alkitab pun mencatat Abraham sebagai seorang tokoh iman yang luar biasa.

Apa yang menyebabkan Abraham dikatakan sebagai tokoh iman bahkan sebagai pahlawan iman? Salah satunya adalah karena Abraham memiliki iman yang luar biasa, yang dapat melihat jauh menembus kenyataan yang ada. Tuhan telah berfirman kepada Abraham bahwa nantinya ia akan menjadi bapa banyak bangsa, dengan keturunan yang begitu banyak dan tak terhitung. Akan tetapi, secara manusia, hal itu nyaris mustahil, karena usianya yang sudah sangat tua, yaitu mencapai 100 tahun, dan isterinya pun sudah tua dan mati haid (ay. 19b). Alkitab menggambarkan kondisi ini sebagai kondisi dimana “tidak ada dasar untuk berharap” (ay. 18).

Ya memang secara manusia, sudah tidak ada dasar baginya untuk berharap memiliki keturunan yang banyak. Usia yang sudah mencapai 100 tahun dan belum ada anak dari isterinya, Sara. Saya yakin kondisi fisik Abraham mungkin sudah tidak seperti ketika ia masih berumur sekitar 30 atau 40 tahun. Ia sudah semakin lemah. Fisiknya mungkin sudah tidak sekuat dulu lagi. Akan tetapi, perhatikan ayat 19 yang menyatakan bahwa iman Abraham justru tidak menjadi lemah (ay. 19a). Iman Abraham bertolak belakang dengan kondisi fisiknya. Imannya justru semakin meningkat ke tingkatan dimana ia tidak bimbang dengan janji Allah yang sudah dinyatakan Allah sebelumnya (ay. 20). Ia tidak bimbang dalam ketidakpercayaan, tetapi justru imannya semakin diperkuat, karena ia tahu dan ia yakin bahwa Allah yang ia sembah adalah Allah yang luar biasa, yang mampu untuk melakukan dan melaksanakan apa yang telah ia janjikan (ay. 21).

Ini adalah poin penting dari ayat-ayat Alkitab yang kita baca hari ini. Kebenaran terindah adalah bahwa Tuhan yang kita sembah, adalah Tuhan yang memiliki kuasa yang jauh lebih besar daripada apa yang dapat kita pikirkan (ay. 21-22). Tuhan kita jauh lebih besar daripada logika kita. Tuhan pun punya kuasa untuk melakukan apapun yang Ia telah janjikan kepada kita. Dimana kita bisa menemukan janji-janji Tuhan? Tidak lain dan tidak bukan di dalam Alkitab. Alkitab inilah Firman Tuhan yang berisi begitu banyak janji-janji Tuhan dalam kehidupan kita. Janji keselamatan, janji kesembuhan, janji pemulihan, janji perlindungan, janji berkat, dan janji-janji lainnya yang tertulis dalam Alkitab. Sudahkah kita mengimani dan mengamini janji-janji Tuhan tersebut?

Jika kemudian kita merasa bahwa Tuhan belum menepati janjiNya kepada kita, persoalannya bukan terletak pada sisi Tuhan. Justru persoalannya itu terletak di sisi kita, apakah selama ini kita sudah hidup dengan benar menurut jalan Tuhan? Atau justru kehidupan kita masih “naik turun” karena kita belum sungguh-sungguh mengiring Tuhan? Mari kita belajar dari Abraham, yang tidak membiarkan faktor-faktor lain menurunkan kualitas imannya. Iman Abraham justru semakin naik dan kuat ketika kondisi fisiknya semakin menurun. Demikian juga dengan iman kita. Apapun faktor yang ada, iman kita juga harus semakin bertambah kuat dan besar, sehingga dapat mengatasi segala hal yang ada di dalam kehidupan kita.



Bacaan Alkitab: Roma 4:18-22
4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
4:19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
4:20 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
4:21 dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
4:22 Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.