Selasa, 17 April 2012

Menegor dengan Kasih


Kamis, 19 April 2012
Bacaan Alkitab: Matius 18:15-17
Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” (Mat 18:15)


Menegor dengan Kasih


Salah seorang sahabat saya pernah sharing mengenai teman gerejanya yang belakangan ini agak malas-malasan untuk pergi ke gereja. Orang ini sebetulnya rumahnya sangat dekat dengan gereja, hanya lima menit berjalan kaki jauhnya. Jika orang ini hanya jemaat biasa sih tidak apa-apa, tetapi masalahnya orang ini sebenarnya sudah dipercayakan pelayanan sebagai singer minimal sebulan sekali, dan permasalahannya adalah ia sering datang terlambat pada jadwal ia harus melayani di gereja. Tidak hanya itu juga, beberapa kali juga ia tidak ikut latihan dan tidak mau datang pada kebaktian pemuda di gereja tersebut.

Saya sendiri juga bingung bagaimana memberikan saran kepada orang tersebut. Jika dibiarkan saja, tentu saja ini akan berdampak negatif ke orang tersebut dan juga mungkin berdampak ke teman-temannya yang lain. Mereka akan melihat, “Kok orang ini udah malas-malasan tapi kok tetap pelayanan ya? Kok nggak ada teguran buat orang itu ya?”. Di sisi lain, jika orang tersebut ditegur, mungkin saja orang itu justru tersinggung dan akhirnya memutuskan untuk tidak datang lagi ke gereja.

Memang kadang-kadang kondisi seperti itu membuat kita sulit untuk mengambil keputusan. Akan tetapi, bacaan Alkitab kita hari ini menunjukkan beberapa prinsip dalam menghadapi hal seperti ini.

Pertama, Kita menegor orang tersebut secara empat mata (ay. 15). Hal ini tentu saja bukan berarti jika di gereja ada 100 orang jemaat, keseratus jemaat tersebut menegor secara empat mata. Bisa-bisa orang yang ditegor langsung pindah gereja, atau lebih parahnya mungkin pindah agama. Akan tetapi alangkah baiknya orang yang menegor secara empat mata ini adalah orang yang memang memiliki posisi yang baik serta kedewasaan yang baik. Menurut saya, sebaiknya yang menegur adalah ketua komisi pemuda, atau majelis, atau bisa juga langsung gembala sidang. Jangan membiarkan jemaat biasa menegur secara empat mata, karena bisa jadi hal tersebut justru membuat permasalahan menjadi semakin rumit.

Kedua, jika langkah pertama di atas tidak berhasil, kita membawa satu atau dua orang lagi untuk memberikan keterangan sehingga apa yang disampaikan menjadi lebih obyektif (ay. 16). Tentunya kita harus mengingat, bahwa tujuan utama membawa satu atau dua orang tambahan tersebut adalah untuk memberikan keterangan tambahan, bukan untuk memojokkan orang yang akan ditegur tersebut. Seringkali gereja dan jemaat terjebak pada pemikiran bahwa semakin banyak orang yang menegur akan semakin baik. Alkitab tidak mengatakan seperti itu, tetapi hanya menyarankan jika pada langkah pertama di atas tidak berhasil, maka cukup ditambah satu atau dua orang saja.

Ketiga, jika langkah kedua tidak berhasil, maka kita memiliki hak untuk menyampaikan persoalan tersebut kepada jemaat (ay. 17a). Saya sendiri tidak tahu apa yang dimaksud dengan jemaat, apakah memang harus diceritakan secara langsung dari atas mimbar atau cukup disampaikan ke perwakilan jemaat (misal dalam rapat-rapat gereja). Walaupun demikian, menurut pendapat saya, tujuan menyampaikan permasalahan ini kepada jemaat adalah hanya untuk menyampaikan saja, dan bukan untuk membentuk opini tertentu atas orang tersebut. Jemaat yang sudah dewasa tentu akan mampu menghadapi permasalahan seperti ini dengan dewasa, tidak menghakimi orang tersebut melainkan mendoakan dan membantu mencari jalan keluar.

Keempat, jika ketiga langkah di atas juga tidak menyelesaikan masalah, berarti kita harus menyerahkan persoalan tersebut kepada Allah, dan membiarkan Allah sendiri yang menyelesaikanNya (ay. 17b). Saya rasa seorang jemaat yang dewasa, walaupun ia telah berbuat salah, akan mengaku kesalahannya dan segera bertobat. Jika memang kita sudah menegurnya berkali-kali namun ternyata orang tersebut tidak bertobat, berarti memang hal tersebut sudah di luar kemampuan kita. Walaupun demikian, hal tersebut bukan berarti kita membiarkan orang yang memang sudah bebal, tetapi kita minimal harus tetap mendoakan orang tersebut agar suatu hari nanti hatinya dijamah oleh Tuhan sendiri.


Bacaan Alkitab: Matius 18:15-17
18:15 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
18:16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.