Selasa, 19 Februari 2013
Bacaan Alkitab: 2 Korintus 9:6-8
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut
kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah
mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” (2 Kor 9:7)
Memberi untuk Tuhan
Jika kita mau melihat kedewasaan seseorang,
kita dapat melihatnya dari satu sifat sederhana, yaitu apakah orang tersebut
lebih banyak memberi daripada menerima, atau justru sebaliknya. Kedewasaan akan
terlihat ketika seseorang lebih banyak memberi daripada menerima. Contoh paling
sederhana adalah ketika orang masih berpacaran ala remaja, orang tersebut pasti
lebih banyak menuntut pacarnya melakukan sesuatu untuknya. Ia akan meminta
dijemput, ditelepon, diajak jalan-jalan, dan sebagainya. Sementara, ketika
seseorang sudah dewasa dan menikah, orang tersebut akan lebih banyak melakukan
hal-hal untuk menyenangkan pasangannya, dan bukan meminta pasangannya melakukan
apa yang ia inginkan.
Demikian juga jika kita mau melihat seberapa
dewasa seseorang secara rohani, kita dapat melihatnya dari bagaimana orang
tersebut memberi untuk Tuhan. Memang masalah memberi untuk Tuhan ini sudah
prinsip kerajaan Surga. Kita lebih mengenal dengan istilah hukum tabur tuai.
Inti dari hukum tabur tuai adalah: Yang menabur sedikit akan menuai sedikit,
yang menabur banyak akan menuai banyak (ay. 6) dan apa yang ditabur adalah apa
yang akan dituai (Gal 6:7). Ada satu lagi kunci dalam memberi untuk Tuhan yaitu
kita harus memberi dengan sukacita dan bukan karena terpaksa (ay. 7). Ketika
kita mau memberi untuk Tuhan, bukan hanya jumlah pemberian kita yang dilihat
Tuhan, tetapi juga bagaimana hati kita ketika kita memberi untuk Tuhan.
Lalu apa saja yang harus kita berikan untuk
Tuhan? Memang ada beberapa hal yang kita harus berikan kepada Tuhan, yaitu:
Pertama, memberi waktu kita untuk Tuhan. Jika
kita perhatikan bahwa di Alkitab penuh dengan tata cara beribadah kepada Tuhan,
termasuk hari-hari raya bagi Tuhan. Hal yang paling sederhana saja, Firman
Tuhan memerintahkan kita untuk menguduskan hari Sabat bagi Tuhan (Kel 20:8-11).
Memang benar bahwa seluruh hidup kita selama 24 jam sehari harus kita beri
untuk Tuhan. Tetapi sebelum itu,
sudahkah kita menguduskan hari Sabat sebagai hari perhentian kita dari urusan
kita dan memberikan hari itu khusus bagi Tuhan? Tidak usah berbicara tentang
memberikan 24 jam sehari untuk Tuhan ketika setiap hari Minggu saja kita masih malas
untuk datang ke gereja.
Kedua, memberi tubuh kita untuk Tuhan. Ini
berbicara tentang mempersembahkan tubuh yang terbaik bagi Tuhan (Rm 12:1).
Bicara tentang mempersembahkan tubuh kita, hal tersebut juga berarti agar kita menjaga
tubuh kita dan tidak merusaknya (1 Kor 6:9). Ini berarti kita pun tidak boleh
merusak tubuh kita dengan makanan yang tidak sehat, rokok, narkoba, dan
sebagainya. Kita harus menjaga tubuh kita sehingga Tuhan bisa memakai tubuh
kita yang sehat bagi pekerjaannya. Bagaimana mungkin kita hanya memberikan
tubuh kita yang sakit-sakitan bagi Tuhan, karena kita tidak pernah menjaga
tubuh kita?
Ketiga, memberi hati dan pikiran kita untuk
Tuhan. Dalam setiap saat, kita harus memiliki hati dan pikiran yang kita
persembahkan untuk Tuhan. Maksudnya adalah kita senantiasa memikirkan Tuhan
dalam hati dan pikiran kita, sehingga ketika kita melakukan apapun, kita punya
motivasi yang benar, yaitu melakukan segala sesuatunya seperti bagi Tuhan, dan
bukan bagi manusia (Kol 3:23).
Ketika kita sudah memberikan ketiga hal di
atas, maka percayalah bahwa Tuhan pun pasti juga akan membalas kepada kita.
Ketika kita memberikan waktu, tubuh, serta hati dan pikiran kita untuk Tuhan, itu
sama saja dengan menabur ketiga hal tersebut bagi Tuhan, maka kita pun akan
menuai hasilnya. Ingat, bahwa Tuhan itu bukan Tuhan yang berhutang. Tuhan akan
memberikan kita tuaian sesuai dengan apa yang kita tabur. Ketika kita menabur
dalam kebenaran dan dengan sukacita, maka kita pun akan menuai dengan cukup,
dan bahkan berlimpah-limpah, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang berkuasa dan
murah hati (ay. 8).
Menjadi pertanyaan bagi kita, seberapa banyak
kita sudah memberi untuk Tuhan? Mungkin ada yang berkata, “Saya sudah memberi banyak
persembahan kepada Tuhan”. Ya memang memberi harta kita kepada Tuhan itu bagus,
tetapi sesungguhnya harta yang kita miliki itu hanya sarana yang diberikan
Tuhan. Bisa saja kita memberi persembahan harta yang banyak kepada Tuhan atau
gereja, tetapi kita belum memberikan hidup kita kepada Tuhan. Tetapi ketika
kita mau memberikan waktu kita, tubuh kita, bahkan hati dan pikiran kita,
secara otomatis pun kita pasti akan memberikan segala sesuatu yang lain
termasuk harta kita kepada Tuhan. Sudahkah kita memberi kepada Tuhan? Sudahkah
kita memberikan yang terbaik bagi Tuhan?
Bacaan Alkitab: 2 Korintus 9:6-8
9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur
sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai
banyak juga.
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan
menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab
Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala
kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala
sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.