Kamis, 21 Februari 2013

Memberi untuk Tuhan



Selasa, 19 Februari 2013
Bacaan Alkitab: 2 Korintus 9:6-8
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” (2 Kor 9:7)


Memberi untuk Tuhan


Jika kita mau melihat kedewasaan seseorang, kita dapat melihatnya dari satu sifat sederhana, yaitu apakah orang tersebut lebih banyak memberi daripada menerima, atau justru sebaliknya. Kedewasaan akan terlihat ketika seseorang lebih banyak memberi daripada menerima. Contoh paling sederhana adalah ketika orang masih berpacaran ala remaja, orang tersebut pasti lebih banyak menuntut pacarnya melakukan sesuatu untuknya. Ia akan meminta dijemput, ditelepon, diajak jalan-jalan, dan sebagainya. Sementara, ketika seseorang sudah dewasa dan menikah, orang tersebut akan lebih banyak melakukan hal-hal untuk menyenangkan pasangannya, dan bukan meminta pasangannya melakukan apa yang ia inginkan.

Demikian juga jika kita mau melihat seberapa dewasa seseorang secara rohani, kita dapat melihatnya dari bagaimana orang tersebut memberi untuk Tuhan. Memang masalah memberi untuk Tuhan ini sudah prinsip kerajaan Surga. Kita lebih mengenal dengan istilah hukum tabur tuai. Inti dari hukum tabur tuai adalah: Yang menabur sedikit akan menuai sedikit, yang menabur banyak akan menuai banyak (ay. 6) dan apa yang ditabur adalah apa yang akan dituai (Gal 6:7). Ada satu lagi kunci dalam memberi untuk Tuhan yaitu kita harus memberi dengan sukacita dan bukan karena terpaksa (ay. 7). Ketika kita mau memberi untuk Tuhan, bukan hanya jumlah pemberian kita yang dilihat Tuhan, tetapi juga bagaimana hati kita ketika kita memberi untuk  Tuhan.

Lalu apa saja yang harus kita berikan untuk Tuhan? Memang ada beberapa hal yang kita harus berikan kepada Tuhan, yaitu:

Pertama, memberi waktu kita untuk Tuhan. Jika kita perhatikan bahwa di Alkitab penuh dengan tata cara beribadah kepada Tuhan, termasuk hari-hari raya bagi Tuhan. Hal yang paling sederhana saja, Firman Tuhan memerintahkan kita untuk menguduskan hari Sabat bagi Tuhan (Kel 20:8-11). Memang benar bahwa seluruh hidup kita selama 24 jam sehari harus kita beri untuk  Tuhan. Tetapi sebelum itu, sudahkah kita menguduskan hari Sabat sebagai hari perhentian kita dari urusan kita dan memberikan hari itu khusus bagi Tuhan? Tidak usah berbicara tentang memberikan 24 jam sehari untuk Tuhan ketika setiap hari Minggu saja kita masih malas untuk datang ke gereja.

Kedua, memberi tubuh kita untuk Tuhan. Ini berbicara tentang mempersembahkan tubuh yang terbaik bagi Tuhan (Rm 12:1). Bicara tentang mempersembahkan tubuh kita, hal tersebut juga berarti agar kita menjaga tubuh kita dan tidak merusaknya (1 Kor 6:9). Ini berarti kita pun tidak boleh merusak tubuh kita dengan makanan yang tidak sehat, rokok, narkoba, dan sebagainya. Kita harus menjaga tubuh kita sehingga Tuhan bisa memakai tubuh kita yang sehat bagi pekerjaannya. Bagaimana mungkin kita hanya memberikan tubuh kita yang sakit-sakitan bagi Tuhan, karena kita tidak pernah menjaga tubuh kita?

Ketiga, memberi hati dan pikiran kita untuk Tuhan. Dalam setiap saat, kita harus memiliki hati dan pikiran yang kita persembahkan untuk Tuhan. Maksudnya adalah kita senantiasa memikirkan Tuhan dalam hati dan pikiran kita, sehingga ketika kita melakukan apapun, kita punya motivasi yang benar, yaitu melakukan segala sesuatunya seperti bagi Tuhan, dan bukan bagi manusia (Kol 3:23).

Ketika kita sudah memberikan ketiga hal di atas, maka percayalah bahwa Tuhan pun pasti juga akan membalas kepada kita. Ketika kita memberikan waktu, tubuh, serta hati dan pikiran kita untuk Tuhan, itu sama saja dengan menabur ketiga hal tersebut bagi Tuhan, maka kita pun akan menuai hasilnya. Ingat, bahwa Tuhan itu bukan Tuhan yang berhutang. Tuhan akan memberikan kita tuaian sesuai dengan apa yang kita tabur. Ketika kita menabur dalam kebenaran dan dengan sukacita, maka kita pun akan menuai dengan cukup, dan bahkan berlimpah-limpah, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang berkuasa dan murah hati (ay. 8).

Menjadi pertanyaan bagi kita, seberapa banyak kita sudah memberi untuk Tuhan? Mungkin ada yang berkata, “Saya sudah memberi banyak persembahan kepada Tuhan”. Ya memang memberi harta kita kepada Tuhan itu bagus, tetapi sesungguhnya harta yang kita miliki itu hanya sarana yang diberikan Tuhan. Bisa saja kita memberi persembahan harta yang banyak kepada Tuhan atau gereja, tetapi kita belum memberikan hidup kita kepada Tuhan. Tetapi ketika kita mau memberikan waktu kita, tubuh kita, bahkan hati dan pikiran kita, secara otomatis pun kita pasti akan memberikan segala sesuatu yang lain termasuk harta kita kepada Tuhan. Sudahkah kita memberi kepada Tuhan? Sudahkah kita memberikan yang terbaik bagi Tuhan?


Bacaan Alkitab: 2 Korintus 9:6-8
9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.