Kamis, 07 Februari 2013

Hati-hati dengan Hati



Senin, 11 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Yeremia 17:9-10
Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” (Yer 17:9)


Hati-hati dengan Hati


Siapa yang tahu hati seseorang? Ya, jika pertanyaan itu ditanyakan kepada kita, mungkin kita akan teringat tentang seseorang yang dahulu pernah menyakiti kita. Mungkin orang tersebut dari luar terlihat seperti orang yang baik atau orang yang tulus. Senyum di bibirnya, gerak tubuhnya, atau mungkin perkataannya sangat lembut, sehingga kita tidak berpikir bahwa ia ternyata memiliki  hati yang jahat seperti ular berbisa, yang siap menerkam kita ketika kita lengah.

Memang tidak ada yang tahu isi hati seseorang. Bahkan ilmuwan yang paling pintar sekalipun, belum dapat membuat alat yang dapat membaca isi hati seseorang. Manusia hanya bisa mengira-ngira, bagaimana isi hati seseorang dengan melihat penampilan dari luarnya. Sayangnya, hal tersebut tidak dapat menjamin bahwa hasilnya 100% akurat.

Memang Alkitab juga sudah menuliskan bahwa hati itu sangat licik, bahkan jauh lebih licik daripada segala sesuatu yang lain (ay. 9a). Orang tidak dapat memperkirakan bagaimana isi hati seseorang hanya dari penampilan luarnya. Bagaimana mungkin kita bisa mengetahui bahwa seseorang memiliki  hati yang sudah keras dan membatu dari luar (ay. 9b)? Kadang-kadang orang yang terlihat lemah dan lembut justru memiliki hati yang keras.

Penampilan dapat menipu manusia, akan tetapi hal tersebut tidak akan dapat menipu Tuhan. Mengapa demikian? Tuhan adalah Tuhan yang menciptakan manusia, termasuk hati manusia. Ia mampu menyelidiki hati manusia hingga yang terdalam sekalipun. Ia mampu menguji batin manusia, untuk mencari tahu apakah ia memiliki batin yang benar di hadapan Tuhan (ay. 10a). Jadi, jika manusia hanya bisa melihat dari luar, maka Tuhan pun dapat melihat dari dalam hati dan menghakimi orang tersebut, setimpal dengan perbuatannya, dan tentu saja setimpal dengan isi hatinya (ay. 10b). Mungkin orang tersebut tidak pernah membunuh seseorang, tetapi jika di dalam hatinya ia sudah merencanakan yang jahat, Tuhan pun sanggup menghakimi orang tersebut.

Jadi bagaimana kita harus bersikap? Jika kita tahu bahwa hati itu sangat licik, maka kita harus berhati-hati dalam menggunakan hati kita. Kita harus menjaga hati kita dengan sangat hati-hati (Ams 4:32). Kita pun harus menjaga hati kita karena segala sesuatu yang kita ucapkan, sesungguhnya berasal dari hati (Mat 15:18).

Sudahkah kita menyerahkan hati kita kepada Tuhan? Ingat bahwa hanya Tuhanlah yang mampu menyelidiki hati seseorang. Jika kita mengalami sakit hati karena orang lain, maka tidak ada dokter manapun di dunia ini yang dapat menyembuhkannya. Hanya Tuhanlah yang mampu menyembuhkan luka di hati kita dengan sempurna. Oleh karena itu, bagian kita adalah menjaga hati kita dengan sebaik-baiknya, agar jangan sampai hati kita terluka karena sesuatu hal. Di sisi lain, kita juga harus tetap berhati-hati dengan orang lain yang terlihat baik di luar, karena bisa jadi hatinya tidak setulus penampilannya. Hati-hati dengan hati, karena hanya Tuhan yang mampu melihat hati.


Bacaan Alkitab: Yeremia 17:9-10
17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
17:10 Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.