Jumat, 27 Oktober 2017
Bacaan
Alkitab: 1 Samuel 24:8-16
Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar?
Anjing mati! Seekor kutu saja! (1 Sam 24:15)
Anjing dan Babi dalam Alkitab (7): Ibarat Seekor Anjing
Mati (1)
Konteks dari bacaan Alkitab kita dalam
renungan hari ini adalah ketika Daud sedang melarikan diri dari raja Saul. Saat
itu raja Saul sangat iri hati kepada Daud karena ia lebih terkenal dibandingkan
dirinya, sehingga raja Saul ingin membunuh Daud. Daud pun melarikan diri dan
bersembunyi di berbagai tempat, termasuk di gua-gua dan gunung En-Gedi (ay. 1).
Pada saat itu, raja Saul beserta pasukannya pergi untuk memburu Daud (ay. 2-3).
Dalam peristiwa itu, raja Saul kemudian masuk ke dalam sebuah gua untuk
membuang hajat, padahal ada Daud dan orang-orangnya yang sedang bersembunyi di
bagian belakang gua itu (ay. 4).
Orang-orang Daud menyarankan Daud untuk
membunuh raja Saul karena mereka menganggap bahwa peristiwa itu adalah tanda
bahwa Tuhan sudah menyerahkan Saul ke dalam tangan Daud (ay. 5). Namun
demikian, Daud hanya memotong punca jubah Saul dengan diam-diam karena ia tidak
mau membunuh Saul meskipun kesempatan tersebut terbuka lebar (ay. 6-7). Daud juga
melarang orang-orangnya untuk membunuh Saul (ay. 8).
Ketika Saul meninggalkan gua itu, maka
keluarlah Daud dari dalam gua dan berseru kepada Saul. Daud berkata bahwa ia
tidak membunuh raja Saul sekalipun ada kesempatan yang terbuka lebar baginya
untuk membunuh Saul. Ia hanya memotong punca jubah Saul dan menunjukkan bukti
itu. Daud tidak mau membiarkan tangannya ternoda dengan membunuh orang yang
diurapi Tuhan (ay. 9-14). Dalam ucapannya, Daud berkata kepada Saul dengan
peribahasa yang terkenal: “Terhadap
siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati!
Seekor kutu saja” (ay. 15).
Kalimat tersebut menunjukkan sikap Daud
yang menyadari siapa dirinya. Pada saat itu sebenarnya Daud sudah diurapi oleh
Samuel untuk menjadi raja Israel selanjutnya menggantikan Saul. Daud juga sudah
terkenal di hadapan Saul bahkan sudah menjadi salah satu pemimpin pasukan yang
mengalahkan ribuan musuh Israel. Daud pun sudah menjadi menantu Saul karena menikahi
Mikhal, anak Saul. Namun karena iri hati, Daud yang awalnya mendapat tempat
terhormat di kerajaan Israel, kini harus menjadi pelarian untuk menghindari
kejaran Saul.
Di mata manusia, Daud bisa dikatakan
orang yang gagal. Dari panglima pasukan menjadi buruan yang dikejar-kejar
pasukan bangsanya sendiri. Dari yang biasa duduk di kursi terhormat kini harus
hidup berpindah-pindah. Tetapi Daud sadar bahwa ini adalah proses yang harus
dijalani sebelum ia menjadi raja atas Israel. Daud pun tidak pernah bersikap
sombong terhadap Saul walaupun ia tahu bahwa ia akan menggantikan posisinya
sebagai raja Israel. Dalam perkataannya kepada raja Saul, tidak pernah Daud
meninggikan dirinya sendiri. Bahkan ia mengibaratkan mengapa Saul sebagai raja
Israel sampai harus berperang dengan dirinya? Siapakah diri Daud dibandingkan
dengan raja Saul? Daud mengibaratkan dirinya sebagai seekor anjing mati, atau
seekor kutu (ay. 15).
Kita sudah paham bahwa anjing dianggap
sebagai binatang yang najis dan haram. Jadi bayangkan jika ada orang yang
mengatakan dirinya sebagai anjing mati. Itu adalah gambaran bahwa diri orang
tersebut sangat tidak berharga, karena diibaratkan sebagai binatang yang
najis/haram dan juga sudah mati. Ini diperjelas dengan ucapan Daud selanjutnya
yaitu ia juga hanyalah seperti kutu di hadapan raja Saul. Jadi peribahasa
“anjing mati” merujuk kepada sikap rendah hati yang dimiliki Daud, sesuatu yang
senantiasa ia miliki hingga akhir hayatnya. Daud sadar bahwa Tuhan pasti
menjadi hakim yang adil bagi dirinya, sehingga jika ia melepaskan Saul dan
tidak membunuhnya, pasti Saul juga akan melepaskan Daud (ay. 16).
Daud memang bukan manusia yang
sempurna. Kita dapat melihat bagaimana ia pernah melakukan kesalahan antara
lain meniduri Batsyeba, membunuh Uria (suami Batsyeba), serta menghitung rakyat
Israel. Namun demikian, dalam kesalahannya tersebut, ia dengan rendah hati
mengakui kesalahannya dan tidak membenarkan dirinya sendiri. Kehidupan raja
Daud ibarat roller coaster yang naik
turun. Dari anak gembala menjadi pembunuh Goliat, kemudian menjadi menantu raja
dan pemimpin pasukan, lalu turun kembali menjadi pelarian bahkan sempat
berpura-pura gila. Selanjutnya ia menjadi raja Yehuda dan raja atas seluruh
Israel, pada masa tuanya ia sempat melarikan diri dari pemberontakan anaknya
sebelum kembali duduk di tahta raja. Dalam lika liku kehidupannya tersebut, Daud
tetap humble dan rendah hati. Sikap
ini membuat Daud menjadi salah satu sosok manusia yang dihormati dalam Alkitab,
bahkan Mesias pun juga disebut sebagai Anak Daud.
Bacaan
Alkitab: 1 Samuel 24:1-16
24:1 Daud pergi dari sana, lalu tinggal di kubu-kubu gunung di En-Gedi.
24:2 Ketika Saul pulang sesudah memburu orang Filistin itu,
diberitahukanlah kepadanya, demikian: "Ketahuilah, Daud ada di padang
gurun En-Gedi."
24:3 Kemudian Saul mengambil tiga ribu orang yang terpilih dari seluruh
orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing
Hutan.
24:4 Ia sampai ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua dan
Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya
duduk di bagian belakang gua itu.
24:5 Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: "Telah tiba hari yang
dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam
tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Maka Daud
bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam.
24:6 Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca
Saul;
24:7 lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: "Dijauhkan TUHANlah kiranya
dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang
diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN."
24:8 Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak
mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul telah bangun
meninggalkan gua itu hendak melanjutkan perjalanannya.
24:9 Kemudian bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru
kepada Saul dari belakang, katanya: "Tuanku raja!" Saul menoleh ke
belakang, lalu Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah.
24:10 Lalu berkatalah Daud kepada Saul: "Mengapa engkau mendengarkan
perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan
celakamu?
24:11 Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN
sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang
telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena
pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi
TUHAN.
24:12 Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam
tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan
tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih
dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa
terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut
nyawaku.
24:13 TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya
membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;
24:14 seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul
kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.
24:15 Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang
kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja!
24:16 Sebab itu TUHAN kiranya menjadi hakim yang memutuskan antara aku dan
engkau; Dia kiranya memperhatikannya, memperjuangkan perkaraku dan memberi
keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.