Kamis,
19 April 2012
Bacaan
Alkitab: Matius 18:15-17
“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di
bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya
kembali.” (Mat
18:15)
Menegor dengan Kasih
Salah seorang sahabat saya pernah sharing mengenai teman gerejanya yang
belakangan ini agak malas-malasan untuk pergi ke gereja. Orang ini sebetulnya
rumahnya sangat dekat dengan gereja, hanya lima menit berjalan kaki jauhnya.
Jika orang ini hanya jemaat biasa sih tidak apa-apa, tetapi masalahnya orang
ini sebenarnya sudah dipercayakan pelayanan sebagai singer minimal sebulan sekali, dan permasalahannya adalah ia sering
datang terlambat pada jadwal ia harus melayani di gereja. Tidak hanya itu juga,
beberapa kali juga ia tidak ikut latihan dan tidak mau datang pada kebaktian
pemuda di gereja tersebut.
Saya sendiri juga bingung bagaimana memberikan
saran kepada orang tersebut. Jika dibiarkan saja, tentu saja ini akan berdampak
negatif ke orang tersebut dan juga mungkin berdampak ke teman-temannya yang
lain. Mereka akan melihat, “Kok orang ini udah malas-malasan tapi kok tetap
pelayanan ya? Kok nggak ada teguran buat orang itu ya?”. Di sisi lain, jika
orang tersebut ditegur, mungkin saja orang itu justru tersinggung dan akhirnya
memutuskan untuk tidak datang lagi ke gereja.
Memang kadang-kadang kondisi seperti itu membuat
kita sulit untuk mengambil keputusan. Akan tetapi, bacaan Alkitab kita hari ini
menunjukkan beberapa prinsip dalam menghadapi hal seperti ini.
Pertama, Kita menegor orang tersebut secara empat
mata (ay. 15). Hal ini tentu saja bukan berarti jika di gereja ada 100 orang
jemaat, keseratus jemaat tersebut menegor secara empat mata. Bisa-bisa orang
yang ditegor langsung pindah gereja, atau lebih parahnya mungkin pindah agama.
Akan tetapi alangkah baiknya orang yang menegor secara empat mata ini adalah
orang yang memang memiliki posisi yang baik serta kedewasaan yang baik. Menurut
saya, sebaiknya yang menegur adalah ketua komisi pemuda, atau majelis, atau
bisa juga langsung gembala sidang. Jangan membiarkan jemaat biasa menegur
secara empat mata, karena bisa jadi hal tersebut justru membuat permasalahan
menjadi semakin rumit.
Kedua, jika langkah pertama di atas tidak
berhasil, kita membawa satu atau dua orang lagi untuk memberikan keterangan
sehingga apa yang disampaikan menjadi lebih obyektif (ay. 16). Tentunya kita
harus mengingat, bahwa tujuan utama membawa satu atau dua orang tambahan
tersebut adalah untuk memberikan keterangan tambahan, bukan untuk memojokkan
orang yang akan ditegur tersebut. Seringkali gereja dan jemaat terjebak pada
pemikiran bahwa semakin banyak orang yang menegur akan semakin baik. Alkitab
tidak mengatakan seperti itu, tetapi hanya menyarankan jika pada langkah
pertama di atas tidak berhasil, maka cukup ditambah satu atau dua orang saja.
Ketiga, jika langkah kedua tidak berhasil, maka
kita memiliki hak untuk menyampaikan persoalan tersebut kepada jemaat (ay.
17a). Saya sendiri tidak tahu apa yang dimaksud dengan jemaat, apakah memang
harus diceritakan secara langsung dari atas mimbar atau cukup disampaikan ke
perwakilan jemaat (misal dalam rapat-rapat gereja). Walaupun demikian, menurut
pendapat saya, tujuan menyampaikan permasalahan ini kepada jemaat adalah hanya
untuk menyampaikan saja, dan bukan untuk membentuk opini tertentu atas orang
tersebut. Jemaat yang sudah dewasa tentu akan mampu menghadapi permasalahan
seperti ini dengan dewasa, tidak menghakimi orang tersebut melainkan mendoakan
dan membantu mencari jalan keluar.
Keempat, jika ketiga langkah di atas juga tidak
menyelesaikan masalah, berarti kita harus menyerahkan persoalan tersebut kepada
Allah, dan membiarkan Allah sendiri yang menyelesaikanNya (ay. 17b). Saya rasa
seorang jemaat yang dewasa, walaupun ia telah berbuat salah, akan mengaku
kesalahannya dan segera bertobat. Jika memang kita sudah menegurnya
berkali-kali namun ternyata orang tersebut tidak bertobat, berarti memang hal
tersebut sudah di luar kemampuan kita. Walaupun demikian, hal tersebut bukan
berarti kita membiarkan orang yang memang sudah bebal, tetapi kita minimal harus
tetap mendoakan orang tersebut agar suatu hari nanti hatinya dijamah oleh Tuhan
sendiri.
Bacaan
Alkitab: Matius 18:15-17
18:15 "Apabila saudaramu berbuat dosa,
tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah
mendapatnya kembali.
18:16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah
seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi,
perkara itu tidak disangsikan.
18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka,
sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan
jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang
pemungut cukai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.