Jumat, 22 Februari 2013

Pintu Gerbang Surga



Kamis, 21 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Kejadian 28:16-19
Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."” (Kej 28:17)


Pintu Gerbang Surga


Saat ini sedang menjadi tren bahwa hampir semua perumahan yang dibangun sekitar tahun 2010 ke atas, cenderung membuat pintu gerbang yang megah. Saya sendiri pernah masuk ke suatu perumahan, dimana pintu gerbangnya sangat megah, jalannya sangat lebar, penuh dengan taman yang indah, tapi ternyata rumah yang dijual sangat jauh dari pintu gerbang. Mungkin jarak antara pintu gerbang ke daerah perumahan mencapai lebih dari tiga kilometer. Akan tetapi banyak para pengembang (developer) yang ingin membuat kesan pertama yang indah tentang perumahan mereka, dan salah satunya adalah dengan mempercantik daerah pintu gerbang mereka.

Dalam Alkitab, ada beberapa kali frasa “pintu gerbang” dituliskan, akan tetapi pertama kali frasa “pintu gerbang surga” adalah dalam bagian Alkitab kita hari ini. Yakub, yang sedang berada dalam perjalanan menuju Haran untuk mengambil isteri dari kaum Ribka, ibunya, bermalam di suatu daerah. Ia kemudian tertidur dan dalam mimpinya ia melihat suatu tangga yang sampai ke langit dan para malaikat naik dan turun di tangga tersebut. Saat bangun, Yakub pun berkata, “Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini, tetapi aku tidak mengetahuinya” (ay. 16).

Memang Tuhan pun ada di mana-mana. Tetapi pada masa itu, banyak manusia “mengeramatkan” tempat-tempat tertentu. Mereka berpandangan bahwa ada tempat-tempat tertentu dimana Tuhan bisa hadir. Ketika mereka menganggap suatu tempat adalah tempat yang sakral, maka mereka akan mendirikan mezbah bagi Tuhan. Hal ini bahkan terbawa hingga masa kerajaan Israel, dimana bangsa Israel memilih Yerusalem sebagai tempat mendirikan bait Allah. Bangsa Israel berpandangan bahwa Tuhan hadir di bait Allah tersebut, sehingga seluruh rakyat Israel pun datang kesana untuk mempersembahkan korban dan melakukan ibadah mereka.

Yakub pun menyadari bahwa tempat dimana ia tidur semalam bukanlah tempat biasa. Para malaikat naik turun di tangga menuju surga, sehingga ia pun menyebut tempat tersebut sebagai “Betel” (ay. 19), yang artinya adalah rumah Allah, pintu gerbang surga (ay. 17). Pintu gerbang surga adalah hal pertama yang akan kita lihat sebelum kita masuk ke dalam surga. Pintu gerbang surga adalah tempat dimana para malaikat keluar masuk. Yakub pun mengambil batu yang dipakainya tidur dan mendirikannya sebagai tugu lalu menuang minyak ke atasnya (ay. 18). Jika kita membaca kitab-kitab selanjutnya maka kita akan menemukan bagaimana Betel menjadi suatu tempat dimana Tuhan sering menyatakan diriNya.

Berbeda dengan masa di Perjanjian Lama, di Perjanjian Baru, kita yang telah percaya kepada Tuhan Yesus dan telah menerima Roh Kudus, kita sendiri adalah bait Allah. Artinya adalah Tuhan tidak lagi memilih suatu tempat sebagai tempat Ia hadir, tetapi Ia kini hadir di setiap diri  anak-anakNya, yaitu Roh Kudus yang tinggal di hati kita. Tubuh kita adalah Bait Allah, dan kita wajib menjaga tubuh kita. Bisa dibilang bahwa tubuh kita ini juga merupakan pintu gerbang surga, dimana Tuhan bisa datang ke dalam hidup kita dan kita pun bisa datang kepada Tuhan.

Yakub menghargai Betel sebagai tempat dimana Tuhan hadir. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menghargai tempat dimana Tuhan hadir yaitu tubuh kita sendiri? Sudahkah kita menjaga kekudusan diri kita sehingga kita layak menjadi tempat dimana Tuhan hadir? Jagalah hidup kita sehingga hidup kita boleh memuliakan nama Tuhan senantiasa, sehingga orang lain pun bisa melihat kemuliaan dan hadirat Tuhan melalui kehidupan kita.



Bacaan Alkitab: Kejadian 28:16-19
28:16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya."
28:17 Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."
28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.
28:19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.