Senin, 15 Mei 2017
Bacaan
Alkitab: Bilangan 14:1-11
TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku,
dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada
segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka!” (Bil 14:11)
Penistaan di dalam Alkitab (1): Pemberontakan terhadap
Allah
Beberapa waktu belakangan ini, kita
sangat sering mendengar istilah “penistaan agama”. Saya tidak akan masuk
terlalu dalam kepada ranah politik dari isu yang cukup hangat di negara kita,
tetapi saya akan mencoba menulis mengenai penistaan yang ada di dalam Alkitab,
dan apa aplikasinya bagi kita saat ini. Dalam Alkitab Terjemahan Baru terbitan
Lembaga Alkitab Indonesia, ada 28 kali kata “nista” ditulis di dalam Alkitab.
Sebanyak 25 di antaranya ada di Perjanjian Lama, dan 3 di antaranya ada di
dalam Perjanjian Baru. Biasanya dalam renungan ini, saya hanya menekankan pada
apa yang tertulis di dalam Perjanjian Baru, mengingat kita adalah umat
Perjanjian Baru sementara Perjanjian Lama sebenarnya adalah “kurikulum” agama
Yahudi. Namun demikian, untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap lagi
mengenai apa itu penistaan, kita akan membedah seluruh ayat yang memuat kata
“nista” di dalam Alkitab dalam serial renungan kita yang dimulai pada hari ini.
Kata “nista” pertama kali muncul di
Alkitab Terjemahan Baru terbitan Lembaga Alkitab Indonesia di kitab Bilangan
ini. Perikop ini berbicara mengenai peristiwa dimana bangsa Israel baru saja
mengutus 12 orang (1 orang dari setiap suku) untuk menjelajahi keadaan tanah Kanaan. Ketika itu, 10 orang di
antaranya mengucapkan kalimat yang melemahkan hati bangsa Israel, dan hanya 2
orang yaitu Yosua dan Kaleb yang tetap percaya bahwa Tuhan sanggup membawa
bangsa Israel mengalahkan musuh-musuh mereka di tanah Kanaan.
Pada waktu itu segenap umat menangis
dengan nyaring (ay.1), bahkan mereka bersungut-sungut dihadapan Tuhan.
Perkataan mereka sangat jahat di hadapan Tuhan karena mereka memilih untuk mati
(ay. 2). Bahkan mereka lebih baik pulang ke Mesir daripada berada di perbatasan
tanah Kanaan (ay. 3). Lebih jahatnya lagi, mereka ingin mengangkat seorang
pemimpin untuk membawa mereka keluar ke Mesir, padahal Tuhan ingin membawa
mereka keluar dari Mesir untuk masuk ke tanah Kanaan yang telah dijanjikan (ay.
4). Mereka tidak sadar bahwa Tuhan sudah menunjuk Musa dan Harun untuk menjadi
pemimpin bangsa Israel.
Menariknya, Musa dan Harun tidak marah
dan mengutuk bangsa Israel. Musa memiliki hati yang sangat lembut, sehingga
menghadapi pemberontakan bangsa Israel, Musa dan Harun memilih untuk sujud di
depan mata seluruh umat Israel (ay. 5). Sebaliknya, Yosua dan Kaleb mengoyakkan
pakaiannya dan berkata bahwa negeri Kanaan memang luar biasa baiknya, dan jika
Tuhan berkenan maka Ia akan membawa bangsa Israel masuk ke negeri itu bahkan
memberikannya kepada segenap bangsa Israel (ay. 6-8). Namun demikian, satu hal
yang disampaikan oleh Yosua dan Kaleb, adalah agar bangsa Israel tidak
memberontak kepada Tuhan dan tidak takut kepada bangsa-bangsa Kanaan karena
Tuhan menyertai mereka (ay. 9).
Mendengar hal itu, segenap bangsa
Israel menjadi marah dan hendak melempari Yosua dan Kaleb dengan batu. Di saat
kritis itu, dimana sepertinya Yosua dan Kaleb akan mati di tangan bangsanya
sendiri, tampaklah kemuliaan Tuhan turun di kemah pertemuan di hadapan seluruh
bangsa Israel (ay. 10). Kemudian Tuhan pun berbicara kepada Musa: “Berapa lama
lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya
kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di
tengah-tengah mereka!” (ay. 11).
Dari kalimat di ayat 11 tersebut, jelas
bahwa Tuhan sendiri yang berkata bahwa bangsa Israel telah menista Tuhan. Bagaimana
cara mereka menista Tuhan, antara lain terlihat dari bagaimana mereka tidak mau
percaya kepada Tuhan meskipun sudah ada segala tanda mujizat yang Tuhan lakukan
di tengah-tengah bangsa Israel, mulai dari 10 tulah di Mesir, air Laut Merah
terbelah, dan berbagai mujizat di padang gurun. Namun demikian, dengan begitu
banyaknya tanda mujizat dan penyertaan Tuhan, bangsa Israel justru memberontak
terhadap kehendak Tuhan dan bahkan ingin kembali ke Mesir. Mereka lebih memilih
untuk mati di Mesir atau di padang gurun daripada berjuang masuk ke tanah
Kanaan yang sudah mereka lihat dan sebentar lagi akan mereka masuki.
Pemberontakan itulah yang menyebabkan
Allah berfirman bahwa bangsa Israel telah menista Allah. Jadi penistaan dimulai
dari pemberontakan, yaitu ketidaktaatan terhadap kehendak Allah. Bangsa Israel
menista Allah karena ucapan dari mulut mereka yang menunjukkan sikap
memberontak. Mereka lebih memilih jalan mereka sendiri ketimbang apa yang sudah
Allah rancangkan dan sediakan bagi mereka. Inilah sikap menista Allah yang
pertama yaitu ketika seseorang memberontak terhadap kehendak Tuhan. Dan jika
mau jujur, banyak orang sekarang ini sesungguhnya sedang menista Tuhannya,
karena mereka menyimpang dari kehendak Allah dan sedang menjalani hidup sesuai
kehendaknya sendiri.
Bacaan
Alkitab: Bilangan 14:1-11
14:1 Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu
menangis pada malam itu.
14:2 Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan
segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah
Mesir, atau di padang gurun ini!
14:3 Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh
pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik
kami pulang ke Mesir?"
14:4 Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita
mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir."
14:5 Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah Israel yang
berkumpul di situ.
14:6 Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang
yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya,
14:7 dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui
untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.
14:8 Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke
negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya.
14:9 Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada
bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka
sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada
mereka."
14:10 Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu
dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua
orang Israel.
14:11 TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini
menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun
sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.