Sabtu, 7
April 2012
Bacaan
Alkitab: Matius 27:57-60
“Menjelang
malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah
menjadi murid Yesus juga.” (Mat 27:57)
Yusuf orang Arimatea
Nama Yusuf orang Arimatea mungkin memang tidak
pernah disebutkan dalam Alkitab selain bahwa ia adalah salah satu pihak yang “berjasa”
dalam menguburkan Yesus. Namanya pun disebutkan dalam keempat Injil (Matius,
Markus, Lukas, Yohanes). Hari ini kita akan melihat mengapa nama Yusuf dari
Arimatea sangat penting hingga keempat penulis Injil pun tidak melupakan
namanya.
Pertama, Yusuf orang Arimatea adalah seorang yang
kaya namun telah menjadi murid Yesus (ay. 57). Ini mungkin menjadi alasan
pertama mengapa nama Yusuf orang Arimatea disebut dalam keempat Injil tersebut.
Yusuf memang orang kaya, tetapi ia adalah orang kaya yang mau menjadi murid
Yesus juga. Ingatkah tentang orang muda yang kaya yang sedih ketika Yesus
memintanya untuk menjual seluruh hartanya dan membagi-bagikan kepada orang
miskin? Tidak demikian dengan Yusuf dari Arimatea. Ketika Alkitab mengatakan
bahwa ia adalah murid Yesus, pastilah ia juga telah melakukan apa yang Tuhan
Yesus ajarkan.
Kedua, Yusuf orang Arimatea adalah seseorang yang
sangat berpengaruh (ay. 58). Ia dapat dengan mudah pergi menghadap Pilatus
(yang merupakan penguasa daerah Yudea saat itu) dan meminta mayat Yesus.
Hebatnya lagi, Pilatus pun dengan segera memerintahkan agar mayat Yesus
diserahkan kepada Yusuf dari Arimatea. Hal tersebut tidaklah mengherankan,
karena Injil Markus mencatat bahwa Yusuf dari Arimatea tersebut adalah anggota
Majelis Besar yang terkemuka (Mrk 15:43). Namun tidak seperti rekan-rekannya,
Yusuf dari Arimatea adalah anggota Majelis Besar yang takut akan Tuhan. Ia
tidak setuju dengan pendapat dan tindakan dari rekan-rekan seprofesinya (Luk
23:51). Hal ini menunjukkan bahwa Yusuf dari Arimatea bisa tetap memegang
prinsip hidupnya walau berada di tengah-tengah lingkungan dan pekerjaan yang
memiliki prinsip yang berbeda.
Ketiga, Yusuf mau membayar harga untuk memakamkan
Yesus (ay. 59-60). Setelah mendapatkan ijin dari Pilatus, maka Yusuf pun
mengambil mayat itu, mengafani dengan kain lenan yang putih bersih, serta
membaringkan dalam kubur yang baru, yang digali di dalam bukit batu. Yusuf dari
Arimatea tidak meletakkan mayat Yesus di dalam kubur biasa, bercampur dengan
mayat orang lain. Alkitab mengatakan bahwa Yusuf dari Arimatea membaringkan
mayat Yesus dalam kuburnya yang baru (ay. 60a). Apa artinya ini? Saya yakin
bahwa Yusuf dari Arimatea bukanlah orang yang berprofesi sebagai makelar makam,
sehingga bisa dibilang bahwa kubur tersebut sebenarnya merupakan kubur yang
awalnya disiapkan bagi dirinya sendiri. Sebagai orang yang kaya, Yusuf dari
Arimatea tentu ingin dikuburkan dengan layak di tempat yang khusus. Tetapi apa
yang terjadi, kematian Yesus di atas kayu salib mengubah rencana Yusuf dari
Arimatea. Kini ia pun harus merelakan makamnya ditempati oleh Yesus. Saya sendiri
pernah melihat brosur pemakaman modern dengan sistem hak milik, dimana kita
akan bayar sekali seumur hidup dan akan mendapatkan fasilitas selamanya tanpa
perlu membayar biaya apapun lagi selanjutnya), dan harga paling murah dari
tanah berukuran 2 meter x 1 meter adalah Rp20 juta. Bayangkan harga kubur
Yesus, yang masih baru dan terletak di dalam bukit batu. Harga itulah yang
dibayar Yusuf untuk memakamkan Yesus, walaupun sebagai murid Tuhan, tentu Yusuf
pernah mendengar bahwa Yesus akan mati namun pada hari ketiga akan bangkit
kembali.
Di masa Paskah ini, mari kita instropeksi apakah
kita telah bersikap seperti Yusuf dari Arimatea? Apakah segala kekayaan, harta
benda, dan berkat-berkat Tuhan tidak menjauhkan kita dari Tuhan, melainkan
semakin membuat kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan? Apakah kita tetap
dapat memegang iman dan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari kita, walaupun
lingkungan kita melakukan apa yang sebaliknya? Apakah kita sudah membayar harga
untuk mengiring Tuhan dan menyenangkan hatiNya? Saya rindu kita semua semakin
bertumbuh dan hidup semakin kudus sehingga kita menyenangkan hati Tuhan. Tuhan
sudah memberikan yang terbaik bagi kita melalui pengorbanan, kematian, dan
kebangkitan Yesus, sudahkah kita memberikan yang terbaik bagiNya?
Bacaan
Alkitab: Matius 27:57-60
27:57 Menjelang malam datanglah seorang kaya,
orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga.
27:58 Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat
Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya.
27:59 Dan Yusuf pun mengambil mayat itu,
mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih,
27:60 lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang
baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu
besar ke pintu kubur itu, pergilah ia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.