Sabtu, 25 Mei
2013
Bacaan Alkitab: Yesaya 19:19-22
“Pada waktu itu akan ada mezbah bagi TUHAN di
tengah-tengah tanah Mesir dan tugu peringatan bagi TUHAN pada perbatasannya.”
(Yes 19:19)
Ketika Mezbah
Tuhan Berdiri di Tanah Mesir
Mesir adalah
salah satu bangsa yang memiliki budaya polytheisme
alias memiliki agama dengan banyak dewa. Mereka punya banyak sekali dewa,
dengan satu dewa utama, yang biasanya ditetapkan oleh raja Mesir (Firaun). Jika
terdapat pergantian Firaun, maka bisa jadi dewa utama tersebut berganti pula,
sesuai dengan kepercayaan yang dianut Firaun baru. Maka tidak mengherankan
apabila bangsa Mesir terbiasa dengan dewa-dewa yang banyak, dengan banyak
patung-patung dan tugu-tugu pemujaan bagi para dewa tersebut.
Sepertinya hampir
mustahil bagi bangsa Mesir untuk bisa percaya kepada TUHAN, Allah Israel.
Mereka sudah punya banyak dewa, untuk apalagi mereka harus percaya kepada
TUHAN? Bukankah justru bangsa Israel yang seringkali jatuh ke dalam penyembahan
dewa-dewa asing, termasuk dewa-dewa Mesir? Ingat bahwa raja Salomo pun mengambil
anak Firaun sebagai isterinya (1 Raj 3:1), akibatnya pada masa tuanya pun
Salomo dicondongkan hatinya untuk menyembah dewa-dewa bangsa lain, termasuk
dewa-dewa Mesir ini (1 Raj 11:4).
Akan tetapi
Firman Tuhan melalui nabi Yesaya dengan jelas menyatakan bahwa pada suatu
waktu, maka akan ada mezbah bagi Tuhan yang didirikan di tengah-tengah tanah
Mesir, serta akan ada tugu-tugu peringatan bagi Tuhan di perbatasan Mesir (ay.
19). Apa artinya ini? Artinya TUHAN akan melawat bangsa Mesir sehinga bangsa
Mesir pun akan percaya dan menyembah Tuhan, bahkan beribadah kepadaNya.
Bahkan dalam ayat
selanjutnya, dikatakan bahwa ketika bangsa Mesir berseru-seru kepada TUHAN dan
meminta pertolongan kepadaNya, maka TUHAN akan mengirim seorang juruselamat
kepada mereka yang akan melepaskan bangsa Mesir (ay. 20). TUHAN akan membuat
diriNya dinyatakan kepada bangsa Mesir, sehingga mereka akan mengenal TUHAN,
bahkan mereka akan beribadah, mempersembahkan korban kepada TUHAN dan bernazar kepadaNya (ay. 21). Bahkan TUHAN
akan menjadi TUHAN bagi bangsa Mesir, Ia akan menjawab doa-doa mereka,
menyembuhkan mereka, bahkan membuat bangsa Mesir berbalik kepadaNya.
Mustahilkah hal
tersebut terjadi? Secara manusia rasanya sepertinya mustahil bagi sebuah bangsa
yang sudah terbiasa menyembah allah-allah lain (bahkan menyembah banyak allah),
serta memiliki budaya polytheisme yang
sangat kental bisa berbalik kepada Tuhan. Memang Firman Tuhan ini tidak
langsung digenapi di zaman nabi Yesaya hidup. Tetapi sejarah membuktikan bahwa
salah satu gereja tertua yang ada di dunia ini ada di Mesir, yaitu gereja
orthodoks dan gereja koptik Mesir. Bahkan pada masa gereja mula-mula,
gereja-gereja yang ada di Mesir ini berperan sangat penting dalam perkembangan
gereja. Gereja tersebut pun masih bertahan hingga kini. Bandingkan dengan
aliran gereja-gereja baru yang mungkin hanya bertahan selama puluhan atau
ratusan tahun, dan kemudian pecah karena adanya konflik di gereja tersebut.
TUHAN selalu
menggenapi janjiNya. Memang mungkin saja TUHAN tidak langsung menggenapi
FirmanNya secara langsung dan instan. Tetapi waktu membuktikan bahwa nubuatan
Firman Tuhan tidak pernah gagal. Pertanyaan saya, jika TUHAN saja bisa membuat
bangsa Mesir yang selama ini percaya kepada dewa-dewa untuk berbalik kepadaNya,
bagaimana dengan iman kita bagi bangsa kita? Mungkin kita melihat bahwa hampir
tidak mungkin bahwa bangsa kita bisa bertobat dan berbalik dari jalannya yang
jahat. Akan tetapi perhatikan baik-baik, ketika mezbah Tuhan dibangun maka
hadirat Tuhan akan turun dan dampaknya akan dirasakan oleh lingkungan
sekitarnya. Mesir yang tidak pernah mengenal mezbah Tuhan saja bisa dilawat
Tuhan, apalagi bangsa kita, dengan begitu banyaknya mezbah Tuhan yang ada di
bangsa kita, apakah mungkin Tuhan tidak melawat bangsa ini dan memulihkan
keadaan bangsa kita?
Persoalannya
terkadang hanya 1, apakah kita sebagai umat Tuhan sudah benar-benar membangun
mezbah Tuhan dimana kita ditempatkan? Apakah gereja yang saat ini berdiri di
mana-mana hanya sekedar berperan sebagai gedung gereja, ataukah sudah menjadi
gereja yang memberi dampak besar bagi lingkungan sekitarnya? Atau dalam konteks
yang lebih kecil, sudahkah kita sebagai anggota-anggota gereja memberi dampak
besar bagi keluarga kita dan tetangga kita? Bagaimana bangsa kita mau merasakan
berkat TUHAN jika kita saja tidak mau membayar harga untuk mendirikan mezbah
Tuhan? Ini bukan berbicara tentang kristenisasi, tetapi berbicara tentang
bagaimana kita hidup sesuai dengan Firman Tuhan, dan memberi dampak positif bagi
semua orang di sekitar kita, sehingga orang yang mengenal kita dapat berkata,
“Memang benar hadirat TUHAN bisa saya rasakan”. Itu saja pun sudah sangat cukup
bagi kita dalam melakukan bagian kita.
Bacaan Alkitab: Yesaya 19:19-22
19:19 Pada waktu
itu akan ada mezbah bagi TUHAN di tengah-tengah tanah Mesir dan tugu peringatan
bagi TUHAN pada perbatasannya.
19:20 Itu akan
menjadi tanda kesaksian bagi TUHAN semesta alam di tanah Mesir: apabila mereka
berseru kepada TUHAN oleh karena orang-orang penindas, maka Ia akan mengirim
seorang juruselamat kepada mereka, yang akan berjuang dan akan melepaskan
mereka.
19:21 TUHAN akan
menyatakan diri kepada orang Mesir, dan orang Mesir akan mengenal TUHAN pada
waktu itu; mereka akan beribadah dengan korban sembelihan dan korban sajian,
dan mereka akan bernazar kepada TUHAN serta membayar nazar itu.
19:22 TUHAN akan
menghajar orang Mesir, akan menghajar dan menyembuhkan; dan mereka akan
berbalik kepada TUHAN dan Ia akan mengabulkan doa mereka serta menyembuhkan
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.