Rabu, 12 Juni
2013
Bacaan Alkitab: Matius 5:43-48
“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama
seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Mat 5:48)
Harus Sempurna,
Tidak Hanya Sekedar Baik
Ketika kita
menyatakan diri sebagai orang Kristen, sadarkah kita apa sebenarnya arti menjadi
sebagai seorang Kristen itu? Kata “Kristen” dapat diartikan sebagai “pengikut
Kristus”. Menjadi pengikut Kristus bukan hanya sekedar memasang foto Kristus
lalu seseorang sudah dapat mengaku diri sebagai pengikut Kristus. Menjadi
pengikut Kristus berarti kita harus mengikuti dan meneladani Kristus dalam
segala aspek kehidupan kita.
Salah satu sifat
Kristus yang harus kita teladani adalah kasih yang dimiliki oleh Yesus Kristus.
Kristus sangat mengasihi manusia sehingga ia rela mengorbankan diriNya untuk
mati di atas kayu salib dan menebus dosa-dosa manusia yang mau percaya
kepadaNya. Oleh karena itu, Yesus Kristus menyampaikan standar yang luar biasa
yaitu: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (ay.
44). Ini adalah standar yang luar biasa. Sebelumnya bangsa Yahudi (dulu bangsa
Israel) mendapatkan perintah agar mereka mengasihi sesama manusia dan membenci
musuh mereka (ay. 43). Tetapi Yesus dengan jelas menyatakan suatu standar baru
yang harus diikuti oleh para pengikutNya.
Yesus menyatakan
bahwa jika mereka mau menjadi anak-anak Bapa, maka mereka harus memiliki sikap
seperti Bapa di surga, yang tetap memberikan matahari dan menurunkan hujan bagi
orang benar dan orang yang tidak benar (ay. 45). Jika Bapa mau, bisa saja Bapa
hanya memberikan matahari dan hujan kepada orang-orang benar. Tetapi Allah Bapa
adalah Allah yang penuh kasih, dan tetap memberikan kesempatan kepada
orang-orang jahat sekalipun.
Inilah standar
yang ditetapkan Kristus sendiri. Jika kita mengasihi orang lain yang juga
mengasihi kita dan baik kepada kita, apa artinya itu? Semua orang di dunia ini
juga bisa melakukannya, termasuk pemungut cukai, para penjahat, dan orang-orang
ateis yang tidak percaya kepada Tuhan (ay. 46-47). Tetapi Tuhan mau kita hidup
dengan standar yang lebih tinggi. Inilah standar surgawi, yaitu standar yang
harus kita capai dalam kehidupan kita di dunia ini.
Jika kita
perhatikan, dalam Perjanjian Lama, Tuhan memberi standar agar bangsa Israel
harus bisa menjadi bangsa atau orang yang baik. Lihat saja 10 Hukum Allah yang
diberikan di Gunung Sinai. Semua itu adalah larangan-larangan yang memang baik
untuk dilakukan: Jangan mencuri, jangan berbohong, jangan berzinah, dan lain
sebagainya. Akan tetapi di dalam Perjanjian Baru, Tuhan menuntut agar kita bisa
hidup sempurna, karena Bapa di surga adalah Bapa yang sempurna (ay. 48). Ini
berarti menjadi baik saja tidak cukup. Kita harus sempurna di hadapan Tuhan.
Bisakah kita
sempurna? Tentu Tuhan tidak akan memberi perintah yang tidak mungkin dapat
dilakukan manusia. Walaupun demikian, kita pun wajib mengetahui bagaimana cara
kita untuk bisa menjadi sempurna di hadapan Tuhan. Salah satu kuncinya adalah
dengan meneladani Yesus Kristus. Mengapa? Karena Yesus Kristus adalah pribadi
yang memiliki kehidupan sempurna. Kristus hidup tanpa dosa, taat akan perintah
Allah Bapa, dan juga memiliki kasih yang luar biasa. Itulah yang harus kita
teladani dalam kehidupan kita.
Banyak gereja dan
hamba Tuhan yang “lupa” akan hal ini. Mereka menyampaikan Firman Tuhan yang
menyatakan agar umat Tuhan harus menjadi orang-orang yang baik. Mereka harus hidup
baik menurut standar dunia. Padahal sesungguhnya standar yang harus dicapai
oleh setiap anak Tuhan adalah standar surgawi, yaitu dimana setiap anak-anak
Tuhan harus bisa sempurna di hadapan Tuhan. Banyak gereja dan hamba Tuhan yang
hanya menyampaikan Firman tentang berkat-berkat Tuhan. Itu tidak salah. Tetapi
jika kita mau meneladani Kristus, berapa banyak ajaran Kristus yang
menyampaikan tentang berkat-berkat Tuhan? Sangat sedikit dibandingkan dengan
ajaran Kristus tentang kasih atau tentang pertobatan terhadap dosa.
Mungkin kita saat
ini berjemaat di gereja yang mungkin tidak pernah membahas tentang Firman Tuhan
yang keras. Selama ini kita terbuai dalam zona nyaman dimana kita merasa bahwa
kita sudah hidup baik, setiap hari Minggu kita ke gereja, kita berdoa sebelum
makan, dan lain sebagainya. Saya tidak meminta kita untuk pindah gereja.
Tetaplah beribadah di gereja tersebut, tetapi naikkan standar rohani kita sesuai
dengan standar Tuhan (standar surgawi) sehingga hidup kita bukan hanya sekedar
baik, bukan hanya sekedar berkenan, tetapi hidup kita mencapai tingkatan sempurna
di hadapan Allah. Tidak ada yang mustahil. Dengan tekad yang kuat dan juga
dengan bantuan Roh Kudus, kita pasti dapat mencapainya. Pertanyaannya kemudian,
apakah kita mau untuk mencapainya?
Bacaan Alkitab: Matius 5:43-48
5:43 Kamu telah
mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
5:44 Tetapi Aku
berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu.
5:45 Karena
dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang
menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan
hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
5:46 Apabila kamu
mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai
juga berbuat demikian?
5:47 Dan apabila
kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari
pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat
demikian?
5:48 Karena itu
haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah
sempurna."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.