Selasa, 24 Oktober 2017

Anjing dan Babi dalam Alkitab (7): Ibarat Seekor Anjing Mati (1)



Jumat, 27 Oktober 2017
Bacaan Alkitab: 1 Samuel 24:8-16
Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja! (1 Sam 24:15)


Anjing dan Babi dalam Alkitab (7): Ibarat Seekor Anjing Mati (1)


Konteks dari bacaan Alkitab kita dalam renungan hari ini adalah ketika Daud sedang melarikan diri dari raja Saul. Saat itu raja Saul sangat iri hati kepada Daud karena ia lebih terkenal dibandingkan dirinya, sehingga raja Saul ingin membunuh Daud. Daud pun melarikan diri dan bersembunyi di berbagai tempat, termasuk di gua-gua dan gunung En-Gedi (ay. 1). Pada saat itu, raja Saul beserta pasukannya pergi untuk memburu Daud (ay. 2-3). Dalam peristiwa itu, raja Saul kemudian masuk ke dalam sebuah gua untuk membuang hajat, padahal ada Daud dan orang-orangnya yang sedang bersembunyi di bagian belakang gua itu (ay. 4).

Orang-orang Daud menyarankan Daud untuk membunuh raja Saul karena mereka menganggap bahwa peristiwa itu adalah tanda bahwa Tuhan sudah menyerahkan Saul ke dalam tangan Daud (ay. 5). Namun demikian, Daud hanya memotong punca jubah Saul dengan diam-diam karena ia tidak mau membunuh Saul meskipun kesempatan tersebut terbuka lebar (ay. 6-7). Daud juga melarang orang-orangnya untuk membunuh Saul (ay. 8).

Ketika Saul meninggalkan gua itu, maka keluarlah Daud dari dalam gua dan berseru kepada Saul. Daud berkata bahwa ia tidak membunuh raja Saul sekalipun ada kesempatan yang terbuka lebar baginya untuk membunuh Saul. Ia hanya memotong punca jubah Saul dan menunjukkan bukti itu. Daud tidak mau membiarkan tangannya ternoda dengan membunuh orang yang diurapi Tuhan (ay. 9-14). Dalam ucapannya, Daud berkata kepada Saul dengan peribahasa yang terkenal: “Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja” (ay. 15).

Kalimat tersebut menunjukkan sikap Daud yang menyadari siapa dirinya. Pada saat itu sebenarnya Daud sudah diurapi oleh Samuel untuk menjadi raja Israel selanjutnya menggantikan Saul. Daud juga sudah terkenal di hadapan Saul bahkan sudah menjadi salah satu pemimpin pasukan yang mengalahkan ribuan musuh Israel. Daud pun sudah menjadi menantu Saul karena menikahi Mikhal, anak Saul. Namun karena iri hati, Daud yang awalnya mendapat tempat terhormat di kerajaan Israel, kini harus menjadi pelarian untuk menghindari kejaran Saul.

Di mata manusia, Daud bisa dikatakan orang yang gagal. Dari panglima pasukan menjadi buruan yang dikejar-kejar pasukan bangsanya sendiri. Dari yang biasa duduk di kursi terhormat kini harus hidup berpindah-pindah. Tetapi Daud sadar bahwa ini adalah proses yang harus dijalani sebelum ia menjadi raja atas Israel. Daud pun tidak pernah bersikap sombong terhadap Saul walaupun ia tahu bahwa ia akan menggantikan posisinya sebagai raja Israel. Dalam perkataannya kepada raja Saul, tidak pernah Daud meninggikan dirinya sendiri. Bahkan ia mengibaratkan mengapa Saul sebagai raja Israel sampai harus berperang dengan dirinya? Siapakah diri Daud dibandingkan dengan raja Saul? Daud mengibaratkan dirinya sebagai seekor anjing mati, atau seekor kutu (ay. 15).

Kita sudah paham bahwa anjing dianggap sebagai binatang yang najis dan haram. Jadi bayangkan jika ada orang yang mengatakan dirinya sebagai anjing mati. Itu adalah gambaran bahwa diri orang tersebut sangat tidak berharga, karena diibaratkan sebagai binatang yang najis/haram dan juga sudah mati. Ini diperjelas dengan ucapan Daud selanjutnya yaitu ia juga hanyalah seperti kutu di hadapan raja Saul. Jadi peribahasa “anjing mati” merujuk kepada sikap rendah hati yang dimiliki Daud, sesuatu yang senantiasa ia miliki hingga akhir hayatnya. Daud sadar bahwa Tuhan pasti menjadi hakim yang adil bagi dirinya, sehingga jika ia melepaskan Saul dan tidak membunuhnya, pasti Saul juga akan melepaskan Daud (ay. 16).

Daud memang bukan manusia yang sempurna. Kita dapat melihat bagaimana ia pernah melakukan kesalahan antara lain meniduri Batsyeba, membunuh Uria (suami Batsyeba), serta menghitung rakyat Israel. Namun demikian, dalam kesalahannya tersebut, ia dengan rendah hati mengakui kesalahannya dan tidak membenarkan dirinya sendiri. Kehidupan raja Daud ibarat roller coaster yang naik turun. Dari anak gembala menjadi pembunuh Goliat, kemudian menjadi menantu raja dan pemimpin pasukan, lalu turun kembali menjadi pelarian bahkan sempat berpura-pura gila. Selanjutnya ia menjadi raja Yehuda dan raja atas seluruh Israel, pada masa tuanya ia sempat melarikan diri dari pemberontakan anaknya sebelum kembali duduk di tahta raja. Dalam lika liku kehidupannya tersebut, Daud tetap humble dan rendah hati. Sikap ini membuat Daud menjadi salah satu sosok manusia yang dihormati dalam Alkitab, bahkan Mesias pun juga disebut sebagai Anak Daud.



Bacaan Alkitab: 1 Samuel 24:1-16
24:1 Daud pergi dari sana, lalu tinggal di kubu-kubu gunung di En-Gedi.
24:2 Ketika Saul pulang sesudah memburu orang Filistin itu, diberitahukanlah kepadanya, demikian: "Ketahuilah, Daud ada di padang gurun En-Gedi."
24:3 Kemudian Saul mengambil tiga ribu orang yang terpilih dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan.
24:4 Ia sampai ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian belakang gua itu.
24:5 Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: "Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam.
24:6 Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul;
24:7 lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: "Dijauhkan TUHANlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN."
24:8 Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul telah bangun meninggalkan gua itu hendak melanjutkan perjalanannya.
24:9 Kemudian bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya: "Tuanku raja!" Saul menoleh ke belakang, lalu Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah.
24:10 Lalu berkatalah Daud kepada Saul: "Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu?
24:11 Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.
24:12 Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
24:13 TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;
24:14 seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.
24:15 Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja!
24:16 Sebab itu TUHAN kiranya menjadi hakim yang memutuskan antara aku dan engkau; Dia kiranya memperhatikannya, memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.