Senin, 1 Januari 2018
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:9
Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. (Mzm
73:9)
Mazmur 73 (Ayat 9): Membuka Mulut Melawan Langit
Karena kedudukan mereka yang dipandang
terhormat oleh sebagian besar orang, bahkan termasuk dari kalangan rohaniwan,
maka bukan tidak mungkin mereka menjadi semakin sombong dan merasa dirinya
paling benar. Salah satu tanda orang yang sombong adalah perkataannya yang meninggikan
dan mengagung-agungkan dirinya sendiri. Jika sudah sampai tahap ini, maka
mereka dapat berkata-kata yang tidak pantas terhadap surga dan juga terhadap
Tuhan. Kata Tuhan sendiri sudah dianggap biasa, sehingga tidak jarang mereka menggunakan
nama Tuhan untuk membela diri sendiri. Mereka dapat saja menggunakan kata-kata
“demi kepentingan Tuhan” padahal sebenarnya mereka sedang mengusahakan
kepentingannya sendiri.
Dalam ayat 9 ini, dikatakan bahwa
mereka membuka mulut melawan langit (ay. 9a). Kata membuka dalam bahasa aslinya
adalah שַׁתּ֣וּ (šat·tū) dari kata dasar שָׁתַת (shathath).
Kata shathath sendiri dapat berarti to set (mengatur, menetapkan, memasang),
to appoint (menunjuk, mengangkat,
menentukan), to lay (meletakkan,
memasang, menempatkan). Seluruh makna tersebut dilakukan dengan sengaja untuk
tujuan tertentu. Penjelasan kata shathath
tersebut dapat lebih kita pahami jika kita melihat kata selanjutnya yaitu
mulut. Jadi orang-orang fasik tersebut mengangkat (membuka) mulut mereka
(bahasa Inggris: set their mouth)
melawan langit. Mulut mereka dengan sengaja diarahkan untuk melawan langit.
Akan menarik untuk melihat apa yang dimaksud dengan langit dalam ayat ini.
Kata langit dalam bahasa aslinya adalah
בַשָּׁמַ֣יִם (ḇaš·šā·ma·yim) dari kata dasar שָׁמַ֫יִם (shamayim)
yang dapat diterjemahkan sebagai heavens
(surga) atau sky (langit). Jadi
membuka mulut melawan langit dapat juga diartikan melawan suatu hal yang tinggi
(pemerintahan Allah di tempat tinggi). Jika kata shamayim diterjemahkan sebagai surga, maka berarti orang-orang
fasik tersebut dengan sengaja membuka mulut mereka untuk melawan surga.
Artinya, mereka tidak mau tunduk kepada firman dari surga (firman Tuhan),
tetapi membuat firman-firmannya sendiri seakan-akan itu adalah perintah atau
perkataan Tuhan.
Dalam bagian kedua ayat 9 tersebut,
dikatakan bahwa lidah mereka membual di bumi (ay. 9b). Kata lidah di sini menggambarkan
organ tubuh yang dapat mengucapkan perkataan atau untuk menyanyi. Kata lidah
tentu juga bersifat netral, bisa positif atau negatif, tergantung dari apa yang
diucapkan oleh lidah tersebut. Tentu jika kita melihat konteks ayat 9 dan juga
ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, lidah ini juga berbicara tentang perkataan
orang fasik tersebut, sehiingga makna kata lidah dalam ayat 9 ini lebih
cenderung bersifat negatif.
Sementara itu kata membual dalam bahasa
aslinya adalah תִּֽהֲלַ֥ךְ (ti·hă·laḵ)
dari kata dasar הָלַך (halak).
Kata halak itu sendiri secara
harafiah bermakna to go, come, walk (pergi,
datang, berjalan). Kata halak sendiri
juga dapat memiliki makna tambahan lainnya tergantung konteks kalimat. Jika
lidah dikatakan berjalan-jalan, maka dapat dikatakan bahwa lidah tersebut
seakan-akan sudah berkelana mengelilingi bumi atau menguasai bumi. Ini dapat
diartikan sebagai suatu perkataan yang membual atau melebih-lebihkan (seperti
pada terjemahan Alkitab Terjemahan Baru bahasa Indonesia). Hal ini juga dapat
diartikan sebagai lidah yang terlalu banyak mengucapkan perkataan yang tidak
perlu, seakan-akan lidah orang fasik tersebut sudah berjalan-jalan mengelilingi
bumi.
Jadi apakah ciri-ciri orang fasik
sebagaimana yang dimaksud Asaf dalam Mazmur 73 ini? Dalam ayat 9 kita menemukan
salah satu ciri orang fasik tersebut yaitu dari perkataan dan ucapan mereka.
Orang fasik paling tidak bisa menahan diri untuk berkata-kata dengan sombong,
congkak, dan angkuh. Ada banyak hal-hal yang dapat dijadikan sebagai bahan
untuk menyombongkan diri. Mulai dari uang, harta, mobil baru, rumah baru, pacar
yang cantik/ganteng, dan lain sebagainya.
Memang tidak semua kesombongan orang
fasik dapat terlihat nyata. Kebanyakan perkataan mereka dibalut dalam bahasa
rohani yang menipu. Hanya orang-orang yang peka (yaitu mereka yang biasa hidup
dalam kebenaran Firman Tuhan) yang dapat membedakannya. Dalam kesombongannya
tersebut, jika kita peka maka kita akan menemukan betapa orang-orang fasik
tersebut sebenarnya sedang membuka mulut melawan langit dan melawan surga. Jika
kita mampu memahaminya, maka kita akan dapat menghindari gaya hidup orang fasik
tersebut, yang sepertinya terlihat rohani, padahal dengan sengaja mereka
melawan Tuhan dan kerajaan-Nya.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:9
73:9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.