Sabtu, 11 Mei 2013

Mana yang Lebih Baik?



Selasa, 7 Mei 2013
Bacaan Alkitab: Amsal 15:16-17
Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.” (Ams 15:16)


Mana yang Lebih Baik?


Suatu ketika, saya pernah membaca berita di surat kabar tentang sekelompok perampok yang mencuri di suatu tempat. Mereka kemudian membagi hasil rampokannya. Dari kelompok perampok tersebut, ada yang menggunakan uang hasil rampokannya itu untuk berfoya-foya, ada juga yang digunakan untuk membeli perabot rumah tangga bagi keluarganya, ada pula yang menggunakan uang tersebut untuk memberi perhiasan emas kepada isterinya. Namun ternyata polisi berhasil mengendus para pelaku perampokan tersebut dan menangkap mereka satu-persatu. Apa yang terjadi? Isteri dan keluarga si pelaku perampokan yang awalnya sangat senang dibelikan perabot rumah tangga dan juga perhiasan emas, kini harus mengembalikan barang-barang tersebut kepada polisi sebagai barang bukti kejahatan si perampok. Mereka juga harus menanggung malu dari para tetangga yang mengetahui bahwa harta yang mereka miliki adalah dari hasil kejahatan. Bahkan dalam tulisan tersebut, salah satu anggota keluarga yang diwawancara oleh reporter surat kabar mengatakan bahwa jika ia tahu barang tersebut dibelikan dari uang hasil kejahatan, lebih baik ia tidak menerima barang tersebut.

Ini yang terjadi ketika seseorang memandang bahwa harta yang banyak dan melimpah itu jauh lebih penting daripada apapun. Siapa sih yang tidak mau memiliki harta yang banyak? Saya juga mau. Tetapi jika disuruh memilih apakah ingin memiliki banyak harta tetapi dari hasil korupsi atau harta yang pas-pasan tetapi dari hasil kerja keras dan keringat sendiri, mana yang kita pilih?

Bacaan kita hari ini dari kitab Amsal berbicara bahwa memiliki sedikit barang yang disertai dengan rasa takut akan Tuhan itu jauh lebih baik daripada memiliki banyak harta dengan disertai kecemasa (ay. 16). Sepintas makna ayat ini cukup sederhana. Tetapi jika kita tanyakan, mengapa orang yang banyak harta pada umumnya merasa cemas, akan ada banyak jawaban terhadap hal tersebut.

Pertama, bisa saja orang yang banyak harta cemas karena hartanya berasal dari cara yang tidak benar. Orang yang punya banyak harta dari hasil korupsi, dari hasil kejahatan, atau dari hasil melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan, maka hatinya pasti tidak akan tenang. Mungkin ia bisa membeli tempat tidur yang mahal dan sangat empuk, atau mungkin dengan hartanya ia bisa membayar satpam untuk menjaga rumahnya, tetapi setiap  hari ia khawatir bahwa kejahatannya akan ketahuan oleh para penegak hukum sehingga ia pun akan masuk ke dalam penjara.

Kedua, bisa saja orang yang banyak harta cemas karena hartanya begitu banyak dan takut dicuri. Hal ini terjadi karena orang itu menganggap harta adalah segala-galanya. Ia mencoba untuk menempatkan hartanya di tempat yang paling aman. Tetapi setiap hari ia selalu khawatir melihat berita-berita di surat kabar dan di televisi. Ia selalu melihat pergerakan harga saham, melihat pergerakan harga valuta asing, melihat  berita bisnis, karena ia takut hartanya akan berkurang karena kondisi ekonomi. Apa yang terjadi dengan orang seperti ini? Walaupun banyak harta, tetapi kecemasan hatinya akan membuat tubuhnya menjadi tidak sehat. Akibatnya ia mengalami banyak penyakit dan justru tidak bisa menikmati hartanya tersebut.

Ketiga, bisa saja orang yang banyak harta cemas karena hartanya tidak sanggup menjamin keselamatan dirinya ketika ia meninggal dunia. Orang seperti ini tidak yakin bahwa segala kekayaannya dapat menjamin keselamatan dirinya ketika ia meninggal dunia. Ia hanya berharap mudah-mudahan amalnya diterima Tuhan, sehingga semasa hidup ia pun mencoba memberi banyak sumbangan kepada orang miskin, mendirikan tempat-tempat ibadah, tetapi bukan karena ia mengasihi Tuhan, tetapi karena ia mencoba melakukan hal-hal yang siapa tahu dapat membuat dirinya masuk surga.

Kecemasan seperti apa yang kita miliki? Syukur jika kita memiliki banyak harta tetapi juga disertai rasa takut akan Tuhan, sehingga segala harta yang kita miliki itu tidak membuat kita teralihkan dari pandangan kita yang seharusnya kepada Tuhan. Justru dalam hidup kita yang terpenting adalah kasih. Kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama. Itulah yang terpenting dalam hidup kita. Oleh karena itu jika kita membaca ayat selanjutnya, kita akan melihat bahwa lebih baik sepiring sayur yang disajikan dengan penuh kasih daripada seekor lembu tambun yang dihidangkan dengan kebencian (ay. 17).

Harta yang banyak memang baik, tetapi hanya jika harta tersebut disertai dengan kasih dan rasa takut akan Tuhan. Di luar itu? Semua harta akan menjadi sia-sia. Lebih baik di dunia ini kita memiliki sedikit harta tetapi memiliki kasih dan rasa takut akan Tuhan daripada memiliki banyak harta tetapi dengan kecemasan dan kebencian. Ingat bahwa hidup kita di dunia ini hanya sementara, oleh karena itu biarlah fokus kita adalah untuk mengejar sesuatu yang kekal, yaitu hidup setelah di dunia ini. Oleh karena itu lebih baik kita memiliki sedikit harta di dunia tetapi memiliki banyak harta di surga, daripada memiliki banyak harta di dunia tetapi hanya memiliki sedikit harta di surga. Jangan sampai justru kita lebih parah lagi: memiliki  banyak harta di dunia, tetapi tidak memiliki harta apapun di surga, karena harta kita di bumi membawa kita masuk ke neraka selamanya.


Bacaan Alkitab: Amsal 15:16-17
15:16 Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.
15:17 Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.