Kamis, 26 Oktober 2017

Anjing dan Babi dalam Alkitab (9): Ibarat Seekor Anjing Mati (2)



Minggu, 29 Oktober 2017
Bacaan Alkitab: 2 Samuel 9:1-8
Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: "Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?" (2 Sam 9:8)


Anjing dan Babi dalam Alkitab (9): Ibarat Seekor Anjing Mati (2)


Istilah “anjing mati” selain muncul pada saat Daud berdialog dengan raja Saul, ternyata kembali muncul kembali kemudian dalam waktu yang tidak terlalu lama. Pada saat itu, Daud sudah menjadi raja atas seluruh Israel, dan Daud teringat akan persahabatan dan kasihnya kepada Yonatan, anak Saul. Daud dan Yonatan memang bersahabat sangat dekat, bahkan mereka pun saling mengikat perjanjian karena saling mengasihi satu sama lain (tentu kasih ini adalah kasih persaudaraan dan bukan kasih sayang seperti antara laki-laki dan perempuan) (1 Sam 18:1-4, 1 Sam 20:16-17 & 42).

Oleh karena itu Daud bertanya kepada para pegawainya, apakah masih ada orang yang tertinggal dari keluarga Saul, karena ia teringat akan perjanjiannya dengan Yonatan dan ingin menunjukkan kasihnya kepada Yonatan dan keturunannya (ay. 1). Dari hasil penelusuran para pegawainya, ditemukan ternyata keluarga Saul memiliki seorang hamba yang bernama Ziba. Ia pun dipanggil menghadap Daud, lalu Daud menanyakan kepada Ziba apakah masih ada lagi orang yang tinggal (masih hidup) dari keluarga Saul. Ziba pun menjawab bahwa masih ada seorang anak laki-laki Yonatan yang cacat kakinya, ia ada di rumah Makhir bin Amiel di Lodebar (ay. 2-4). Kemungkinan besar karena kakinya cacat, maka ia tidak ikut berperang sehingga justru ia menjadi satu-satunya keluarga Saul yang selamat dari peperangan melawan orang Filistin.

Selanjutnya raja Daud menyuruh mengambil anak laki-laki Yonatan tersebut yang bernama Mefiboset (ay. 6). Daud pun berkata kepada Mefiboset bahwa raja Daud ingin menunjukkan kasihnya kepada Mefiboset oleh karena Yonatan, ayahnya. Raja Daud bahkan akan mengembalikan segala ladang milik keluarga Saul kepada Mefiboset, dan bahkan ia boleh makan semeja bersama-sama dengan raja Daud (ay. 7). Mendengar perkataan tersebut, Mefiboset sujud menyembah raja Daud dan berucap: “Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?” (ay. 8).

Perhatikan bagaimana Mefiboset menggunakan istilah “anjing mati” untuk menggambarkan dirinya di hadapan raja Daud, sama seperti dahulu Daud menggunakan istilah “anjing mati” di hadapan raja Saul. Kita bisa melihat bahwa sikap Daud yang merendahkan dirinya di depan raja Saul kini “dibalas” juga dengan kerendahan hati Mefiboset. Mefiboset tentu sadar bahwa ia bukan siapa-siapa. Bagi Mefiboset, dahulu ia termasuk keluarga raja Saul dan mendapatkan banyak fasilitas. Tetapi ia masih beruntung tidak kehilangan nyawanya karena tidak perlu berperang akibat kakinya cacat. Setelah keluarga Saul tidak lagi menjadi raja, Mefiboset justru mendapatkan penghormatan dari raja Daud dengan undangan untuk tetap makan semeja dengan raja. Di situ ia merasa sebagai seekor anjing mati (yang menggambarkan binatang najis yang tidak berharga, yang tidak layak menerima penghormatan tetapi justru menerima kasih dari raja Daud).

Namun sayangnya, Alkitab mencatat bahwa bertahun-tahun kemudian, Mefiboset justru memberontak terhadap raja Daud karena ikut membela Absalom (2 Sam 16:1-4). Mefiboset yang sebenarnya bukan siapa-siapa bahkan diibaratkan sebagai seekor anjing mati, kini mulai berubah dan menjadi anjing yang berani menyalak kepada tuannya. Jadi ucapan “seperti anjing mati” meskipun sama-sama diucapkan oleh Daud dan Mefiboset, tetapi pada kenyataannya hanya Daud yang konsisten dengan ucapannya tersebut. Sejarah mencatat bagaimana Daud tetap tidak mengangkat tangannya melawan Saul, sementara Mefiboset justru sempat melawan (meskipun tidak secara langsung) raja Daud. Dalam hal ini kekonsistenan seseorang diuji, apakah ucapannya yang dahulu itu diucapkan dengan tulus dan penuh kesadaran, ataukah kekayaan, kekuasaan dan kemewahan hidup dapat mengubah orang tersebut sehingga bertolak 180 derajat dengan ucapannya di masa lalu.



Bacaan Alkitab: 2 Samuel 9:1-8
9:1 Berkatalah Daud: "Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan."
9:2 Adapun keluarga Saul mempunyai seorang hamba, yang bernama Ziba. Ia dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: "Engkaukah Ziba?" Jawabnya: "Hamba tuanku."
9:3 Kemudian berkatalah raja: "Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah." Lalu berkatalah Ziba kepada raja: "Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya."
9:4 Tanya raja kepadanya: "Di manakah ia?" Jawab Ziba kepada raja: "Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar."
9:5 Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar.
9:6 Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: "Mefiboset!" Jawabnya: "Inilah hamba tuanku."
9:7 Kemudian berkatalah Daud kepadanya: "Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku."
9:8 Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: "Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.