Sabtu, 11 Mei 2013

Diuji Sebelum Melayani



Senin, 6 Mei 2013
Bacaan Alkitab: 1 Timotius 3:8-10
Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat.” (1 Tim 3:10)


Diuji Sebelum Melayani


Belakangan ini ada fenomena di sejumlah gereja bahwa mereka membuka kesempatan seluas-luasnya bagi setiap jemaat yang mau melayani Tuhan. Akibatnya, dibukalah berbagai macam jenis pelayanan yang memungkinkan lebih banyak jemaat terlibat. Ada gereja yang membuka posisi pelayanan seperti penerima tamu yang jumlahnya banyak, ada pula gereja yang membuka posisi pelayanan sebagai singer dan choir untuk menampung jemaat-jemaat untuk boleh melayani di bidang tarik suara.

Memang di satu sisi memiliki banyak jemaat yang melayani itu adalah suatu hal yang baik. Tetapi di sisi lain, jika jemaat tersebut belum siap melayani tetapi “dipaksa” untuk melayani, maka itu juga akan menjadi suatu hal yang kurang baik. Jika demikian, maka dapat saya katakan dalam bahasa yang lain bahwa gereja tersebut “mengobral” jabatan pelayanan dengan menempatkan orang-orang yang sebenarnya belum siap melayani.

Bacaan Alkitab hari ini berbicara tentang bagaimana Paulus memberikan nasehat kepada Timotius dalam rangka tugasnya sebagai pemimpin jemaat, khususnya dalam memilih siapa orang yang akan menjadi pelayan Tuhan (dalam hal ini diaken). Timotius mungkin masih muda, tetapi ia sudah dipercaya Paulus untuk memimpin jemaat. Diaken adalah salah satu jabatan pelayan Tuhan untuk melayani pekerjaan Tuhan khususnya untuk pekerjaan diakonia (kata diaken diambil dari kata diakonia).

Syarat utama seseorang bisa melayani sebagai seorang diaken diatur secara jelas oleh Paulus, yaitu: orang yang terhormat, tidak bercabang lidah, bukan penggemar anggur, tidak serakah, harus dapat memelihara rahasia iman dan mempunyai hati nurani yang suci (ay. 8 & 9). Ini adalah syarat-syarat yang cukup penting karena sebagai diaken, orang tersebut nantinya akan bertemu dan berhadapan dengan banyak orang, termasuk dari golongan orang-orang di luar jemaat. Oleh karena itu selain harus memiliki karunia dan skill dalam pelayanan, Paulus juga menyarankan agar mereka harus orang-orang yang terhormat dan memiliki nama baik di dalam jemaat maupun di luar jemaat.

Akan tetapi ada syarat khusus yang Paulus tuliskan dalam suratnya kepada Timotius tersebut, yaitu para diaken (termasuk para pelayan Tuhan pada umumnya), yaitu bahwa mereka harus diuji terlebih dahulu (ay. 10a). Apa maksudnya diuji terlebih dahulu? Pelayan Tuhan bukanlah jabatan yang sembarangan. Harus ada standar-standar tertentu yang harus dimiliki oleh para pelayan Tuhan. Standar ini tidak hanya berbicara tentang kualitas teknis (misalkan seorang pemimpin pujian harus orang yang bersuara bagus, pemain musik harus memiliki dasar musik yang memadai, seorang pengkhotbah harus memiliki kemampuan berbicara yang baik), tetapi juga ke arah kualitas non teknis alias kualitas rohani.

Pelayan Tuhan sedapat mungkin haruslah orang-orang yang tidak bercacat (ay. 10b). Mereka harus menjadi orang-orang yang dapat dipercaya, yaitu dipercaya dari hal kecil hingga hal-hal yang besar. Itulah mengapa menurut pendapat saya, pelayan-pelayan Tuhan itu tidak ada yang instan. Ada proses yang harus dilalui oleh mereka yang ingin menjadi pelayan Tuhan. Bahkan ketika saya mulai melayani dalam hal musik dan menulis renungan seperti ini, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat mengambil pelayanan yang sederhana seperti ini.

Apakah saat ini ada di antara kita yang rindu ingin melayani tetapi sepertinya pendeta atau gembala kita belum memberikan kesempatan kepada kita? Jika kerinduan itu memang benar datang dari Tuhan, maka seharusnya tidak menjadi masalah apabila saat ini belum ada kesempatan. Justru masa-masa menunggu ini harus kita gunakan semaksimal mungkin untuk dapat melayani di bidang lain. Pelayanan apa yang kita bisa lakukan di gereja kita masing-masing? Apakah kita punya talenta di bidang musik? Tidak perlu menunggu pendeta kita menunjuk kita untuk melayani di bidang musik. Kita bisa mulai dari membereskan kursi gereja sebelum dan sesudah ibadah. Lakukan itu tanpa pamrih, maka saya yakin tidak lama lagi Tuhan juga akan mempercayakan pelayanan yang lebih besar lagi kepada kita. Tetapi jika kita justru merasa bahwa pelayanan membereskan kursi gereja itu bukan pelayanan level kita, maka sebentar lagi Tuhan juga bisa menggeser kita dan membiarkan orang lain yang mengambil pelayanan tersebut. Setialah ketika Tuhan menguji kita, maka Tuhan akan memberikan apa yang kita minta setelah masa ujian tersebut selesai.


Bacaan Alkitab: 1 Timotius 3:8-10
3:8 Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah,
3:9 melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci.
3:10 Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.