Jumat, 3 Mei 2013
Bacaan Alkitab: Imamat 1:1-17
“Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan
kepada mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan
kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak,
yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba.” (Im 1:2)
Persembahan bagi
Tuhan
Sejak kapan manusia mulai memberi persembahan
kepada Tuhan? Alkitab mencatat bahwa orang yang pertama kali mempersembahkan
sesuatu kepada Tuhan adalah kakak beradik Kain dan Habel (Kej 4:3-4). Sejak itu
persembahan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Bapa-Bapa leluhur
bangsa Israel, dan menjadi suatu adat dan tradisi bagi bangsa Israel. Ketika
bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, salah satu hal penting yang Tuhan
perintahkan kepada bangsa Israel pada umumnya dan kepada para imam dan suku
Lewi pada khususnya.
Apa saja yang Tuhan perintahkan saat itu?
Kita dapat membacanya dalam pasal pertama kitab Imamat (yang adalah salah satu
dari 5 kitab Taurat Musa). Kitab Imamat ini berbicara dengan rinci mengenai
bagaimana bangsa Israel harus melaksanakan ibadah mereka di hadapan Tuhan.
Tentunya, pasal 1 dari kitab Imamat ini merupakan salah satu perintah yang
pertama ditulis dan salah satu yang menggambarkan tata cara ibadah bangsa
Israel. Hari ini kita akan coba mempelajari bagaimana kita harus
mempersembahkan sesuatu bagi Tuhan melalui pendalaman bagian Alkitab kita hari
ini.
Pasal 1 dari kitab Imamat (dan juga
keseluruhan kitab Imamat) adalah perintah Tuhan secara langsung kepada bangsa
Israel melalui Musa (ay. 1). Tuhan berbicara atau berfirman kepada Musa dari
dalam kemah pertemuan. Dengan demikian, ketika kita membaca kitab Imamat ini,
ada satu hal yang penting yaitu bangsa Israel sudah membangun kemah pertemuan,
yaitu kemah tempat bangsa Israel (khususnya Musa, Harun, dan para Imam) bisa
bertemu dengan Tuhan.
Perintah pertama yang Tuhan berikan terkait
dengan tata cara ibadah ini adalah mengenai persembahan. Syarat pertama
mengenai persembahan yang diberikan oleh bangsa Israel adalah bahwa persembahan
yang mereka berikan harus berasal dari lembu sapi atau dari kambing domba (ay.
2). Walaupun nanti di ayat-ayat selanjutnya kita akan melihat bahwa bangsa
Israel boleh mempersembahkan sesuatu yang bukan hewan, tetapi hal tersebut
lebih berbicara mengenai korban-korban lainnya. Namun dalam pasal 1 kitab
Imamat ini seluruhnya berbicara tentang persembahan dari hewan,.
Saya sendiri masih belum mengerti 100%
tentang perintah Tuhan, tetapi jika kita kembali ke kisah Kain dan Habel, Tuhan
lebih memilih persembahan Habel yang berupa domba daripada persembahan Kain
yang berupa hasil bumi (tanaman). Tuhan menetapkan standar yang tinggi dan
jelas kepada bangsa Israel, ketika mereka mau memberi persembahan kepada Tuhan
(ingat bahwa yang dimaksud dengan persembahan adalah persembahan yang diberikan
khusus kepada Tuhan), mereka harus memberi persembahan (korban bakaran) dari
lembu/sapi, kambing/domba, atau bahkan dari burung tekukur/merpati. Jika korban
bakaran yang diberikan dari lembu/sapi atau kambing/domba, haruslah korban itu
adalah seekor jantan yang tidak bercela (ay. 3 & 10).
Hewan itu haruslah disembelih, dan imam-imam harus mempersembahkan darahnya
di sekeliling mezbah (ay. 4, 5 & 11). Kemudian hewan tersebut harus
dipotong-potong dan seluruh bagian hewan tersebut haruslah dibakar di atas kayu
api (ay. 6-8 & 12). Sementara itu isi perutnya harus dibasuh dahulu dan
kemudian dipersembahkan oleh imam (ay. 9 & 13). Saya sendiri kurang tahu
mengapa bagian daging boleh langsung dibakar sementara bagian isi perut harus
dibasuh dengan air terlebih dahulu. Tetapi mari kita menganggap bahwa itu
adalah hak prerogatif Tuhan sendiri. Bahkan bagi bangsa Israel yang mungkin
tidak mampu untuk mempersembahkan seekor lembu/sapi atau kambing/domba, mereka
dapat mempersembahkan burung tekukur atau anak burung merpati (ay. 14). Mengapa
jenis burung itu yang dipilih? Saya juga tidak tahu. Akan tetapi jika
persembahan orang Israel adalah burung, maka tembolok dan bulunya harus dibuang
dan baru sisanya dibakar dan menjadi korban persembahan bagi Tuhan (ay. 15-17).
Mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa saya
menulis hal ini? Saya hanya ingin mengingatkan bahwa Tuhan itu adalah Tuhan
yang luar biasa. Ia memberi syarat bagi bangsa Israel dalam memberikan
persembahan kepadaNya. Dengan kata lain, Tuhan ingin agar bangsa Israel tidak
sembarangan saja membawa persembahan mereka ke hadapan Tuhan. Ini adalah inti
dari bacaan Alkitab kita hari ini, yang dapat kita terapkan dalam kehidupan
kita masing-masing. Ketika kita akan memberikan persembahan kepada Tuhan,
sudahkah kita memberikan yang persembahan yang terbaik dan bukan hanya “sembarangan”
saja? Apakah ketika kita mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan maka kita hanya
memberi begitu saja tanpa adanya rasa hormat dan takut akan Tuhan?
Sebenarnya yang paling utama adalah bagaimana
kita boleh terlebih dahulu mempersembahkan hati dan kehidupan kita bagi Tuhan.
Jika hati kita sudah kita persembahkan bagi Tuhan, maka kita tidak akan
memiliki masalah ketika kita mempersembahkan yang lain, termasuk uang kita,
waktu kita, atau apapun yang kita miliki. Tetapi selama kita belum memberikan
hati kita kepada Tuhan, jangan harap kita mau memberikan yang lain dengan hati
yang tulus ikhlas. Pertanyaannya, sudahkah kita melakukannya?
Bacaan Alkitab: Imamat 1:1-17
1:1 TUHAN
memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan:
1:2
"Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila
seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah
persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi
atau dari kambing domba.
1:3 Jikalau
persembahannya merupakan korban bakaran dari lembu, haruslah ia mempersembahkan
seekor jantan yang tidak bercela. Ia harus membawanya ke pintu Kemah Pertemuan,
supaya TUHAN berkenan akan dia.
1:4 Lalu ia harus
meletakkan tangannya ke atas kepala korban bakaran itu, sehingga baginya
persembahan itu diperkenan untuk mengadakan pendamaian baginya.
1:5 Kemudian
haruslah ia menyembelih lembu itu di hadapan TUHAN, dan anak-anak Harun,
imam-imam itu, harus mempersembahkan darah lembu itu dan menyiramkannya pada
sekeliling mezbah yang di depan pintu Kemah Pertemuan.
1:6 Kemudian
haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut
bagian-bagian tertentu.
1:7 Anak-anak
imam Harun haruslah menaruh api di atas mezbah dan menyusun kayu di atas api
itu.
1:8 Dan mereka
harus mengatur potongan-potongan korban itu dan kepala serta lemaknya di atas
kayu yang sedang menyala di atas mezbah.
1:9 Tetapi isi
perutnya dan betisnya haruslah dibasuh dengan air dan seluruhnya itu harus
dibakar oleh imam di atas mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban
api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
1:10 Jikalau
persembahannya untuk korban bakaran adalah dari kambing domba, baik dari domba,
maupun dari kambing, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak
bercela.
1:11 Haruslah ia
menyembelihnya pada sisi mezbah sebelah utara di hadapan TUHAN, lalu haruslah
anak-anak Harun, imam-imam itu, menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya.
1:12 Kemudian
haruslah ia memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu, dan bersama-sama
kepalanya dan lemaknya diaturlah semuanya itu oleh imam di atas kayu yang
sedang menyala di atas mezbah.
1:13 Isi perut
dan betisnya haruslah dibasuhnya dengan air, dan seluruhnya itu haruslah
dipersembahkan oleh imam dan dibakar di atas mezbah: itulah korban bakaran,
suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
1:14 Jikalau
persembahannya kepada TUHAN merupakan korban bakaran dari burung, haruslah ia
mempersembahkan korbannya itu dari burung tekukur atau dari anak burung
merpati.
1:15 Imam harus
membawanya ke mezbah, lalu memulas kepalanya dan membakarnya di atas mezbah.
Darahnya harus ditekan ke luar pada dinding mezbah.
1:16 Temboloknya
serta dengan bulunya haruslah disisihkan dan dibuang ke samping mezbah sebelah
timur, ke tempat abu.
1:17 Dan ia harus
mencabik burung itu pada pangkal sayapnya, tetapi tidak sampai terpisah; lalu
imam harus membakarnya di atas mezbah, di atas kayu yang sedang terbakar;
itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi
TUHAN."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.