Selasa, 17 April 2012

Meneladani Ester


Jumat, 20 April 2012
Bacaan Alkitab: Ester 2:8-18
Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti.” (Est 2:17)


Meneladani Ester


Jika kita melihat kisah hidup Ester, maka kita akan melihat bahwa kisah hidup Ester ini mengalahkan kisah sinetron manapun di Indonesia. Dari seorang gadis yatim piatu bangsa Yahudi (yang merupakan bangsa buangan), kemudian terpilih menjadi permaisuri, lalu mendapatkan ancaman pemusnahan massal bangsanya, dan kemudian bertindak untuk menyelamatkan bangsanya dan akhirnya menjadi pahlawan bagi bangsa Yahudi. Ester merupakan gambaran dari jemaat Tuhan, bagaimana Ester akhirnya mampu menyadi permaisuri (mempelai) raja Ahasyweros, sama seperti jemaat Tuhan pun nantinya akan menjadi mempelai Anak Domba. Ada beberapa prinsip yang dapat kita pelajari dari Ester terkait bagaimana proses Ester mempersiapkan diri dari seorang anak yatim piatu sehingga akhirnya menjadi seorang permaisuri.

Pertama, Ester memiliki hati dan kepribadian yang baik. Ketika Ester mendaftar untuk seleksi menjadi permaisuri, Ester pun dibawa masuk ke dalam istana raja untuk mengikuti proses seleksi (ay. 8). Alkitab mengatakan bahwa di mata Hegai, penjaga para perempuan, Ester terlihat sangat baik pada pemandangannya dan menimbulkan kasih sayangnya (ay. 9). Tidak mungkin bila Ester merupakan orang yang arogan dan egois lalu dapat menjadi kesayangan dari orang lain. Hal ini juga berlaku sama bagi kita, yaitu kita pun perlu memiliki hati dan karakter yang baik, sehingga Tuhan pun dapat berkenan kepada kita.

Kedua, Ester mau melakukan proses mempersiapkan diri secara serius. Ketika Ester sudah terpilih menjadi salah satu kandidat permaisuri, ia dirawat selama 12 bulan, hanya untuk memakai wangi-wangian (ay. 12). Saya membayangkan bagaimana wanginya seorang calon permaisuri yang telah menjalani proses persiapan selama 12 bulan tersebut. Hal tersebut juga menjadi gambaran apa yang seharusnya jemaat Tuhan lakukan, yaitu mempersiapkan diri untuk menjadi mempelai Tuhan. Ingatlah akan perumpamaan lima gadis bijaksana dan lima gadis yang bodoh, dimana gadis-gadis yang bijaksana memiliki persiapan minyak cadangan sehingga mereka dapat menyambut mempelai pria yang datang (Mat 25:1-13).

Ketiga, Ester memiliki penguasaan diri. Ketika seorang gadis akan dibawa masuk untuk menghadap raja, maka ia dapat meminta apapun dan semua yang diminta akan diberikan kepadanya (ay. 13). Dengan kata lain, Ester dapat saja meminta apa saja termasuk harta, kekayaan, kedudukan, dan lain sebagainya, mengingat masa kecilnya mungkin sangat berat sebagai seorang yatim piatu. Akan tetapi Alkitab mengatakan bahwa Ester tidak menghendaki sesuatu apa pun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan dan hal tersebut dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia (ay. 15). Demikian juga kita sebagai jemaat Tuhan harus mampu memiliki penguasaan diri (Rm 12:3).

Keempat, Ester menyelesaikan pekerjaannya hingga pada akhirnya. Ester tidak hanya berhenti sampai di seleksi selama 12 bulan tersebut, tetapi Ester melakukan apa yang seharusnya ia lakukan, ketika ia masuk menghadap raja, ia melakukan tugasnya dengan baik, sehingga raja Ahasyweros pun berkenan kepada Ester dan mengaruniakan mahkota permaisuri kepada Ester (ay. 17). Demikian juga hidup kita sebagai orang percaya harus hidup dan melakukan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan (Kol 1:10).

Kelima, Ester memiliki dampak positif bagi orang lain. Ketika Ester terpilih menjadi permaisuri, hal tersebut tidak hanya memiliki pengaruh positif bagi dirinya dan juga Mordekhai, atau bangsa Yahudi, tetapi karena terpilihnya Ester menjadi permaisuri, raja Ahasyweros jadi bermurah hati dengan menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan anugerah kepada rakyatnya (ay. 18). Demikian juga, kehidupan kita sebagai orang-orang percaya juga tidak boleh hanya berdampak pada lingkungan jemaat saja, tetapi kita harus keluar dan menjadi garam serta terang dunia (Mat 5:13-14).

Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjadi seperti Ester? Sudahkah kita mempersiapkan diri kita sebagai mempelai Kristus, dan juga menjadi saksi-saksi Kristus dan berdampak besar bagi lingkungan sekitar kita?


Bacaan Alkitab: Ester 2:8-18
2:8 Setelah titah dan undang-undang raja tersiar dan banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, di bawah pengawasan Hegai, maka Ester pun dibawa masuk ke dalam istana raja, di bawah pengawasan Hegai, penjaga para perempuan.
2:9 Maka gadis itu sangat baik pada pemandangannya dan menimbulkan kasih sayangnya, sehingga Hegai segera memberikan wangi-wangian dan pelabur kepadanya, dan juga tujuh orang dayang-dayang yang terpilih dari isi istana raja, kemudian memindahkan dia dengan dayang-dayangnya ke bagian yang terbaik di dalam balai perempuan.
2:10 Ester tidak memberitahukan kebangsaan dan asal usulnya, karena dilarang oleh Mordekhai.
2:11 Tiap-tiap hari berjalan-jalanlah Mordekhai di depan pelataran balai perempuan itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Ester dan apa yang akan berlaku atasnya.
2:12 Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian perempuan.
2:13 Lalu gadis itu masuk menghadap raja, dan segala apa yang dimintanya harus diberikan kepadanya untuk dibawa masuk dari balai perempuan ke dalam istana raja.
2:14 Pada waktu petang ia masuk dan pada waktu pagi ia kembali, tetapi sekali ini ke dalam balai perempuan yang kedua, di bawah pengawasan Saasgas, sida-sida raja, penjaga para gundik. Ia tidak diperkenankan masuk lagi menghadap raja, kecuali jikalau raja berkenan kepadanya dan ia dipanggil dengan disebutkan namanya.
2:15 Ketika Ester -- anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak -- mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apa pun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia.
2:16 Demikianlah Ester dibawa masuk menghadap raja Ahasyweros ke dalam istananya pada bulan yang kesepuluh -- yakni bulan Tebet -- pada tahun yang ketujuh dalam pemerintahan baginda.
2:17 Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti.
2:18 Kemudian diadakanlah oleh baginda suatu perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya, yakni perjamuan karena Ester, dan baginda menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan anugerah, sebagaimana layak bagi raja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.