Kamis, 5
April 2012
Bacaan
Alkitab: 1 Kor 11:23-28
“Dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya
dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku!"” (1 Kor 11:24)
Makna Perjamuan Kudus
Sebagai orang percaya, tentu kita semua yang telah
percaya kepada Tuhan dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi
kita, pasti telah mengerti tentang perjamuan kudus/perjamuan suci. Berdasarkan
penelusuran saya, entah di gereja yang beraliran protestan hingga yang
beraliran karismatik, hanya orang-orang yang telah dibaptis (menurut aliran
karismatik) atau disidi (menurut aliran protestan) yang boleh ikut dalam
perjamuan kudus tersebut. Hal ini tentunya terkait dengan prinsip bahwa hanya
orang-orang yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatlah yang telah
mengerti prinsip ini, sehingga mereka tidak menerima perjamuan kudus tersebut
dengan cara yang tidak layak (ay. 27). Hanya orang-orang yang telah dewasa dan
telah menerima Yesus Kristus sajalah yang dapat mengerti apakah dirinya telah
layak untuk dapat makan roti dan anggur tersebut (ay. 28). Hal tersebut
menunjukkan bahwa perjamuan kudus bukan sekedar seremonial belaka, tetapi ada
makna yang agung yang tersirat di dalamnya.
Sayangnya, saya merasa di beberapa gereja ada
sedikit penurunan makna dari perjamuan kudus itu sendiri. Kita harus tahu,
bahwa pasti ada maksud Tuhan melakukan perjamuan terakhir menjelang Paskah
dengan murid-muridNya (Mrk 14:22-25). Rasul Paulus dalam suratnya yang pertama kepada
jemaat di kota Korintus, juga menyatakan demikian, yaitu perjamuan kudus
dilatarbelakangi peristiwa penyerahan Yesus, penderitaan, kematian dan
kebangkitanNya (ay. 23). Perjamuan kudus tidak memiliki hubungan dengan
kelahiran Yesus, tetapi lebih kepada kematian dan kebangkitanNya. Kita
seharusnya melakukan perjamuan kudus sebagai peringatan akan Tuhan Yesus, yaitu
peringatan bahwa Ia telah menderita, mati dan bangkit serta naik ke surga bagi
kita (ay. 24).
Roti dan anggur yang kita terima pada saat
perjamuan kudus itu melambangkan tubuh dan darah Kristus (ay. 25 & 27).
Prinsip ini hanya dapat diterima oleh orang-orang yang telah dewasa, dan telah sungguh-sungguh
memiliki iman untuk percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya Juruselamat dunia. Ketika
Yesus mengatakan kepada orang banyak yang mengikutNya bahwa Ia adalah Roti
hidup yang turun dari surga (Yoh 6:51) dan menyampaikan prinsip perjamuan kudus
(Yoh 6:53-55), Alkitab mengatakan bahwa banyak orang, bahkan banyak di antara murid-muridNya
yang mengundurkan diri (Yoh 6:66). Oleh karena itu, kita yang telah menerima
perjamuan kudus, seharusnya memiliki pandangan yang benar tentang perjamuan
kudus, yaitu sebagai peringatan akan kematian Yesus, dan sebagai bentuk
memberitakan kematianNya sampai Tuhan Yesus datang kembali (ay. 24b, 25b &
26).
Oleh karena itu, menurut saya, sangat disayangkan
jika ketika menerima perjamuan kudus, kita hanya berpikir bahwa setiap kita
melakukan perjamuan kudus, maka kita akan semakin diberkati oleh Tuhan, atau bahwa
perjamuan kudus itu akan melindungi kita dari segala hal jahat, serta
menyembuhkan kita dari segala penyakit. Memang hal-hal tersebut benar adanya,
tetapi makna dari perjamuan kudus bukan hanya terkait berkat dan kesembuhan saja,
melainkan bagaimana kita dapat menghayati makna dari kematian Kristus di atas
kayu salib untuk menebus dan menyelamatkan kita. Ketika kita mengingat
pengorbanan Kristus tersebut, tentunya kita harus menyadari bahwa kita semestinya
dapat melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati Tuhan, yaitu menjauhi segala
hal yang mendukakan hati Tuhan.
Perjamuan kudus bukan sekedar roti dan anggur.
Perjamuan kudus juga bukan jimat yang bisa menyembuhkan segala penyakit,
memberikan rejeki dan menyelesaikan masalah. Perjamuan kudus adalah kesempatan
bagi kita untuk dapat merenungkan kasih dan pengorbanan Yesus bagi kita, dan
ikut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus sehingga kita pun dapat semakin
hidup kudus dan berkenan kepada Tuhan. Ketika kita mengaku bahwa kita telah
diselamatkan oleh Yesus, maka kita pun harus hidup sesuai dengan apa yang Tuhan
Yesus ajarkan. Di saat-saat menjelang Paskah ini, mari kita kembali lagi
menginstropeksi diri kita, sudahkah kita hidup benar di hadapan Tuhan? Biarlah
setiap kali kita mengambil bagian dalam perjamuan kudus, kita boleh
melakukannya dengan pengertian yang benar, dan bukan karena hanya sekedar
ikut-ikutan saja.
Bacaan Alkitab: 1
Kor 11:23-28
11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu,
telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia
diserahkan, mengambil roti
11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya;
Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi
kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah
makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan
oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan
akan Aku!"
11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan
minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
11:27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak
layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah
Tuhan.
11:28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji
dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.