Sabtu, 11 Mei 2013

Pelayanan yang Berkuasa



Minggu, 12 Mei 2013
Bacaan Alkitab: Markus 1:21-28
Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.” (Mrk 1:22)


Pelayanan yang Berkuasa


Berapa banyak di antara kita yang mengambil bagian dalam pelayanan di gereja kita masing-masing? Berapa banyak pula di antara kita yang menganggap bahwa pelayanan yang kita lakukan itu hanya sekedar melakukan rutinitas saja? Berapa banyak di antara kita yang tidak menyiapkan dengan sungguh-sungguh pelayanan yang kita lakukan? Saya sendiri pernah menemui sejumlah pemimpin pujian yang baru menyiapkan lagu-lagu pujian pada hari Sabtu sore padahal ia harus melayani pada ibadah Minggu pagi. Ada yang lebih parah? Ya, ada juga pemimpin pujian yang baru menyiapkan lagu-lagu pujiannya pada hari Minggu jam 7 pagi untuk ibadah pada pukul 8 pagi hari yang sama. Saya waktu itu melayani sebagai pemusik. Bisa dibayangkan, bagaimana rasanya jemaat yang hadir ketika ibadah Minggu tersebut sangat kurang persiapannya? Dan saya mau katakan, bahwa hal ini terjadi di gereja aliran karismatik, yaitu gereja yang mengklaim bahwa mereka adalah gereja yang penuh dengan Roh Kudus.

Saya tidak anti aliran karismatik, saya sendiri besar dan tumbuh, bahkan saat ini melayani di salah satu gereja aliran karismatik. Tetapi bagi saya, hal seperti yang telah saya jelaskan di atas tersebut sama sekali tidak dapat diterima, apapun alasannya. Mungkin secara skill, para pelayan Tuhan sudah memiliki kemampuan yang sangat baik. Mereka memiliki suara yang bagus, atau sebagai pemusik mereka dapat langsung memainkan musik secara mendadak. Tetapi sikap seperti itu sangat jauh dari apa yang diharapkan Tuhan.

Tuhan Yesus sendiri memberi teladan yang sangat baik. Ketika Tuhan Yesus diberi kesempatan untuk mengajar di rumah ibadat di Kapernaum (saat itu di Israel, adalah suatu kebiasaan bagi orang yang berusia 30 tahun ke atas untuk tampil di rumah ibadat dan “mengajar” alias menyampaikan khotbah dengan membaca bagian dari Taurat dan/atau kitab para nabi), saat itu Yesus tidak menyia-nyiakan kesempatan itu (ay. 21). Yesus mengajar dengan cara atau metode yang sama sekali berbeda dengan apa yang selama ini dilakukan oleh ahli-ahli Taurat. Memang ahli Taurat memiliki pemahaman yang baik terhadap Taurat Tuhan. Mereka mungkin saja hafal seluruh isi ahli Taurat. Akan tetapi ada satu yang kurang dari mereka. Ahli-ahli Taurat hanya mengajar secara “hafalan”  saja, tetapi Yesus mengajar dengan kuasa (ay. 22).

Apa yang dimaksud mengajar dengan kuasa? Ketika saat itu ada orang yang kerasukan roh jahat (ay. 23-24), maka Yesus pun menghardik roh jahat tersebut. Yesus tidak mengusir roh jahat tersebut dengan cara memasukkan roh jahat tersebut ke dalam botol, atau membaca mantera dan meminumkan air kepada orang yang kerasukan itu (seperti dalam film-film atau acara-acara televisi kita saat ini), tetapi Yesus hanya mengucapkan 4 kata saja: “Diam, keluarlah dari padanya!” (ay. 25). Cukup kalimat itu yang Yesus keluarkan dari mulutNya dan roh jahat itu pun keluar dari orang itu (ay. 26). Hal itulah yang membuat orang-orang yang ada di dalam rumah ibadat takjub dan memperbincangkannya (ay. 27). Akibatnya tersiarlah kabar tentang Yesus secara cepat ke segala penjuru di Galilea (ay. 28).

Bagaimana Yesus bisa punya kuasa seperti itu? Memang Yesus adalah Tuhan yang turun ke dunia ini sebagai manusia. Tetapi sebenarnya ada satu rahasia besar yang menyebabkan pelayanan Tuhan Yesus menjadi luar biasa dan penuh kuasa, yaitu Ia selalu memiliki waktu khusus untuk bersekutu dengan Allah Bapa (Mrk 1:35). Ia sangat sadar bahwa pelayanan yang luar biasa itu tidak mungkin didapat begitu saja. Ia butuh kuasa dari tempat yang maha tinggi, yaitu kuasa dari surga untuk mendukung pelayananNya di bumi ini. Oleh karena itu Yesus selalu memiliki waktu untuk berdoa dan bersekutu dengan BapaNya, bahkan sesibuk apapun pelayananNya di dunia ini.

Memang kita juga tidak boleh hanya mengandalkan kuasa saja tanpa skill yang memadai. Kedua-duanya harus berjalan bersama-sama. Oleh karena itu, selain kita harus meningkatkan kemampuan kita secara teknis dalam pelayanan, namun yang lebih penting adalah bagaimana hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Percuma skill kita sebaik apapun namun ternyata pelayanan kita menjadi hambar dan tidak ada artinya. Jadilah pelayan-pelayan Tuhan yang penuh kuasa, sehingga pelayanan kita benar-benar menjadi berkat bagi diri kita sendiri, bagi jemaat yang kita layani, dan menjadi persembahan yang harum di hadapan Tuhan.


Bacaan Alkitab: Markus 1:21-28
1:21 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.
1:22 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.
1:23 Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:
1:24 "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
1:25 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"
1:26 Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.
1:27 Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."
1:28 Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.