Selasa, 26 Februari 2013

Iman yang Memindahkan Gunung



Minggu, 24 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Markus 11:20-24
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.” (Mrk 11:23)


Iman yang Memindahkan Gunung


Suatu ketika, saya harus pergi ke suatu kota karena saya diminta melayani di sebuah gereja. Saya pun membeli tiket kereta yang berangkat hari Sabtu sore dan rencananya tiba di kota tersebut kira-kira pukul 6 pagi, sehingga masih sempat untuk mempersiapkan pelayanan untuk ibadah pukul 8 pagi. Kota yang saya tuju itu dapat ditempuh lewat dua jalur: jalur utara dan jalur selatan yang nanti sama-sama bertemu di kota tersebut. Saya memilih kereta lewat jalur utara karena memang hanya kereta itu yang waktunya bisa pas dengan rencana saya. Saya sendiri bahkan sudah membeli tiket pulang pada hari Minggu sore via jalur selatan.

Saat saya sudah naik kereta dan kereta saya sudah berjalan, saya baru mendengar bahwa kereta yang berangkat hari Jumat sore dengan rute yang sama dengan yang saya naiki, masih tertahan di jalur utara karena banjir dan kereta itu tidak dapat melewati banjir tersebut. Jadi, kereta hari Jumat sore itu selama 24 jam lebih masih belum mencapai tujuan via jalur utara. Saat itu saya sempat panik juga, karena allowance keterlambatan saya hanya dua jam saja. Jika kereta saya terlambat lebih dari dua jam maka saya tidak bisa melayani di gereja tersebut.

Saat itu saya teringat ayat tentang bagaimana iman dapat memindahkan gunung. Saya pun berdoa kepada Tuhan, “Tuhan pelayanan ini Tuhan yang punya, jika Tuhan ingin saya melayani, tolong Tuhan pindahkan banjir itu sehingga kereta saya bisa lewat. Tidak perlu memindahkan gunung, saya hanya ingin memindahkan banjir”. Saat itu mujizat pun tidak langsung terjadi. Tetapi ketika kereta saya mencapai stasiun terakhir sebelum jalur tersebut terpisah menjadi jalur utara dan selatan, tiba-tiba pihak stasiun mengumumkan bahwa kereta saya dialihkan ke jalur selatan dan akhirnya saya bisa tiba di kota tujuan tepat waktu.

Apa yang saya alami ini adalah kisah nyata. Bahkan hari ini pun Tuhan masih mampu membuat mujizat, sepanjang kita memiliki iman kepada Tuhan. Firman Tuhan mengatakan ketika dalam ayat-ayat sebelumnya Tuhan Yesus mengutuk pohon ara, dan ketika Tuhan Yesus dan murid-muridNya melewati pohon ara itu kembali, mereka melihat bahwa pohon ara tersebut sudah kering sampai ke akar-akarnya (ay. 20). Petrus yang teringat kejadian itu pun terkejut karena begitu besar kuasa Yesus hingga pohon ara itu pun langsung kering (ay. 21). Saat itu Petrus masih belum sadar bagaimana kuasa dalam perkataan kita itu bisa benar-benar terjadi.

Hari ini kita akan belajar tentang beberapa syarat terjadinya mujizat dalam kehidupan kita, yaitu:

Pertama, kita harus percaya kepada Allah (ay. 22). Percaya bukan hanya percaya bahwa Tuhan itu ada, tetapi kita mempercayakan kehidupan kita ke dalam Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan ada dan mampu melakukan apa yang Tuhan inginkan.

Kedua, kita tidak boleh bimbang (ay. 23b). Tidak bimbang di sini sama dengan percaya sepenuhnya kepada Allah. Ketika kita bimbang, maka sesungguhnya kita tidak percaya sepenuhnya kepada Allah. Kebimbangan adalah dosa, karena orang yang bimbang adalah orang yang tidak beriman, dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa (Rm 14:23).

Ketiga, kita harus meminta (ay. 24a). Kita boleh saja memiliki iman yang luar biasa besar, tetapi jika kita hanya menyimpannya dalam hati dan tidak pernah meminta kepada Tuhan, itu sama saja kita tidak memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Suami isteri yang sudah menikah bertahun-tahun saja masih harus meminta walau mereka mungkin sudah saling memahami. Meminta kepada Tuhan bukan menjadikan Tuhan sebagai “pembantu” kita, tetapi mengakui Tuhan sebagai satu-satunya pribadi yang dapat menolong kita.

Keempat, kita harus percaya bahwa kita telah menerima apa yang kita minta (ay. 24b). Ini menggambarkan seberapa tinggi tingkat iman kita. Jika kita hanya meminta tanpa percaya bahwa kita akan menerimanya, berarti iman kita belum sampai pada taraf “memindahkan gunung”.

Tuhan Yesus menjanjikan kepada anak-anakNya bahwa mereka akan dapat melakukan perkara-perkara besar, bahkan yang lebih besar daripada yang Tuhan Yesus sendiri pernah lakukan (Yoh 14:12). Jadi ketika Tuhan berkata bahwa iman kita bisa memindahkan gunung, berarti memang hal itu bisa dilakukan. Saya sendiri pernah memindahkan kereta, dan saya yakin Tuhan juga sanggup membuat kita semua memindahkan hal-hal lain, sepanjang kita percaya kepada Tuhan dan meminta dalam iman, yaitu meminta sesuatu untuk kemuliaan nama Tuhan dan bukan untuk kemuliaan kita sendiri.



Bacaan Alkitab: Markus 11:20-24
11:20 Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya.
11:21 Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering."
11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!
11:23 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.