Selasa, 11 Juni
2013
Bacaan Alkitab: Yesaya 66:1-4
“Orang menyembelih lembu jantan, namun
membunuh manusia juga, orang mengorbankan domba, namun mematahkan batang leher
anjing, orang mempersembahkan korban sajian, namun mempersembahkan darah babi,
orang mempersembahkan kemenyan, namun memuja berhala juga. Karena itu: sama seperti
mereka lebih menyukai jalan mereka sendiri, dan jiwanya menghendaki dewa
kejijikan mereka. ” (Yes 66:3)
Jangan Mendua
Hati terhadap Tuhan
Suatu saat, saya
pernah memberikan saran kepada seorang wanita yang saat ini sedang berpacaran
dengan seorang pria. Sayangnya wanita ini dulu pernah memiliki pacar (sekarang
sudah menjadi mantan pacar), tetapi wanita ini masih sering menjalin hubungan
dengan mantan pacarnya. Wanita ini sebenarnya masih mengharapkan mantan
pacarnya kembali, tetapi ia melakukan kesalahan dengan cara memiliki pacar baru
lagi. Saya sudah sering menasehati, jika mau pacaran, pilihlah salah satu dan
seriuslah. Tetapi wanita ini tidak mau mendengarkan dan sampai saat ini ia pun
masih galau karena hal ini ternyata diketahui oleh pacarnya yang sekarang dan
akibatnya ia diputuskan oleh pacarnya. Sekarang ia tidak mempunyai pacar.
Mantan pacarnya juga sudah memiliki pacar baru sedangkan pacar yang terakhir
juga sudah tidak mau lagi karena wanita tersebut mendua. Ia sering memposisikan
diri sebagai korban, tetapi sesungguhnya ia sendiri adalah pelaku, bukan
korban, karena pacarnya sendiri adalah korban dari sikap mendua hati wanita
tersebut.
Kisah di atas
rasanya cukup familiar di antara para remaja atau pemuda masa kini. Akan
tetapi, jauh sebelum tren ini muncul di masyarakat, Tuhan sudah lebih dulu
mengkritik sikap bangsa Israel yang mendua hati. Memang mereka tidak mendua sama
seperti wanita yang saya ceritakan tadi, tetapi mereka mendua hati secara
rohani. Hal ini justru lebih parah dan lebih menyakitkan Tuhan.
Mari kita baca
bagian Alkitab kita hari ini. Firman Tuhan mengatakan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang
luar biasa besarnya. Dikatakan bahwa langit adalah tahta Tuhan dan bumi adalah
tumpuan kakiNya (ay. 1). Tuhan menekankan bahwa Tuhanlah yang membuat segala
sesuatunya tersebut, oleh karena itu manusia pun seharusnya hanya beribadah dan
menyembah kepada Tuhan saja (ay. 2a).
Akan tetapi
bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan, justru melakukan hal yang
menyakitkan hati Tuhan. Mereka memang beribadah kepada Tuhan. Mereka
menyembelih lembu jantan, mempersembahkan domba, mempersembahkan korban sajian,
dan mempersembahkan dupa yang harum kepada Tuhan. Akan tetapi, di samping itu mereka
juga melakukan hal yang merupakan
kekejian bagi Tuhan. Mereka membunuh manusia, membunuh anjing, mempersembahkan
darah babi, memuja berhala, dan lain sebagainya (ay. 3). Ini adalah sikap
bangsa Israel yang sangat “kurang ajar” kepada Tuhan. Oleh sebab itu, Tuhan pun
akhirnya “membiarkan” bangsa Israel melakukan apa yang mereka suka, dan ketika
mereka akhirnya tertindas dan memanggil-manggil nama Tuhan dalam kesulitan
mereka, Tuhan pun diam dan tidak mau mendengarkan (ay. 4).
Tuhan sangat
membenci sikap bangsa Israel yang “mendua hati” kepada Tuhan. Mereka terlihat
tetap beribadah kepada Tuhan, tetapi di sisi lain mereka juga beribadah kepada dewa-dewa
lain. Ketika Tuhan menghukum mereka atas dosa-dosanya, mereka lalu protes
kepada Tuhan, “Mengapa Tuhan begitu jahat kepada kita? Mengapa kita yang selalu
menjadi korban?”. Mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka alami adalah karena
kesalahan mereka sendiri. Lalu apa bedanya mereka dengan wanita yang saya
sebutkan tadi?
Tuhan benci
orang-orang seperti itu. Akibatnya, Tuhan akan memalingkan mukaNya dari
orang-orang yang mendua hati seperti bangsa Israel. Sebaliknya, Tuhan akan
menunjukkan wajahNya kepada orang-orang yang tertindas dan orang-orang yang
takut dan gentar kepada FirmanNya (ay. 2). Orang-orang seperti ini mungkin
secara dunia terlihat sebagai orang-orang yang menjalankan ibadah mereka.
Tetapi pada kenyataannya, ibadah mereka tidak berkenan di hadapan Tuhan, karena
mereka mendua hati di hadapan Tuhan.
Apakah kita
termasuk orang-orang seperti itu? Mungkin kita pergi ke gereja setiap hari
Minggu. Kita beribadah dan memuji Tuhan
setiap hari Minggu. Tetapi dari hari Senin hingga Sabtu, kita melakukan apa
yang jahat. Kita melakukan korupsi, kita melakukan kejahatan, dan lain
sebagainya. Pantaskah kita menyebut diri kita sebagai orang Kristen? Hari ini,
jika masih ada hal-hal seperti itu yang kita lakukan, saatnya kita bertobat dan
kembali kepada Tuhan. Saya yakin kita masih memiliki suara hati dan suara Roh
Kudus yang akan mengingatkan kita apabila apa yang kita lakukan itu salah.
Tinggalkan itu semua, dan berusahalah hidup dalam kebenaran Firman Tuhan.
Jangan kita sama seperti bangsa Israel, tetapi mari kita menjadi orang-orang
yang mau taat dan tunduk kepada Tuhan.
Bacaan Alkitab: Yesaya 66:1-4
66:1 Beginilah
firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah
apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi
perhentian-Ku?
66:2 Bukankah
tangan-Ku yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah
firman TUHAN. Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang
tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku.
66:3 Orang
menyembelih lembu jantan, namun membunuh manusia juga, orang mengorbankan
domba, namun mematahkan batang leher anjing, orang mempersembahkan korban
sajian, namun mempersembahkan darah babi, orang mempersembahkan kemenyan, namun
memuja berhala juga. Karena itu: sama seperti mereka lebih menyukai jalan
mereka sendiri, dan jiwanya menghendaki dewa kejijikan mereka,
66:4 demikianlah
Aku lebih menyukai memperlakukan mereka dengan sewenang-wenang dan mendatangkan
kepada mereka apa yang ditakutkan mereka; oleh karena apabila Aku memanggil,
tidak ada yang menjawab, apabila Aku berbicara, mereka tidak mendengarkan,
tetapi mereka melakukan yang jahat di mata-Ku dan lebih menyukai apa yang tidak
Kukehendaki.uu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.