Selasa,
10 April 2012
Bacaan
Alkitab: 1 Samuel 3:19-21
“Maka tahulah
seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan
jabatan nabi TUHAN.” (1 Sam 3:20)
Jabatan yang Diberikan Tuhan
Saya sering mengamati, bahwa di Indonesia ini,
semakin panjang gelar yang diperoleh seseorang, maka semakin terhormat
kedudukan orang tersebut. Itulah mengapa banyak para pejabat di pemerintahan
yang mati-matian mencari gelar S1, S2, hingga S3. Orang merasa sangat terhormat
jika pada namanya tercantum gelar sarjana, master, hingga doktoral. Bahkan ada
yang memiliki lebih dari satu gelar sarjana atau master. Dan ternyata fenomena
tersebut juga terjadi dalam pelayanan. Bukannya mengkritik, tetapi saya pernah
membaca suatu renungan harian dimana penulis renungan harian tersebut
disebutkan lengkap dengan gelar-gelarnya, seperti Pdt. Dr. [nama orang], S.Th.,
S.PAK, M.Th, dan seterusnya.
Memang tidak ada yang salah dengan mencari banyak
ilmu. Tetapi memang kadang-kadang batas antara ilmu yang dimiliki seseorang
dengan kesombongan itu sangatlah tipis. Dalam kasus di atas, saya sendiri tidak
menyalahkan hamba Tuhan yang menulis renungan tersebut. Justru saya bangga,
karena renungan tersebut memang ditulis oleh hamba-hamba Tuhan yang kompeten.
Tetapi ketika saya coba membandingkan dengan salah satu renungan terbitan luar
negeri yang cukup terkenal bahkan hingga ke Indonesia, ternyata nama penulis
renungan tersebut tidak mencantumkan gelar si penulis, cukup nama depan dan
nama belakang.
Sekali lagi saya katakan bahwa Alkitab tidak
pernah mengharamkan penulisan nama beserta gelar yang panjang. Akan tetapi
dalam bacaan Alkitab kali ini, kita dapat melihat bagaimana Samuel mendapatkan
jabatan nabi, bahkan salah satu nabi yang paling besar dalam sejarah bangsa
Israel karena Samuel adalah nabi terakhir yang memimpin kedua belas suku Israel
sebelum akhirnya mereka memiliki raja seperti bangsa-bangsa lain.
Ketika Samuel diserahkan ibunya kepada imam Eli
sebagai bentuk nazar yang telah diucapkannya, Tuhan sendiri telah memanggil
Samuel semenjak dia kecil. Dan ketika ia semakin besar, Alkitab mengatakan
bahwa Tuhan senantiasa menyertai Samuel (ay. 19a). Apa bentuk penyertaan Tuhan
kepada Samuel? Alkitab mengatakan bahwa dari seluruh Firman Tuhan yang
disampaikan Tuhan kepada Samuel, tidak ada satupun dari FirmanNya tersebut yang
dibiarkanNya gugur (ay. 19b). Hal ini berarti bahwa segala Firman yang
disampaikan kepada Samuel, seluruhnya adalah suara Tuhan dan benar-benar
dilakukan Tuhan. Samuel bukan hamba Tuhan yang menyampaikan khotbah atau
nubuatan dengan tingkat keberhasilan 99%, melainkan benar-benar 100% karena
tidak ada satu pun Firman yang dibiarkan Tuhan gugur.
Apapun Firman yang disampaikan Samuel memang
benar-benar Firman yang berasal dari Tuhan. Hal tersebut terjadi karena sejak
kecil, Samuel memang sudah peka terhadap suara Tuhan. Ketika di masa tersebut,
sangat jarang Tuhan menyampaikan FirmanNya secara langsung, dan juga sangat
jarang orang mendapatkan penglihatan, tetapi justru dari kecil Samuel memiliki
hubungan pribadi yang sangat intim dengan Tuhan. Alkitab selanjutnya mengatakan
bahwa ketika Tuhan menampakkan diri di Silo, Tuhan telah terlebih dulu
menyatakannya kepada Samuel dengan perantaraan FirmanNya (ay. 21).
Apa konsekuensinya bagi Samuel? Samuel tidak perlu
mengiklankan diri bahwa ia adalah nabi Tuhan. Samuel tidak perlu banyak
berbicara bahwa Firman yang disampaikan Samuel adalah memang benar-benar suara
Tuhan. Seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba tahu bahwa Samuel memang telah
diberi jabatan nabi oleh Tuhan (ay. 20). Memang Samuel juga pernah mendapatkan
didikan langsung dari Imam Eli. Tetapi terlepas dari pendidikan keimaman yang
diterimanya, Samuel memiliki jabatan nabi karena memang ia memiliki karunia dan
kompetensi dari Tuhan sendiri.
Adakah di antara kita yang saat ini sedang melayani
Tuhan namun dengan motivasi yang kurang benar? Kita bisa saja mengambil kuliah
S1 atau S2, atau bahkan S3 Teologi dengan maksud agar ketika kita melayani
Tuhan, orang lain dapat lebih menghormati kita. Tetapi sebenarnya di mata
Tuhan, kita semua adalah sama saja. Gelar bukan hal yang menentukan kita
selamat atau tidak. Gelar juga bukan satu-satunya hal yang menentukan apakah
pelayanan kita akan menjadi pelayanan yang hebat atau tidak, atau apakah jemaat
akan menghargai kita atau tidak. Ketika kita memang benar-benar melayani karena
perintah Tuhan, maka Tuhan akan memberikan jabatan pelayanan tersebut kepada
kita, dan ketika kita telah dipercayakan jabatan tersebut, maka tanpa harus
kita banyak “mengiklankan diri kita sendiri”, orang lain akan mengerti bahwa
kita memang adalah pelayan yang dipilih Tuhan.
Bacaan
Alkitab: 1 Samuel 3:19-21
3:19 Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai
dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
3:20 Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai
Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.
3:21 Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di
Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan
firman-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.