Selasa, 28 Mei
2013
Bacaan Alkitab: Yohanes 10:11-15
“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik
memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (Yoh 10:11)
Apa Artinya Baik?
Banyak orang
bertanya, apa artinya menjadi orang yang baik? Apa kriteria orang bisa disebut
orang baik dan orang yang tidak baik? Apa kriteria kita bisa menyebut seseorang
sebagai pendeta yang baik dan pendeta yang tidak baik? Guru yang baik dan guru
yang tidak baik? Bos yang baik dan bos yang tidak baik? Suami yang baik dan
suami yang tidak baik? Isteri yang baik dan isteri yang tidak baik? Orang tua
yang baik dan orang tua yang tidak baik? Anak yang baik dan anak yang tidak
baik?
Memang jika kita
memakai standar dunia ini, orang yang baik adalah orang yang tidak melakukan
hal yang jahat, yang memiliki penampilan baik, yang suka menolong orang, dan
lain sebagainya. Memang hal itu ada benarnya juga. Tetapi Yesus memberikan
gambaran yang sangat jelas tentang apa artinya baik itu. Tuhan Yesus mengatakan
bahwa Ia adalah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi
domba-dombanya (ay. 11).
Sesungguhnya,
inilah standar baik menurut Tuhan. Baik tidak hanya dilihat dari berapa banyak
ia mau melakukan hal-hal yang berguna bagi orang lain. Menurut standar Alkitab,
baik atau tidaknya seseorang dilihat dari berapa banyak kasih yang ia miliki
dan berapa banyak kasih yang ia berikan kepada orang lain. Mengapa demikian?
Yesus menggambarkan diriNya sebagai seorang Gembala yang baik, yaitu gembala
yang memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya. Inilah kasih yang paling besar,
yaitu orang yang memberikan nyawanya kepada sahabat-sahabatnya (Yoh 15:13).
Itulah yang
dilakukan oleh Yesus. Yesus adalah seorang gembala yang baik. Beda halnya
dengan orang upahan yang harus menggembalakan domba-domba yang bukan miliknya
(ay. 12-13). Orang upahan hanya bekerja berdasarkan upah. Ia tidak memiliki
kasih seperti seorang gembala yang baik. Yesus sendiri tidak menyebut orang
upahan sebagai “orang upahan yang baik”. Yesus hanya menyebut sebagai “orang
upahan” saja. Itu menunjukkan standar baik menurut Tuhan. Orang upahan tidak
memiliki kasih, ia hanya bekerja karena diupah. Itulah mengapa Yesus tidak
menyebut dengan kata “baik”.
Sebaliknya, Yesus
menambahkan 1 lagi standar “baik” yaitu adanya rasa saling mengenal dengan
orang yang dilayaninya. Gembala mengenal domba-dombanya, dan domba-domba
mengenal gembalanya (ay. 14). Itulah standar “baik” menurut Tuhan. Dan tentu
saja tidak ada orang yang mau mengenal orang lain secara mendalam (baca:
mengenal secara pribadi) kecuali jika ia mengasihi orang tersebut. Kasih yang
sejati membuat orang saling mengenal satu sama lain, bukan hanya sekedar
mengenal nama dan wajah saya. Ketika kita sudah mengenal dengan mendalam, tentu
kita akan mampu untuk memberikan yang terbaik kepada orang yang kita kenal
tersebut, bahkan nyawa kita sekalipun (ay. 15).
Seorang suami
harus terlebih dahulu memiliki kasih kepada isterinya. Dalam kasih mereka pun
saling mengenal karakter dan kebiasaan masing-masing pasangannya. Selanjutnya, dalam
kehidupan rumah tangga, suami dan isteri pun akan saling memberi yang terbaik
kepada pasangannya. Mengapa demikian? Karena mereka sudah saling mengenal dan saling
mengasihi, sehingga suami pun tanpa paksaan memberikan yang terbaik kepada
isteri mereka dan begitu pula sebaliknya. Ya suami yang baik maupun isteri yang
baik, adalah mereka yang memiliki kasih yang sejati dalam hidupnya, dan mau
membagikan kasih itu kepada orang lain. Demikian juga dengan pendeta yang baik,
orang tua yang baik, bawahan yang baik, maupun atasan yang baik. “Baik” menurut
standar Tuhan sangat berkaitan dengan kasih. Kita tidak dapat mengatakan diri
kita baik jika kita tidak memiliki kasih di dalam hidup kita. Belajarlah dari Tuhan
Yesus, yang menyatakan kebaikanNya itu dengan cara yang sungguh-sungguh luar
biasa, sehingga Ia pun dapat mengatakan bahwa Ia adalah gembala yang baik.
Sudahkah kita yang mengaku sebagai pengikut Kristus juga siap menyatakan diri
kita sebagai orang yang baik?
Bacaan Alkitab: Yohanes
10:11-15
10:11 Akulah
gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
10:12 sedangkan
seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri,
ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari,
sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
10:13 Ia lari
karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
10:14 Akulah
gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal
Aku
10:15 sama
seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku
bagi domba-domba-Ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.