Selasa, 7 Mei
2013
Bacaan Alkitab: Amsal 15:16-17
“Lebih baik sedikit barang dengan disertai
takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.” (Ams 15:16)
Mana yang Lebih
Baik?
Suatu ketika,
saya pernah membaca berita di surat kabar tentang sekelompok perampok yang
mencuri di suatu tempat. Mereka kemudian membagi hasil rampokannya. Dari kelompok
perampok tersebut, ada yang menggunakan uang hasil rampokannya itu untuk
berfoya-foya, ada juga yang digunakan untuk membeli perabot rumah tangga bagi
keluarganya, ada pula yang menggunakan uang tersebut untuk memberi perhiasan
emas kepada isterinya. Namun ternyata polisi berhasil mengendus para pelaku
perampokan tersebut dan menangkap mereka satu-persatu. Apa yang terjadi? Isteri
dan keluarga si pelaku perampokan yang awalnya sangat senang dibelikan perabot
rumah tangga dan juga perhiasan emas, kini harus mengembalikan barang-barang
tersebut kepada polisi sebagai barang bukti kejahatan si perampok. Mereka juga
harus menanggung malu dari para tetangga yang mengetahui bahwa harta yang
mereka miliki adalah dari hasil kejahatan. Bahkan dalam tulisan tersebut, salah
satu anggota keluarga yang diwawancara oleh reporter surat kabar mengatakan
bahwa jika ia tahu barang tersebut dibelikan dari uang hasil kejahatan, lebih
baik ia tidak menerima barang tersebut.
Ini yang terjadi
ketika seseorang memandang bahwa harta yang banyak dan melimpah itu jauh lebih
penting daripada apapun. Siapa sih yang tidak mau memiliki harta yang banyak?
Saya juga mau. Tetapi jika disuruh memilih apakah ingin memiliki banyak harta
tetapi dari hasil korupsi atau harta yang pas-pasan tetapi dari hasil kerja
keras dan keringat sendiri, mana yang kita pilih?
Bacaan kita hari
ini dari kitab Amsal berbicara bahwa memiliki sedikit barang yang disertai
dengan rasa takut akan Tuhan itu jauh lebih baik daripada memiliki banyak harta
dengan disertai kecemasa (ay. 16). Sepintas makna ayat ini cukup sederhana.
Tetapi jika kita tanyakan, mengapa orang yang banyak harta pada umumnya merasa
cemas, akan ada banyak jawaban terhadap hal tersebut.
Pertama, bisa
saja orang yang banyak harta cemas karena hartanya berasal dari cara yang tidak
benar. Orang yang punya banyak harta dari hasil korupsi, dari hasil kejahatan,
atau dari hasil melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan, maka
hatinya pasti tidak akan tenang. Mungkin ia bisa membeli tempat tidur yang
mahal dan sangat empuk, atau mungkin dengan hartanya ia bisa membayar satpam
untuk menjaga rumahnya, tetapi setiap
hari ia khawatir bahwa kejahatannya akan ketahuan oleh para penegak
hukum sehingga ia pun akan masuk ke dalam penjara.
Kedua, bisa saja
orang yang banyak harta cemas karena hartanya begitu banyak dan takut dicuri.
Hal ini terjadi karena orang itu menganggap harta adalah segala-galanya. Ia
mencoba untuk menempatkan hartanya di tempat yang paling aman. Tetapi setiap
hari ia selalu khawatir melihat berita-berita di surat kabar dan di televisi.
Ia selalu melihat pergerakan harga saham, melihat pergerakan harga valuta
asing, melihat berita bisnis, karena ia
takut hartanya akan berkurang karena kondisi ekonomi. Apa yang terjadi dengan orang
seperti ini? Walaupun banyak harta, tetapi kecemasan hatinya akan membuat
tubuhnya menjadi tidak sehat. Akibatnya ia mengalami banyak penyakit dan justru
tidak bisa menikmati hartanya tersebut.
Ketiga, bisa saja
orang yang banyak harta cemas karena hartanya tidak sanggup menjamin
keselamatan dirinya ketika ia meninggal dunia. Orang seperti ini tidak yakin
bahwa segala kekayaannya dapat menjamin keselamatan dirinya ketika ia meninggal
dunia. Ia hanya berharap mudah-mudahan amalnya diterima Tuhan, sehingga semasa
hidup ia pun mencoba memberi banyak sumbangan kepada orang miskin, mendirikan
tempat-tempat ibadah, tetapi bukan karena ia mengasihi Tuhan, tetapi karena ia
mencoba melakukan hal-hal yang siapa tahu dapat membuat dirinya masuk surga.
Kecemasan seperti
apa yang kita miliki? Syukur jika kita memiliki banyak harta tetapi juga
disertai rasa takut akan Tuhan, sehingga segala harta yang kita miliki itu
tidak membuat kita teralihkan dari pandangan kita yang seharusnya kepada Tuhan.
Justru dalam hidup kita yang terpenting adalah kasih. Kasih kepada Tuhan dan
kasih kepada sesama. Itulah yang terpenting dalam hidup kita. Oleh karena itu
jika kita membaca ayat selanjutnya, kita akan melihat bahwa lebih baik sepiring
sayur yang disajikan dengan penuh kasih daripada seekor lembu tambun yang
dihidangkan dengan kebencian (ay. 17).
Harta yang banyak
memang baik, tetapi hanya jika harta tersebut disertai dengan kasih dan rasa
takut akan Tuhan. Di luar itu? Semua harta akan menjadi sia-sia. Lebih baik di
dunia ini kita memiliki sedikit harta tetapi memiliki kasih dan rasa takut akan
Tuhan daripada memiliki banyak harta tetapi dengan kecemasan dan kebencian.
Ingat bahwa hidup kita di dunia ini hanya sementara, oleh karena itu biarlah
fokus kita adalah untuk mengejar sesuatu yang kekal, yaitu hidup setelah di
dunia ini. Oleh karena itu lebih baik kita memiliki sedikit harta di dunia
tetapi memiliki banyak harta di surga, daripada memiliki banyak harta di dunia
tetapi hanya memiliki sedikit harta di surga. Jangan sampai justru kita lebih
parah lagi: memiliki banyak harta di
dunia, tetapi tidak memiliki harta apapun di surga, karena harta kita di bumi
membawa kita masuk ke neraka selamanya.
Bacaan Alkitab: Amsal 15:16-17
15:16 Lebih baik
sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan
disertai kecemasan.
15:17 Lebih baik
sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.