Rabu, 11 April 2012

Mendengarkan Didikan agar Mendapat Hikmat


Kamis, 12 April 2012
Bacaan Alkitab: Amsal 8:32-36
“Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.” (Ams 8:33)


Mendengarkan Didikan agar Mendapat Hikmat


Saya melihat bahwa di masa sekarang ini, sudah jarang ada orang yang mau mendengarkan nasehat orang lain. Orang cenderung menganggap diri mereka sendiri adalah orang yang benar. Contohnya adalah ketika demo menentang kenaikan BBM. Banyak orang yang berdemo sebenarnya juga kurang tepat. Mereka menentang kenaikan harga BBM yang diperkirakan sebesar Rp1.500,- per liter, tetapi di satu sisi mereka sendiri juga tidak mempermasalahkan harga rokok yang mencapai Rp12.000,- per bungkus. Padahal rokok tersebut adalah rokok buatan luar negeri, yang dapat dikatakan bahwa uang tersebut dikeluarkan hanya untuk hal-hal yang tidak berguna dan uang tersebut lari ke perusahaan di luar negeri.

Seringkali kita bertindak tanpa mempertimbangkan dan melihat diri kita sendiri, apakah kita sudah lebih baik dari orang yang kita kritisi. Kita mengkritisi pemerintah, kita mengkritisi anggota DPR, kita mengkritisi pendeta kita, bahkan mengkritisi orang tua kita, padahal kita sendiri tidak mau dikritisi. Bacaan Alkitab kita hari ini berkata agar kita mendengarkan didikan, maka kita akan menjadi bijak (ay. 33). Ada beberapa hal positif yang dapat kita rasakan ketika kita mau mendengarkan didikan, yaitu:

Pertama, kita akan berbahagia (ay. 32). Berbahagia di sini digambarkan seperti anak-anak yang sedang bermain dengan senang dan bahagia (ay. 31). Kebahagiaan yang dimaksud di sini bukanlah kebahagiaan yang semu, melainkan kebahagiaan yang sejati, ketika kita mau mendengarkan suara Tuhan. Orang yang mendengarkan didikan Tuhan, yang setiap hari menunggu-nunggu, akan berbahagia (ay. 34).

Kedua, kita juga akan menjadi bijak, selama kit atidak mengabaikannya (ay. 33). Bijaksana berarti kita memiliki hikmat yang dari Tuhan, untuk dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang berkenan dan tidak berkenan kepada Tuhan, serta mana yang benar dan salah. Bijaksana pun bukan berarti hanya membedakan mana yang baik dan tidak baik, tetapi juga memampukan diri kita untuk bertindak sesuai dengan jalan yang benar.

Ketiga, kita tidak akan dirugikan (ay. 36). Ketika kita tidak mendengarkan didikan, maka kita tidak akan menjadi rugi. Ketika kita justru membenci didikan, maka justru kita akan mencintai maut. Memang didikan Tuhan itu kadang-kadang menyakitkan, tetapi justru didikan Tuhan itulah yang membuat hidup kita menjadi lebih baik lagi (Ibr 12:5).

Bagaimanakah kita merespon tentang didikan Tuhan? Walau kadang kala menyakitkan, bukankah didikan Tuhan itu adalah yang terbaik bagi kita? Mari kita bersikap bijaksana ketika kita sedang dididik Tuhan. Kita akan menjadi bijak jika kita mau mendengarkan dan instropeksi diri kita ketika kita sedang merasakan didikan Tuhan.


Bacaan Alkitab: Amsal 8:32-36
8:31 aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.
8:32 Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, karena berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku.
8:33 Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.
8:34 Berbahagialah orang yang mendengarkan daku, yang setiap hari menunggu pada pintuku, yang menjaga tiang pintu gerbangku.
8:35 Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan akan dia.
8:36 Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membenci aku, mencintai maut."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.