Rabu, 12 Juni 2013

Beribadah dengan Rasa Takut dan Hormat



Senin, 10 Juni 2013
Bacaan Alkitab: Ibrani 12:28-29
Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.” (Ibr 12:28)


Beribadah dengan Rasa Takut dan Hormat


Jika kita diundang oleh Presiden untuk datang ke istananya, apa yang akan kita lakukan? Kita tentu akan mempersiapkan baju yang terbaik, mandi dengan sabun terwangi, dan “berdandan” sedemikian rupa agar kita layak untuk menghadap Presiden bukan? Kita akan berusaha untuk menampilkan yang terbaik sehingga ketika Presiden melihat kita, apalagi jika kita difoto dengan Presiden, maka kita akan menjadi orang yang layak dan “tidak malu-maluin”. 

Lalu, jika untuk menghadap Presiden saja kita mempersiapkan diri sedemikian rupa, apakah kita sudah melakukan hal yang sama ketika kita datang beribadah untuk menghadap Tuhan?

Memang ketika kita berbicara tentang beribadah dan menghadap Tuhan, kkta sedang tidak berbicara tentang penampilan kita secara jasmani saja. Penampilan jasmani memang juga penting. Contohnya, jika kita tidak mandi ketika datang beribadah ke gereja, atau memakai pakaian yang kurang sopan ketika datang beribadah ke gereja, otomatis kita juga akan mengganggu orang lain yang sedang beribadah. Tetapi yang saya maksud di sini adalah sikap kita secara rohani alias sikap hati kita.

Firman Tuhan hari ini berbicara tentang bagaimana kita sebagai anak-anak Tuhan telah menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan (ay. 28a). Maksudnya adalah sebagai anak-anak Tuhan kita pun sudah menerima kuasa dari Tuhan sendiri, dan kuasa Tuhan tidak dapat terguncangkan oleh hal apapun di dunia ini, termasuk oleh iblis sekalipun. Oleh karena itu, apakah balasan kita kepada Tuhan? Tidak ada yang dituntut oleh Tuhan selain daripada kita sungguh-sungguh menyembah Tuhan, Allah kita. Dia tidak minta semua uang kita, Dia meminta hati dan hidup kita dipersembahkan kepadaNya, untuk kemuliaan namaNya.

Jika demikian, apa yang harus kita lakukan?

Pertama, mengucap syukur kepada Tuhan (ay. 28b). Kita wajib dan perlu mengucap syukur karena apa yang Tuhan telah lakukan bagi kita. Bagaimana tidak, Tuhan sudah memberi segala sesuatu yang luar biasa, yaitu memberi kita keselamatan kekal bagi semua orang yang mau percaya kepadaNya. Bukankah ini adalah anugerah terbesar yang dapat kita terima? Apa iya kita tidak mau bersyukur kepada Tuhan atas anugerahNya tersebut?

Kedua, masih terkait dengan mengucap syukur, adalah bagaimana kita beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepadaNya (ay. 28c). Alkitab menulis bahwa kita harus beribadah dengan rasa hormat dan takut. Rasa hormat karena kita menyadari posisi Tuhan yang luar biasa, Tuhan yang maha kuasa, dan Tuhan yang maha adil. Jika dalam upacara bendera saja kita menghormati pemimpin upacara yang adalah atasan kita, apakah kita juga tidak mau menghormati Tuhan yang telah menciptakan kita? Selain itu, kita pun juga harus beribadah dengan rasa takut. Takut dalam hal ini adalah takut yang positif, yaitu berusaha menjaga sikap dan tindakan kita agar tidak melanggar peraturan Tuhan.

Dalam kedua hal di atas, kita perlu melihat sikap kita ketika kita beribadah kepadaNya. Sudahkah kita beribadah dengan penuh rasa syukur, rasa hormat, dan sekaligus rasa takut kepada Tuhan? Apakah ketika kita datang ke hadirat Tuhan kita hanya langsung datang kepadaNya tanpa terlebih dahulu menyiapkan hati kita, ataupun melihat apakah hidup kita sudah berkenan kepadaNya, atau masih banyak dosa-dosa yang mengganggu hubungan kita dengan Tuhan? Jangan biarkan hal-hal lain mendistraksi kita dari hadirat Allah yang benar. Ingat bahwa Allah kita adalah Allah yang cemburu (Kel 20:5), bahkan Allah diibaratkan sebagai api yang menghanguskan (ay. 29).

Mari mulai hari ini kita belajar untuk datang kepada Tuhan dengan sikap hati yang benar. Minta ampun terlebih dahulu sebelum kita menghadap tahta Tuhan, karena sesungguhnya Tuhan kita adalah Tuhan yang mengampuni, sepanjang kita sungguh-sungguh meminta ampun kepada Tuhan. Bereskan segala permasalahan kita terlebih dahulu, jangan ada rasa kepahitan, rasa benci, dan lain sebagainya ketika kita datang menghadap kepadaNya. Datanglah dengan penuh kerendahan hati, dan meminta agar Tuhan masuk dalam hati kita. Dengan demikian, setiap ibadah yang kita hadiri bukan sekedar rutinitas semata, tetapi adalah sebuah pengalaman menikmati hadirat Tuhan.  


Bacaan Alkitab: Ibrani 12:28-29
12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
12:29 Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.