Senin, 6 Mei 2013
Bacaan Alkitab: 1 Timotius 3:8-10
“Mereka juga harus diuji dahulu, baru
ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat.” (1 Tim
3:10)
Diuji Sebelum
Melayani
Belakangan ini
ada fenomena di sejumlah gereja bahwa mereka membuka kesempatan seluas-luasnya
bagi setiap jemaat yang mau melayani Tuhan. Akibatnya, dibukalah berbagai macam
jenis pelayanan yang memungkinkan lebih banyak jemaat terlibat. Ada gereja yang
membuka posisi pelayanan seperti penerima tamu yang jumlahnya banyak, ada pula
gereja yang membuka posisi pelayanan sebagai singer dan choir untuk menampung
jemaat-jemaat untuk boleh melayani di bidang tarik suara.
Memang di satu
sisi memiliki banyak jemaat yang melayani itu adalah suatu hal yang baik.
Tetapi di sisi lain, jika jemaat tersebut belum siap melayani tetapi “dipaksa”
untuk melayani, maka itu juga akan menjadi suatu hal yang kurang baik. Jika
demikian, maka dapat saya katakan dalam bahasa yang lain bahwa gereja tersebut
“mengobral” jabatan pelayanan dengan menempatkan orang-orang yang sebenarnya
belum siap melayani.
Bacaan Alkitab
hari ini berbicara tentang bagaimana Paulus memberikan nasehat kepada Timotius
dalam rangka tugasnya sebagai pemimpin jemaat, khususnya dalam memilih siapa
orang yang akan menjadi pelayan Tuhan (dalam hal ini diaken). Timotius mungkin
masih muda, tetapi ia sudah dipercaya Paulus untuk memimpin jemaat. Diaken
adalah salah satu jabatan pelayan Tuhan untuk melayani pekerjaan Tuhan
khususnya untuk pekerjaan diakonia (kata diaken diambil dari kata diakonia).
Syarat utama
seseorang bisa melayani sebagai seorang diaken diatur secara jelas oleh Paulus,
yaitu: orang yang terhormat, tidak bercabang lidah, bukan penggemar anggur,
tidak serakah, harus dapat memelihara rahasia iman dan mempunyai hati nurani
yang suci (ay. 8 & 9). Ini adalah syarat-syarat yang cukup penting karena
sebagai diaken, orang tersebut nantinya akan bertemu dan berhadapan dengan
banyak orang, termasuk dari golongan orang-orang di luar jemaat. Oleh karena
itu selain harus memiliki karunia dan skill
dalam pelayanan, Paulus juga menyarankan agar mereka harus orang-orang yang
terhormat dan memiliki nama baik di dalam jemaat maupun di luar jemaat.
Akan tetapi ada
syarat khusus yang Paulus tuliskan dalam suratnya kepada Timotius tersebut,
yaitu para diaken (termasuk para pelayan Tuhan pada umumnya), yaitu bahwa
mereka harus diuji terlebih dahulu (ay. 10a). Apa maksudnya diuji terlebih
dahulu? Pelayan Tuhan bukanlah jabatan yang sembarangan. Harus ada
standar-standar tertentu yang harus dimiliki oleh para pelayan Tuhan. Standar
ini tidak hanya berbicara tentang kualitas teknis (misalkan seorang pemimpin
pujian harus orang yang bersuara bagus, pemain musik harus memiliki dasar musik
yang memadai, seorang pengkhotbah harus memiliki kemampuan berbicara yang
baik), tetapi juga ke arah kualitas non teknis alias kualitas rohani.
Pelayan Tuhan
sedapat mungkin haruslah orang-orang yang tidak bercacat (ay. 10b). Mereka
harus menjadi orang-orang yang dapat dipercaya, yaitu dipercaya dari hal kecil
hingga hal-hal yang besar. Itulah mengapa menurut pendapat saya,
pelayan-pelayan Tuhan itu tidak ada yang instan. Ada proses yang harus dilalui
oleh mereka yang ingin menjadi pelayan Tuhan. Bahkan ketika saya mulai melayani
dalam hal musik dan menulis renungan seperti ini, saya membutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk dapat mengambil pelayanan yang sederhana seperti ini.
Apakah saat ini
ada di antara kita yang rindu ingin melayani tetapi sepertinya pendeta atau
gembala kita belum memberikan kesempatan kepada kita? Jika kerinduan itu memang
benar datang dari Tuhan, maka seharusnya tidak menjadi masalah apabila saat ini
belum ada kesempatan. Justru masa-masa menunggu ini harus kita gunakan
semaksimal mungkin untuk dapat melayani di bidang lain. Pelayanan apa yang kita
bisa lakukan di gereja kita masing-masing? Apakah kita punya talenta di bidang
musik? Tidak perlu menunggu pendeta kita menunjuk kita untuk melayani di bidang
musik. Kita bisa mulai dari membereskan kursi gereja sebelum dan sesudah
ibadah. Lakukan itu tanpa pamrih, maka saya yakin tidak lama lagi Tuhan juga
akan mempercayakan pelayanan yang lebih besar lagi kepada kita. Tetapi jika
kita justru merasa bahwa pelayanan membereskan kursi gereja itu bukan pelayanan
level kita, maka sebentar lagi Tuhan juga bisa menggeser kita dan membiarkan
orang lain yang mengambil pelayanan tersebut. Setialah ketika Tuhan menguji
kita, maka Tuhan akan memberikan apa yang kita minta setelah masa ujian
tersebut selesai.
Bacaan Alkitab: 1 Timotius 3:8-10
3:8 Demikian juga
diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan
penggemar anggur, jangan serakah,
3:9 melainkan
orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci.
3:10 Mereka juga
harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka
tak bercacat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.