Senin, 10 Juni
2013
Bacaan Alkitab: Ibrani 12:28-29
“Jadi, karena kita menerima kerajaan yang
tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah
menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.” (Ibr 12:28)
Beribadah dengan
Rasa Takut dan Hormat
Jika kita diundang
oleh Presiden untuk datang ke istananya, apa yang akan kita lakukan? Kita tentu
akan mempersiapkan baju yang terbaik, mandi dengan sabun terwangi, dan
“berdandan” sedemikian rupa agar kita layak untuk menghadap Presiden bukan?
Kita akan berusaha untuk menampilkan yang terbaik sehingga ketika Presiden
melihat kita, apalagi jika kita difoto dengan Presiden, maka kita akan menjadi
orang yang layak dan “tidak malu-maluin”.
Lalu, jika untuk
menghadap Presiden saja kita mempersiapkan diri sedemikian rupa, apakah kita
sudah melakukan hal yang sama ketika kita datang beribadah untuk menghadap
Tuhan?
Memang ketika
kita berbicara tentang beribadah dan menghadap Tuhan, kkta sedang tidak berbicara
tentang penampilan kita secara jasmani saja. Penampilan jasmani memang juga
penting. Contohnya, jika kita tidak mandi ketika datang beribadah ke gereja,
atau memakai pakaian yang kurang sopan ketika datang beribadah ke gereja, otomatis
kita juga akan mengganggu orang lain yang sedang beribadah. Tetapi yang saya
maksud di sini adalah sikap kita secara rohani alias sikap hati kita.
Firman Tuhan hari
ini berbicara tentang bagaimana kita sebagai anak-anak Tuhan telah menerima kerajaan
yang tidak tergoncangkan (ay. 28a). Maksudnya adalah sebagai anak-anak Tuhan
kita pun sudah menerima kuasa dari Tuhan sendiri, dan kuasa Tuhan tidak dapat
terguncangkan oleh hal apapun di dunia ini, termasuk oleh iblis sekalipun. Oleh
karena itu, apakah balasan kita kepada Tuhan? Tidak ada yang dituntut oleh Tuhan
selain daripada kita sungguh-sungguh menyembah Tuhan, Allah kita. Dia tidak
minta semua uang kita, Dia meminta hati dan hidup kita dipersembahkan
kepadaNya, untuk kemuliaan namaNya.
Jika demikian, apa
yang harus kita lakukan?
Pertama, mengucap
syukur kepada Tuhan (ay. 28b). Kita wajib dan perlu mengucap syukur karena apa
yang Tuhan telah lakukan bagi kita. Bagaimana tidak, Tuhan sudah memberi segala
sesuatu yang luar biasa, yaitu memberi kita keselamatan kekal bagi semua orang
yang mau percaya kepadaNya. Bukankah ini adalah anugerah terbesar yang dapat
kita terima? Apa iya kita tidak mau bersyukur kepada Tuhan atas anugerahNya
tersebut?
Kedua, masih terkait dengan mengucap syukur, adalah bagaimana kita beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepadaNya (ay. 28c). Alkitab menulis bahwa kita harus beribadah dengan rasa hormat dan takut. Rasa hormat karena kita menyadari posisi Tuhan yang luar biasa, Tuhan yang maha kuasa, dan Tuhan yang maha adil. Jika dalam upacara bendera saja kita menghormati pemimpin upacara yang adalah atasan kita, apakah kita juga tidak mau menghormati Tuhan yang telah menciptakan kita? Selain itu, kita pun juga harus beribadah dengan rasa takut. Takut dalam hal ini adalah takut yang positif, yaitu berusaha menjaga sikap dan tindakan kita agar tidak melanggar peraturan Tuhan.
Dalam kedua hal di
atas, kita perlu melihat sikap kita ketika kita beribadah kepadaNya. Sudahkah
kita beribadah dengan penuh rasa syukur, rasa hormat, dan sekaligus rasa takut
kepada Tuhan? Apakah ketika kita datang ke hadirat Tuhan kita hanya langsung
datang kepadaNya tanpa terlebih dahulu menyiapkan hati kita, ataupun melihat
apakah hidup kita sudah berkenan kepadaNya, atau masih banyak dosa-dosa yang
mengganggu hubungan kita dengan Tuhan? Jangan biarkan hal-hal lain mendistraksi
kita dari hadirat Allah yang benar. Ingat bahwa Allah kita adalah Allah yang
cemburu (Kel 20:5), bahkan Allah diibaratkan sebagai api yang menghanguskan
(ay. 29).
Mari mulai hari
ini kita belajar untuk datang kepada Tuhan dengan sikap hati yang benar. Minta
ampun terlebih dahulu sebelum kita menghadap tahta Tuhan, karena sesungguhnya
Tuhan kita adalah Tuhan yang mengampuni, sepanjang kita sungguh-sungguh meminta
ampun kepada Tuhan. Bereskan segala permasalahan kita terlebih dahulu, jangan
ada rasa kepahitan, rasa benci, dan lain sebagainya ketika kita datang
menghadap kepadaNya. Datanglah dengan penuh kerendahan hati, dan meminta agar
Tuhan masuk dalam hati kita. Dengan demikian, setiap ibadah yang kita hadiri
bukan sekedar rutinitas semata, tetapi adalah sebuah pengalaman menikmati
hadirat Tuhan.
Bacaan Alkitab: Ibrani 12:28-29
12:28 Jadi,
karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap
syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan
hormat dan takut.
12:29 Sebab Allah
kita adalah api yang menghanguskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.