Senin, 2 April 2012
Bacaan
Alkitab: 2 Raja-Raja 20:12-19
“Hizkia bersukacita atas
kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka segenap gedung harta
bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, gedung
persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada
barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh
daerah kekuasaannya.” (2 Raj 20:13)
Bahaya Membanggakan dan Memegahkan Diri
Ada kecenderungan manusia saat sekarang ini selalu
suka membanggakan dan memamerkan apa yang dimilikinya. Hal ini terutama
terlihat sejak maraknya jejaring sosial dan akses internet yang jauh lebih
mudah dan murah dari sebelumnya. Lihat saja di status Facebook, Twitter, atau
Blackberry Messenger (BBM), ita akan dapat dengan mudah melihat seseorang
membuat status “Naik mobil baru ah”, “Lagi makan di Restoran X”, “Ketemu dengan
artis A”, atau “Lagi mau belanja tas merk Z”. Sadar atau tidak sadar, ada unsur
ingin menonjolkan diri kita sendiri dalam status-status jejaring sosial
tersebut.
Hal yang sama terjadi sekitar tiga ribu tahun yang
lalu, pada zaman raja-raja Israel dan Yehuda. Saat itu, Hizkia, raja Yehuda
sakit keras dan hampir mati, namun disembuhkan secara ajaib oleh Tuhan (2 Raj
20:1-11). Sama seperti saat ini, tentunya jika seorang pemimpin negara
mengalami musibah (entah sakit atau meninggal dunia), pasti ada perhatian dari
negara-negara tetangga entah mengirimkan surat, bunga, atau mengutus pejabat
dari negara tersebut untuk menjenguk atau melayat (jika meninggal dunia).
Demikian juga, raja Babel saat itu menyuruh orang untuk membawa surat dan
pemberian kepada Hizkia karena telah mendengar kabar sakit raja Hizkia (ay. 1).
Seharusnya apa yang dilakukan raja Babel tersebut
cukup ditanggapi secara netral oleh raja Hizkia. Namun Alkitab mengatakan bahwa
raja Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka (ay. 13a). Kemungkinan ini
disebabkan karena kerajaan Babel merupakan kerajaan yang paling berkuasa saat
itu sehingga Hizkia sangat senang mendapatkan perhatian (yang belum tentu
diterima raja-raja lainnya) dari raja Babel tersebut. Saking senangnya, Hizkia
menyambut mereka dan menunjukkan semua harta bendanya, emas, perak, dan
lain-lain, tidak ada yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada utusan raja Babel
tersebut (ay. 13b).
Oleh karena itu nabi Yesaya datang kepada raja
Hizkia dan menanyakan apa yang telah dilakukannya. Perhatikan jawaban Hizkia di
ayat 14 yaitu "Mereka datang dari negeri yang jauh, dari Babel!".
Penggunaan tanda seru menunjukkan penekanan raja Hizkia tentang kata “Babel”.
Mungkin waktu itu segala sesuatu yang berhubungan dengan Babel menjadi
kebanggaan bagi seseorang, sehingga raja Hizkia tidak berkeberatan melakukan
segala sesuatu kepada orang-orang Babel, termasuk menunjukkan semua yang ada di
istananya (ay. 15).
Tuhan tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh
raja Hizkia. Tuhan menegur Hizkia karena ia telah memamerkan apa yang ia miliki
kepada bangsa Babel. Jika kita mencoba merenungkan lebih dalam, Tuhan menegur
Hizkia karena saat itu Hizkia justru jauh lebih bersukacita ketika ada
perhatian khusus dari raja Babel (raja yang sangat dihormati pada saat itu),
daripada bersukacita karena ia telah disembuhkan oleh Tuhan (dimana Tuhan
seharusnya lebih dihormati daripada raja Babel). Bukankah Hizkia seharusnya
lebih bersukacita karena ia telah disembuhkan, dan bahkan karena ia telah
melihat tanda berupa mundurnya bayang-bayang sejauh sepuluh tapak yang
dilakukan Tuhan? Tetapi jika kita baca
ayat-ayat sebelumnya, kita tidak akan menemukan raja Hizkia bersukacita karena
apa yang dilakukan Tuhan, berbeda dengan ketika ia menerima utusan raja Babel
tersebut, dimana Alkitab mengatakan bahwa ia bersukacita.
Oleh karena itu, melalui perantaraan nabi Yesaya,
Tuhan menunjukkan konsekuensi dari perbuatannya, yaitu nanti bangsa Babel akan
datang untuk mengangkut segala yang ada di istana dan tidak akan meninggalkan
apapun. Bahkan orang-orang Yehuda akan diangkut ke Babel (ay. 16-18). Hal ini
merupakan konsekuensi dari apa yang dilakukan oleh raja Hizkia yang telah
menunjukkan kekayaannya kepada orang-orang Babel tersebut. Memang Hizkia akhirnya menyesal
telah melakukan hal tersebut, walaupun jika kita lihat bahwa penyesalan itu
bukanlah penyesalan yang sungguh-sungguh (ay. 19).
Firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak
membanggakan diri, membanggakan koneksi kita, membanggakan apa yang kita miliki
dan juga agar kita dapat menahan diri kita untuk tidak “sok pamer” kepada orang
lain. Kita tidak boleh memegahkan diri kita secara berlebihan. Apa yang kita
miliki hingga saat ini merupakan anugerah Tuhan semata. Jika kita harus
bermegah, kita pun harus bermegah karena Tuhan (1 Kor 1:31). Sudahkah kita
melakukan prinsip ini? Bukan berarti kita tidak boleh membuat status di
jejaring sosial kita, tetapi alangkah baiknya jika status-status yang kita buat
di jejaring sosial kita tersebut kita gunakan untuk memuliakan nama Tuhan.
Bacaan
Alkitab: 2 Raja-Raja 20:12-19
20:12 Pada waktu itu Merodakh-Baladan bin Baladan,
raja Babel, menyuruh orang membawa surat dan pemberian kepada Hizkia, sebab
telah didengarnya bahwa Hizkia sakit tadinya.
20:13 Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka,
lalu diperlihatkannyalah kepada mereka segenap gedung harta bendanya, emas dan
perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, gedung persenjataannya dan
segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada barang yang tidak
diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah
kekuasaannya.
20:14 Kemudian datanglah nabi Yesaya kepada raja
Hizkia dan bertanya kepadanya: "Apakah yang telah dikatakan orang-orang
ini? Dan dari manakah mereka datang?" Jawab Hizkia: "Mereka datang
dari negeri yang jauh, dari Babel!"
20:15 Lalu tanyanya lagi: "Apakah yang telah
dilihat mereka di istanamu?" Jawab Hizkia: "Semua yang ada di
istanaku telah mereka lihat. Tidak ada barang yang tidak kuperlihatkan kepada
mereka di perbendaharaanku."
20:16 Lalu Yesaya berkata kepada Hizkia:
"Dengarkanlah firman TUHAN!
20:17 Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa
segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai
hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah
firman TUHAN.
20:18 Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh,
akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel."
20:19 Hizkia menjawab kepada Yesaya: "Sungguh
baik firman TUHAN yang engkau ucapkan itu!" Tetapi pikirnya: "Asal
ada damai dan keamanan seumur hidupku!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.