Minggu, 12 Mei
2013
Bacaan Alkitab: Markus 1:21-28
“Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab
Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.”
(Mrk 1:22)
Pelayanan yang
Berkuasa
Berapa banyak di
antara kita yang mengambil bagian dalam pelayanan di gereja kita masing-masing?
Berapa banyak pula di antara kita yang menganggap bahwa pelayanan yang kita
lakukan itu hanya sekedar melakukan rutinitas saja? Berapa banyak di antara
kita yang tidak menyiapkan dengan sungguh-sungguh pelayanan yang kita lakukan?
Saya sendiri pernah menemui sejumlah pemimpin pujian yang baru menyiapkan
lagu-lagu pujian pada hari Sabtu sore padahal ia harus melayani pada ibadah
Minggu pagi. Ada yang lebih parah? Ya, ada juga pemimpin pujian yang baru
menyiapkan lagu-lagu pujiannya pada hari Minggu jam 7 pagi untuk ibadah pada
pukul 8 pagi hari yang sama. Saya waktu itu melayani sebagai pemusik. Bisa
dibayangkan, bagaimana rasanya jemaat yang hadir ketika ibadah Minggu tersebut
sangat kurang persiapannya? Dan saya mau katakan, bahwa hal ini terjadi di
gereja aliran karismatik, yaitu gereja yang mengklaim bahwa mereka adalah
gereja yang penuh dengan Roh Kudus.
Saya tidak anti
aliran karismatik, saya sendiri besar dan tumbuh, bahkan saat ini melayani di
salah satu gereja aliran karismatik. Tetapi bagi saya, hal seperti yang telah
saya jelaskan di atas tersebut sama sekali tidak dapat diterima, apapun
alasannya. Mungkin secara skill, para
pelayan Tuhan sudah memiliki kemampuan yang sangat baik. Mereka memiliki suara
yang bagus, atau sebagai pemusik mereka dapat langsung memainkan musik secara
mendadak. Tetapi sikap seperti itu sangat jauh dari apa yang diharapkan Tuhan.
Tuhan Yesus
sendiri memberi teladan yang sangat baik. Ketika Tuhan Yesus diberi kesempatan
untuk mengajar di rumah ibadat di Kapernaum (saat itu di Israel, adalah suatu
kebiasaan bagi orang yang berusia 30 tahun ke atas untuk tampil di rumah ibadat
dan “mengajar” alias menyampaikan khotbah dengan membaca bagian dari Taurat
dan/atau kitab para nabi), saat itu Yesus tidak menyia-nyiakan kesempatan itu
(ay. 21). Yesus mengajar dengan cara atau metode yang sama sekali berbeda
dengan apa yang selama ini dilakukan oleh ahli-ahli Taurat. Memang ahli Taurat
memiliki pemahaman yang baik terhadap Taurat Tuhan. Mereka mungkin saja hafal
seluruh isi ahli Taurat. Akan tetapi ada satu yang kurang dari mereka.
Ahli-ahli Taurat hanya mengajar secara “hafalan” saja, tetapi Yesus mengajar dengan kuasa (ay.
22).
Apa yang dimaksud
mengajar dengan kuasa? Ketika saat itu ada orang yang kerasukan roh jahat (ay.
23-24), maka Yesus pun menghardik roh jahat tersebut. Yesus tidak mengusir roh
jahat tersebut dengan cara memasukkan roh jahat tersebut ke dalam botol, atau
membaca mantera dan meminumkan air kepada orang yang kerasukan itu (seperti
dalam film-film atau acara-acara televisi kita saat ini), tetapi Yesus hanya
mengucapkan 4 kata saja: “Diam, keluarlah dari padanya!” (ay. 25). Cukup
kalimat itu yang Yesus keluarkan dari mulutNya dan roh jahat itu pun keluar
dari orang itu (ay. 26). Hal itulah yang membuat orang-orang yang ada di dalam
rumah ibadat takjub dan memperbincangkannya (ay. 27). Akibatnya tersiarlah
kabar tentang Yesus secara cepat ke segala penjuru di Galilea (ay. 28).
Bagaimana Yesus
bisa punya kuasa seperti itu? Memang Yesus adalah Tuhan yang turun ke dunia ini
sebagai manusia. Tetapi sebenarnya ada satu rahasia besar yang menyebabkan
pelayanan Tuhan Yesus menjadi luar biasa dan penuh kuasa, yaitu Ia selalu
memiliki waktu khusus untuk bersekutu dengan Allah Bapa (Mrk 1:35). Ia sangat
sadar bahwa pelayanan yang luar biasa itu tidak mungkin didapat begitu saja. Ia
butuh kuasa dari tempat yang maha tinggi, yaitu kuasa dari surga untuk
mendukung pelayananNya di bumi ini. Oleh karena itu Yesus selalu memiliki waktu
untuk berdoa dan bersekutu dengan BapaNya, bahkan sesibuk apapun pelayananNya
di dunia ini.
Memang kita juga
tidak boleh hanya mengandalkan kuasa saja tanpa skill yang memadai. Kedua-duanya harus berjalan bersama-sama. Oleh
karena itu, selain kita harus meningkatkan kemampuan kita secara teknis dalam
pelayanan, namun yang lebih penting adalah bagaimana hubungan pribadi kita dengan
Tuhan. Percuma skill kita sebaik
apapun namun ternyata pelayanan kita menjadi hambar dan tidak ada artinya. Jadilah
pelayan-pelayan Tuhan yang penuh kuasa, sehingga pelayanan kita benar-benar
menjadi berkat bagi diri kita sendiri, bagi jemaat yang kita layani, dan
menjadi persembahan yang harum di hadapan Tuhan.
Bacaan Alkitab: Markus 1:21-28
1:21 Mereka tiba
di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah
ibadat dan mengajar.
1:22 Mereka
takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang
berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.
1:23 Pada waktu
itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu
berteriak:
1:24 "Apa
urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak
membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
1:25 Tetapi Yesus
menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"
1:26 Roh jahat
itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia
keluar dari padanya.
1:27 Mereka semua
takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu
ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan
mereka taat kepada-Nya."
1:28 Lalu
tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh
Galilea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.