Kamis, 13 Juni 2013

Kemanisan Bibir yang Menipu



Kamis, 13 Juni 2013
Bacaan Alkitab: Amsal 5:1-9
Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak, tetapi kemudian ia pahit seperti empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua.” (Ams 5:3-4)


Kemanisan Bibir yang Menipu


Alkisah di sebuah gereja, terdapat seorang pemuda yang masih perjaka. Ia adalah seorang pemuda yang tampan dan rupawan. Banyak gadis jatuh hati kepadanya dan ingin menjadi pacarnya. Tetapi karena keluarganya masih merupakan keluarga yang terpandang di gereja itu, banyak gadis yang akhirnya tidak berani melangkah. Tetapi ternyata ada seorang wanita yang sudah lama hidup terpisah dengan suaminya, dan saat ini sedang dalam proses cerai dengan suaminya karena satu dan lain hal. Wanita ini juga berada di gereja yang sama dengan si pemuda.

Akhirnya wanita ini pun menjadi cukup dekat dengan si pemuda, apalagi mereka juga sering melakukan pelayanan bersama dan rumah si wanita tidak terlalu jauh dari gereja, sementara si pemuda ini dipercaya oleh orang tuanya untuk tidur di gereja (sekalian menjaga gereja). Akan tetapi, tanpa sepengetahuan siapapun, si wanita ini ternyata jatuh hati kepada pemuda tersebut dan akhirnya memikirkan cara untuk dapat memiliki pemuda tersebut. Akhirnya dengan segala macam rayuan yang keluar dari bibirnya (dan mungkin rayuan yang ditulis melalui SMS, BBM, chat, ataupun media sosial lainnya), si pemuda pun akhirnya takluk. Bahkan si wanita bisa mengajak pemuda tersebut untuk tidur dengannya. Si wanita ini pun tidak mau kehilangan pemuda tersebut, sehingga ia pun mengambil sejumlah foto dan video mereka berdua sebagai “alat” agar si pemuda terikat dan tidak berani meninggalkan wanita tersebut, karena wanita itu mengancam akan menyebarkan foto dan video mereka jika si pemuda meninggalkannya. Si pemuda pun akhirnya berada dalam posisi sulit dan mau tidak mau terpaksa menurut kepada keinginan wanita tersebut.

Hal ini cukup sering terjadi di dunia nyata. Cukup banyak para pemuda yang “jatuh” karena rayuan bibir wanita. Saya tidak merendahkan kaum wanita, karena sebenarnya juga mungkin lebih banyak wanita yang “jatuh” karena rayuan para laki-laki. Akan tetapi, tanpa mempersoalkan pihak mana yang merayu lebih banyak, kita akan belajar apa kata Firman Tuhan terkait dengan hal ini.

Kitab Amsal adalah kitab yang berisi kata-kata hikmat dan nasehat-nasehat yang luar biasa bagi kehidupan kita. Bagian Alkitab kita hari ini berbicara tentang nasehat seorang ayah (atau seorang yang lebih tua) kepada anaknya (atau kepada seorang yang lebih muda). Apa isi nasehat tersebut? Penulis Amsal ini mengingatkan anaknya agar senantiasa berpegang kepada hikmat, selalu mengarahkan telinga, serta berpegang senantiasa kepada kebijaksanaan dan memelihara pengetahuan (ay. 1-2). Mengapa hal ini penting, khususnya bagi anak muda? Ingat bahwa Amsal ini ditujukan kepada orang-orang yang lebih muda daripada usia si penulis Amsal.

Orang muda memiliki tantangan yang lebih berat, karena mereka pada umumnya masih kurang dalam pengalaman hidup. Salah satu tantangan terberat yang dihadapi adalah mengenai nafsu duniawi, khususnya nafsu antara laki-laki dan perempuan. Penulis amsal ini menasehatkan agar orang muda menjauhi perempuan jalang (atau perempuan yang tidak benar). Memang perkataan perempuan jalang ini sangat menarik perhatian, bahkan mungkin perkataannya (atau tulisannya) semanis madu (ay. 3). Ini menunjukkan bahwa mereka sekilas terlihat sangat menarik, tetapi pada kenyataannya, akhirnya pahit seperti empedu (ay. 4). Bahkan dalam kata-kata yang lebih jelas lagi, mereka hanya cantik di luarnya saja, tetapi hatinya sangat busuk. Kehidupan mereka menuju ke dunia orang mati, bukan ke jalan kehidupan (ay. 5).

Oleh karena itu penulis amsal menasehatkan agar anak-anak muda menjauhi orang-orang seperti ini (ay. 7). Bahkan dikatakan agar orang-orang muda ini menjauhi jalan mereka, bahkan jangan sampai menghampiri pintu rumahnya (ay. 8). Perhatikan ayat berikutnya: Penulis amsal mengingatkan orang-orang muda agar tidak menyerahkan keremajaannya kepada orang lain yang tidak berhak menerimanya (ay. 9). Cinta yang indah adalah cinta yang diberikan kepada orang yang tepat pada saat yang tepat pula. Kesalahan orang-orang muda dalam hal berpacaran dan memilih pasangan hidup, mengakibatkan permasalahan yang sangat rumit dan kompleks, bahkan dapat melibatkan keluarga besar, bahkan melibatkan gereja.

Saat ini, banyak sekali anak-anak muda di gereja yang jatuh dalam dosa perzinahan. Dosa itu pada umumnya dimulai dari rayuan salah satu pihak, entah melalui perkataan ataupun melalui tulisan yang “memancing”. Hati-hatilah agar kita tidak terjebak pada rayuannya. Memang nafsu seksual itu sangat menarik, khususnya bagi anak muda yang memang belum pernah mengerti dan merasakan. Tetapi ingatlah perkataan Firman Tuhan bahwa ujung dari hal tersebut tidak menuju pada jalan kehidupan tetapi pada jalan kematian.

Bagi kita yang masih menjaga kekudusan hingga saat ini, tetaplah pertahankan kekudusan kita. Jagalah itu dengan sepenuh hati sehingga nanti kita bisa memberikan yang terbaik kepada pasangan hidup kita di dalam pernikahan yang kudus dan yang diberkati oleh Tuhan. Walaupun demikian, jika ada di antara kita yang saat ini masih terjebak dalam kehidupan yang penuh dengan rayuan menyesatkan, selalu ada kesempatan bagi kita untuk berbalik dari kesalahan kita. Hanya ada 1 cara: segera tinggalkan dosa dan kembali pada kasih karunia Kristus, selagi masih ada kesempatan bagi kita untuk kembali kepadaNya. Memang tidak mudah apalagi jika selama ini kita sudah terbiasa dengan dosa yang nikmat tersebut. Tetapi jika kita mau sungguh-sungguh bertobat, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan akan memberikan kekuatan kepada kita untuk hidup kudus.

Walaupun berat rasanya, ingatlah akan bacaan Alkitab kita hari ini. Mana yang kita pilih? Rayuan bibir yang manis tetapi ujungnya sangat pahit, atau kita mau mengekang diri kita sendiri dan meninggalkan segala kenikmatan duniawi ini dengan tujuan agar kita memperoleh hidup yang kekal di surga nanti? Bukankah lebih baik bersakit-sakit dahulu di dunia ini tetapi kita akan bersenang-senang di surga nantinya? Ingatlah Pencipta kita pada masa muda kita (Pkh 12:1). Lebih baik kita bertobat sekarang daripada penyesalan itu baru akan datang ketika kita mati, dan kita akan menyesal selama-lamanya.


Bacaan Alkitab: Amsal 5:1-9
5:1 Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan,
5:2 supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan dan bibirmu memelihara pengetahuan.
5:3 Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak,
5:4 tetapi kemudian ia pahit seperti empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua.
5:5 Kakinya turun menuju maut, langkahnya menuju dunia orang mati.
5:6 Ia tidak menempuh jalan kehidupan, jalannya sesat, tanpa diketahuinya.
5:7 Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, janganlah kamu menyimpang dari pada perkataan mulutku.
5:8 Jauhkanlah jalanmu dari pada dia, dan janganlah menghampiri pintu rumahnya,
5:9 supaya engkau jangan menyerahkan keremajaanmu kepada orang lain, dan tahun-tahun umurmu kepada orang kejam;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.