Selasa, 03 April 2012

Kesetian Seorang Hana


Rabu, 4 April 2012
Bacaan Alkitab: Lukas 2:36-38
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya.” (Luk 2:36)


Kesetian Seorang Hana


Sejak saya menikah, saya semakin mengerti tentang makna kesetiaan. Setia itu tidak hanya dalam hal tindakan atau perilaku, tetapi juga dalam pikiran dan perasaan.  Saya pun sempat terpikir bagaimana jika salah satu di antara saya atau isteri saya dipanggil Tuhan terlebih dahulu? Apa yang akan saya lakukan? Apa yang akan isteri saya lakukan? Memang sebuah keluarga Kristen dibentuk dengan dasar kesetiaan “sampai maut memisahkan”. Lalu apa yang harus kita lakukan ketika maut telah memisahkan suami dan isteri tersebut?

Saya sendiri telah berjanji kepada isteri saya, jika ternyata isteri saya dipanggil Tuhan terlebih dahulu, maka saya tidak akan mencari pengganti dirinya. Memang sulit, karena hal itu sebenarnya tidak diatur dalam Alkitab. Akan tetapi mengingat apa yang telah isteri saya lakukan dalam kehidupan saya, maka memang sudah seharusnya saya tetap setia, bukan hanya setia sampai mati, tetapi juga setia setelah mati.

Bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang nabiah (nabi perempuan) yang bernama Hana. Saat Yesus lahir, usia Hana sudah sangat tua, yaitu 84 tahun (ay. 36a & 37a). Alkitab menceritakan sedikit tentang latar belakang Hana. Ia menikah selama tujuh tahun sebelum suaminya dipanggil Tuhan dan ia menjadi seorang janda. Alkitab memang tidak mengatakan apakah setelah ditinggal suaminya kemudian Hana menikah kembali atau tidak. Tetapi melihat sikap Hana yang ketika menjadi nabi, ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah (ay. 37b), maka boleh dikatakan kemungkinan besar (bahkan hampir pasti) kesetiaannya dalam pelayanan juga mencerminkan kesetiaan dalam aspek kehidupan lainnya yaitu untuk tetap menjanda setelah suaminya meninggal.

Hana mengisi waktu jandanya dengan beribadah kepada Tuhan. Ia berpuasa dan berdoa siang dan malam (ay. 37b). Jika diperkirakan usia Hana saat menikah adalah sekitar 25 s.d. 28 tahun, maka ia menjanda sekitar 32 s.d. 35 tahun. Pada saat Yesus lahir, Hana telah menjadi nabi dan melayani di Bait Allah selama sekitar 50 tahun. Ia tidak menyesal dengan kehidupannya sebagai seorang janda, tetapi justru ia memanfaatkan masa jandanya untuk melayani Tuhan dengan sepenuh waktu (full time). Dan sebagai akibat dari kesetiaannya melayani Tuhan, Hana diberikan kesempatan untuk melihat bayi Yesus, yang adalah Anak Allah sendiri yang turun ke dalam dunia. Saya rasa, Hana pasti sangat bersukacita dan bersyukur kepada Tuhan akan kesempatan yang diterimanya untuk melihat sang Mesias (ay. 38a). Hana pun akhirnya menyampaikan kepada orang-orang bahwa Anak inilah yang nantinya akan membawa kelepasan bagi Yerusalem, Israel, dan bahkan seluruh dunia (ay. 38b).

Bagaimana dengan kita? Sanggupkah kita meneladani apa yang diperbuat Hana? Mungkin masih ada di antara kita yang masih belum menikah, atau masih belum memiliki pacar, atau mungkin ada yang sudah menjadi janda/duda. Saran saya, manfaatkan waktu lajang kita semaksimal mungkin. Ada maksud Tuhan ketika Ia belum memberikan pasangan hidup kepada kita, yaitu agar kita dapat melayani Tuhan dengan waktu yang lebih longgar. Saya sendiri merasakan bahwa masa-masa lajang adalah kesempatan emas untuk melayani di ladang Tuhan. Bukan berarti ketika kita menikah kemudian kita tidak melayani Tuhan lagi, tetapi jika kita telah menikah, maka waktu kita akan tersita oleh keluarga kita, suami atau isteri kita, serta anak-anak kita.

Saya rindu kita semua bisa belajar dari Hana yang tetap setia, bukan saja dalam hal pernikahan, tetapi juga dalam hal pelayanan. Orang-orang seperti Hana inilah yang Tuhan sedang cari di zaman ini, ketika kesetiaan menjadi hal yang mahal dan sulit dicari. Maukah kita belajar untuk hidup setia dalam hal apapun? Karena saya yakin ada upah yang besar atas kesetiaan kita tersebut.


Bacaan Alkitab: Lukas 2:36-38
2:36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,
2:37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
2:38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.