Senin, 11 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Yeremia 17:9-10
“Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada
segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” (Yer 17:9)
Hati-hati dengan Hati
Siapa yang tahu hati seseorang? Ya, jika
pertanyaan itu ditanyakan kepada kita, mungkin kita akan teringat tentang
seseorang yang dahulu pernah menyakiti kita. Mungkin orang tersebut dari luar
terlihat seperti orang yang baik atau orang yang tulus. Senyum di bibirnya,
gerak tubuhnya, atau mungkin perkataannya sangat lembut, sehingga kita tidak
berpikir bahwa ia ternyata memiliki hati
yang jahat seperti ular berbisa, yang siap menerkam kita ketika kita lengah.
Memang tidak ada yang tahu isi hati
seseorang. Bahkan ilmuwan yang paling pintar sekalipun, belum dapat membuat
alat yang dapat membaca isi hati seseorang. Manusia hanya bisa mengira-ngira,
bagaimana isi hati seseorang dengan melihat penampilan dari luarnya. Sayangnya,
hal tersebut tidak dapat menjamin bahwa hasilnya 100% akurat.
Memang Alkitab juga sudah menuliskan bahwa
hati itu sangat licik, bahkan jauh lebih licik daripada segala sesuatu yang
lain (ay. 9a). Orang tidak dapat memperkirakan bagaimana isi hati seseorang
hanya dari penampilan luarnya. Bagaimana mungkin kita bisa mengetahui bahwa
seseorang memiliki hati yang sudah keras
dan membatu dari luar (ay. 9b)? Kadang-kadang orang yang terlihat lemah dan
lembut justru memiliki hati yang keras.
Penampilan dapat menipu manusia, akan tetapi
hal tersebut tidak akan dapat menipu Tuhan. Mengapa demikian? Tuhan adalah
Tuhan yang menciptakan manusia, termasuk hati manusia. Ia mampu menyelidiki
hati manusia hingga yang terdalam sekalipun. Ia mampu menguji batin manusia, untuk
mencari tahu apakah ia memiliki batin yang benar di hadapan Tuhan (ay. 10a). Jadi,
jika manusia hanya bisa melihat dari luar, maka Tuhan pun dapat melihat dari
dalam hati dan menghakimi orang tersebut, setimpal dengan perbuatannya, dan
tentu saja setimpal dengan isi hatinya (ay. 10b). Mungkin orang tersebut tidak
pernah membunuh seseorang, tetapi jika di dalam hatinya ia sudah merencanakan
yang jahat, Tuhan pun sanggup menghakimi orang tersebut.
Jadi bagaimana kita harus bersikap? Jika kita
tahu bahwa hati itu sangat licik, maka kita harus berhati-hati dalam
menggunakan hati kita. Kita harus menjaga hati kita dengan sangat hati-hati
(Ams 4:32). Kita pun harus menjaga hati kita karena segala sesuatu yang kita
ucapkan, sesungguhnya berasal dari hati (Mat 15:18).
Sudahkah kita menyerahkan hati kita kepada
Tuhan? Ingat bahwa hanya Tuhanlah yang mampu menyelidiki hati seseorang. Jika
kita mengalami sakit hati karena orang lain, maka tidak ada dokter manapun di
dunia ini yang dapat menyembuhkannya. Hanya Tuhanlah yang mampu menyembuhkan
luka di hati kita dengan sempurna. Oleh karena itu, bagian kita adalah menjaga
hati kita dengan sebaik-baiknya, agar jangan sampai hati kita terluka karena
sesuatu hal. Di sisi lain, kita juga harus tetap berhati-hati dengan orang lain
yang terlihat baik di luar, karena bisa jadi hatinya tidak setulus
penampilannya. Hati-hati dengan hati, karena hanya Tuhan yang mampu melihat
hati.
Bacaan Alkitab: Yeremia 17:9-10
17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari
pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
17:10 Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang
menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan
tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.