Selasa, 07 Mei 2013

Persembahan bagi Tuhan



Jumat, 3 Mei 2013
Bacaan Alkitab: Imamat 1:1-17
Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba.” (Im 1:2)


Persembahan bagi Tuhan


Sejak kapan manusia mulai memberi persembahan kepada Tuhan? Alkitab mencatat bahwa orang yang pertama kali mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan adalah kakak beradik Kain dan Habel (Kej 4:3-4). Sejak itu persembahan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Bapa-Bapa leluhur bangsa Israel, dan menjadi suatu adat dan tradisi bagi bangsa Israel. Ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, salah satu hal penting yang Tuhan perintahkan kepada bangsa Israel pada umumnya dan kepada para imam dan suku Lewi pada khususnya.

Apa saja yang Tuhan perintahkan saat itu? Kita dapat membacanya dalam pasal pertama kitab Imamat (yang adalah salah satu dari 5 kitab Taurat Musa). Kitab Imamat ini berbicara dengan rinci mengenai bagaimana bangsa Israel harus melaksanakan ibadah mereka di hadapan Tuhan. Tentunya, pasal 1 dari kitab Imamat ini merupakan salah satu perintah yang pertama ditulis dan salah satu yang menggambarkan tata cara ibadah bangsa Israel. Hari ini kita akan coba mempelajari bagaimana kita harus mempersembahkan sesuatu bagi Tuhan melalui pendalaman bagian Alkitab kita hari ini.

Pasal 1 dari kitab Imamat (dan juga keseluruhan kitab Imamat) adalah perintah Tuhan secara langsung kepada bangsa Israel melalui Musa (ay. 1). Tuhan berbicara atau berfirman kepada Musa dari dalam kemah pertemuan. Dengan demikian, ketika kita membaca kitab Imamat ini, ada satu hal yang penting yaitu bangsa Israel sudah membangun kemah pertemuan, yaitu kemah tempat bangsa Israel (khususnya Musa, Harun, dan para Imam) bisa bertemu dengan Tuhan.

Perintah pertama yang Tuhan berikan terkait dengan tata cara ibadah ini adalah mengenai persembahan. Syarat pertama mengenai persembahan yang diberikan oleh bangsa Israel adalah bahwa persembahan yang mereka berikan harus berasal dari lembu sapi atau dari kambing domba (ay. 2). Walaupun nanti di ayat-ayat selanjutnya kita akan melihat bahwa bangsa Israel boleh mempersembahkan sesuatu yang bukan hewan, tetapi hal tersebut lebih berbicara mengenai korban-korban lainnya. Namun dalam pasal 1 kitab Imamat ini seluruhnya berbicara tentang persembahan dari hewan,.

Saya sendiri masih belum mengerti 100% tentang perintah Tuhan, tetapi jika kita kembali ke kisah Kain dan Habel, Tuhan lebih memilih persembahan Habel yang berupa domba daripada persembahan Kain yang berupa hasil bumi (tanaman). Tuhan menetapkan standar yang tinggi dan jelas kepada bangsa Israel, ketika mereka mau memberi persembahan kepada Tuhan (ingat bahwa yang dimaksud dengan persembahan adalah persembahan yang diberikan khusus kepada Tuhan), mereka harus memberi persembahan (korban bakaran) dari lembu/sapi, kambing/domba, atau bahkan dari burung tekukur/merpati. Jika korban bakaran yang diberikan dari lembu/sapi atau kambing/domba, haruslah korban itu adalah seekor jantan yang tidak bercela (ay. 3 & 10).

Hewan itu haruslah disembelih,  dan imam-imam harus mempersembahkan darahnya di sekeliling mezbah (ay. 4, 5 & 11). Kemudian hewan tersebut harus dipotong-potong dan seluruh bagian hewan tersebut haruslah dibakar di atas kayu api (ay. 6-8 & 12). Sementara itu isi perutnya harus dibasuh dahulu dan kemudian dipersembahkan oleh imam (ay. 9 & 13). Saya sendiri kurang tahu mengapa bagian daging boleh langsung dibakar sementara bagian isi perut harus dibasuh dengan air terlebih dahulu. Tetapi mari kita menganggap bahwa itu adalah hak prerogatif Tuhan sendiri. Bahkan bagi bangsa Israel yang mungkin tidak mampu untuk mempersembahkan seekor lembu/sapi atau kambing/domba, mereka dapat mempersembahkan burung tekukur atau anak burung merpati (ay. 14). Mengapa jenis burung itu yang dipilih? Saya juga tidak tahu. Akan tetapi jika persembahan orang Israel adalah burung, maka tembolok dan bulunya harus dibuang dan baru sisanya dibakar dan menjadi korban persembahan bagi Tuhan (ay. 15-17).

Mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa saya menulis hal ini? Saya hanya ingin mengingatkan bahwa Tuhan itu adalah Tuhan yang luar biasa. Ia memberi syarat bagi bangsa Israel dalam memberikan persembahan kepadaNya. Dengan kata lain, Tuhan ingin agar bangsa Israel tidak sembarangan saja membawa persembahan mereka ke hadapan Tuhan. Ini adalah inti dari bacaan Alkitab kita hari ini, yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita masing-masing. Ketika kita akan memberikan persembahan kepada Tuhan, sudahkah kita memberikan yang persembahan yang terbaik dan bukan hanya “sembarangan” saja? Apakah ketika kita mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan maka kita hanya memberi begitu saja tanpa adanya rasa hormat dan takut akan Tuhan?

Sebenarnya yang paling utama adalah bagaimana kita boleh terlebih dahulu mempersembahkan hati dan kehidupan kita bagi Tuhan. Jika hati kita sudah kita persembahkan bagi Tuhan, maka kita tidak akan memiliki masalah ketika kita mempersembahkan yang lain, termasuk uang kita, waktu kita, atau apapun yang kita miliki. Tetapi selama kita belum memberikan hati kita kepada Tuhan, jangan harap kita mau memberikan yang lain dengan hati yang tulus ikhlas. Pertanyaannya, sudahkah kita melakukannya?



                                                                                                              
Bacaan Alkitab: Imamat 1:1-17
1:1 TUHAN memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan:
1:2 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba.
1:3 Jikalau persembahannya merupakan korban bakaran dari lembu, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. Ia harus membawanya ke pintu Kemah Pertemuan, supaya TUHAN berkenan akan dia.
1:4 Lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala korban bakaran itu, sehingga baginya persembahan itu diperkenan untuk mengadakan pendamaian baginya.
1:5 Kemudian haruslah ia menyembelih lembu itu di hadapan TUHAN, dan anak-anak Harun, imam-imam itu, harus mempersembahkan darah lembu itu dan menyiramkannya pada sekeliling mezbah yang di depan pintu Kemah Pertemuan.
1:6 Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.
1:7 Anak-anak imam Harun haruslah menaruh api di atas mezbah dan menyusun kayu di atas api itu.
1:8 Dan mereka harus mengatur potongan-potongan korban itu dan kepala serta lemaknya di atas kayu yang sedang menyala di atas mezbah.
1:9 Tetapi isi perutnya dan betisnya haruslah dibasuh dengan air dan seluruhnya itu harus dibakar oleh imam di atas mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
1:10 Jikalau persembahannya untuk korban bakaran adalah dari kambing domba, baik dari domba, maupun dari kambing, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela.
1:11 Haruslah ia menyembelihnya pada sisi mezbah sebelah utara di hadapan TUHAN, lalu haruslah anak-anak Harun, imam-imam itu, menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya.
1:12 Kemudian haruslah ia memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu, dan bersama-sama kepalanya dan lemaknya diaturlah semuanya itu oleh imam di atas kayu yang sedang menyala di atas mezbah.
1:13 Isi perut dan betisnya haruslah dibasuhnya dengan air, dan seluruhnya itu haruslah dipersembahkan oleh imam dan dibakar di atas mezbah: itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
1:14 Jikalau persembahannya kepada TUHAN merupakan korban bakaran dari burung, haruslah ia mempersembahkan korbannya itu dari burung tekukur atau dari anak burung merpati.
1:15 Imam harus membawanya ke mezbah, lalu memulas kepalanya dan membakarnya di atas mezbah. Darahnya harus ditekan ke luar pada dinding mezbah.
1:16 Temboloknya serta dengan bulunya haruslah disisihkan dan dibuang ke samping mezbah sebelah timur, ke tempat abu.
1:17 Dan ia harus mencabik burung itu pada pangkal sayapnya, tetapi tidak sampai terpisah; lalu imam harus membakarnya di atas mezbah, di atas kayu yang sedang terbakar; itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.