Jumat,
20 April 2012
Bacaan
Alkitab: Ester 2:8-18
“Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada
semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada
semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas
kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti.”
(Est 2:17)
Meneladani Ester
Jika kita melihat kisah hidup Ester, maka kita
akan melihat bahwa kisah hidup Ester ini mengalahkan kisah sinetron manapun di
Indonesia. Dari seorang gadis yatim piatu bangsa Yahudi (yang merupakan bangsa
buangan), kemudian terpilih menjadi permaisuri, lalu mendapatkan ancaman
pemusnahan massal bangsanya, dan kemudian bertindak untuk menyelamatkan
bangsanya dan akhirnya menjadi pahlawan bagi bangsa Yahudi. Ester merupakan
gambaran dari jemaat Tuhan, bagaimana Ester akhirnya mampu menyadi permaisuri
(mempelai) raja Ahasyweros, sama seperti jemaat Tuhan pun nantinya akan menjadi
mempelai Anak Domba. Ada beberapa prinsip yang dapat kita pelajari dari Ester
terkait bagaimana proses Ester mempersiapkan diri dari seorang anak yatim piatu
sehingga akhirnya menjadi seorang permaisuri.
Pertama, Ester memiliki hati dan kepribadian yang
baik. Ketika Ester mendaftar untuk seleksi menjadi permaisuri, Ester pun dibawa
masuk ke dalam istana raja untuk mengikuti proses seleksi (ay. 8). Alkitab
mengatakan bahwa di mata Hegai, penjaga para perempuan, Ester terlihat sangat
baik pada pemandangannya dan menimbulkan kasih sayangnya (ay. 9). Tidak mungkin
bila Ester merupakan orang yang arogan dan egois lalu dapat menjadi kesayangan dari
orang lain. Hal ini juga berlaku sama bagi kita, yaitu kita pun perlu memiliki
hati dan karakter yang baik, sehingga Tuhan pun dapat berkenan kepada kita.
Kedua, Ester mau melakukan proses mempersiapkan diri
secara serius. Ketika Ester sudah terpilih menjadi salah satu kandidat
permaisuri, ia dirawat selama 12 bulan, hanya untuk memakai wangi-wangian (ay.
12). Saya membayangkan bagaimana wanginya seorang calon permaisuri yang telah menjalani
proses persiapan selama 12 bulan tersebut. Hal tersebut juga menjadi gambaran
apa yang seharusnya jemaat Tuhan lakukan, yaitu mempersiapkan diri untuk
menjadi mempelai Tuhan. Ingatlah akan perumpamaan lima gadis bijaksana dan lima
gadis yang bodoh, dimana gadis-gadis yang bijaksana memiliki persiapan minyak
cadangan sehingga mereka dapat menyambut mempelai pria yang datang (Mat
25:1-13).
Ketiga, Ester memiliki penguasaan diri. Ketika seorang
gadis akan dibawa masuk untuk menghadap raja, maka ia dapat meminta apapun dan
semua yang diminta akan diberikan kepadanya (ay. 13). Dengan kata lain, Ester
dapat saja meminta apa saja termasuk harta, kekayaan, kedudukan, dan lain
sebagainya, mengingat masa kecilnya mungkin sangat berat sebagai seorang yatim
piatu. Akan tetapi Alkitab mengatakan bahwa Ester tidak menghendaki sesuatu apa
pun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para
perempuan dan hal tersebut dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang
melihat dia (ay. 15). Demikian juga kita sebagai jemaat Tuhan harus mampu
memiliki penguasaan diri (Rm 12:3).
Keempat, Ester menyelesaikan pekerjaannya hingga
pada akhirnya. Ester tidak hanya berhenti sampai di seleksi selama 12 bulan
tersebut, tetapi Ester melakukan apa yang seharusnya ia lakukan, ketika ia
masuk menghadap raja, ia melakukan tugasnya dengan baik, sehingga raja
Ahasyweros pun berkenan kepada Ester dan mengaruniakan mahkota permaisuri
kepada Ester (ay. 17). Demikian juga hidup kita sebagai orang percaya harus hidup
dan melakukan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan (Kol 1:10).
Kelima, Ester memiliki dampak positif bagi orang
lain. Ketika Ester terpilih menjadi permaisuri, hal tersebut tidak hanya memiliki
pengaruh positif bagi dirinya dan juga Mordekhai, atau bangsa Yahudi, tetapi karena
terpilihnya Ester menjadi permaisuri, raja Ahasyweros jadi bermurah hati dengan
menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan anugerah
kepada rakyatnya (ay. 18). Demikian juga, kehidupan kita sebagai orang-orang
percaya juga tidak boleh hanya berdampak pada lingkungan jemaat saja, tetapi
kita harus keluar dan menjadi garam serta terang dunia (Mat 5:13-14).
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjadi
seperti Ester? Sudahkah kita mempersiapkan diri kita sebagai mempelai Kristus,
dan juga menjadi saksi-saksi Kristus dan berdampak besar bagi lingkungan
sekitar kita?
Bacaan
Alkitab: Ester 2:8-18
2:8 Setelah titah dan undang-undang raja tersiar
dan banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, di bawah pengawasan Hegai,
maka Ester pun dibawa masuk ke dalam istana raja, di bawah pengawasan Hegai,
penjaga para perempuan.
2:9 Maka gadis itu sangat baik pada pemandangannya
dan menimbulkan kasih sayangnya, sehingga Hegai segera memberikan wangi-wangian
dan pelabur kepadanya, dan juga tujuh orang dayang-dayang yang terpilih dari
isi istana raja, kemudian memindahkan dia dengan dayang-dayangnya ke bagian
yang terbaik di dalam balai perempuan.
2:10 Ester tidak memberitahukan kebangsaan dan
asal usulnya, karena dilarang oleh Mordekhai.
2:11 Tiap-tiap hari berjalan-jalanlah Mordekhai di
depan pelataran balai perempuan itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Ester
dan apa yang akan berlaku atasnya.
2:12 Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran
untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut
peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu
digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur
dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian
perempuan.
2:13 Lalu gadis itu masuk menghadap raja, dan
segala apa yang dimintanya harus diberikan kepadanya untuk dibawa masuk dari
balai perempuan ke dalam istana raja.
2:14 Pada waktu petang ia masuk dan pada waktu
pagi ia kembali, tetapi sekali ini ke dalam balai perempuan yang kedua, di
bawah pengawasan Saasgas, sida-sida raja, penjaga para gundik. Ia tidak
diperkenankan masuk lagi menghadap raja, kecuali jikalau raja berkenan
kepadanya dan ia dipanggil dengan disebutkan namanya.
2:15 Ketika Ester -- anak Abihail, yakni saudara
ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak -- mendapat giliran untuk
masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apa pun selain dari
pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester
dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia.
2:16 Demikianlah Ester dibawa masuk menghadap raja
Ahasyweros ke dalam istananya pada bulan yang kesepuluh -- yakni bulan Tebet --
pada tahun yang ketujuh dalam pemerintahan baginda.
2:17 Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari
pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari
pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas
kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti.
2:18 Kemudian diadakanlah oleh baginda suatu
perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya, yakni perjamuan karena Ester, dan
baginda menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan
anugerah, sebagaimana layak bagi raja.