Rabu, 24 Mei 2017
Bacaan
Alkitab: Mazmur 10:1-7
Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba
mengutuki dan menista TUHAN. (Mzm 10:3)
Penistaan di dalam Alkitab (10): Penistaan oleh Orang yang
Loba
Kitab Mazmur pasal 10 ini menunjukkan
keluhan pemazmur kepada Tuhan terkait dengan perbuatan orang-orang fasik.
Pemazmur mengawali mazmurnya dengan keluhan mengapa Tuhan sepertinya berdiam
diri melihat ketidakadilan dan kefasikan yang terjadi (ay. 1). Inilah
sebenarnya suara hati dari orang-orang yang benar. Mereka pasti tidak akan
bersukacita atas ketidakadilan dan kefasikan (1 Kor 13:6). Orang-orang benar
seperti ini hanya bisa disenangkan dengan keadilan dan kebenaran.
Hal tersebut wajar karena jika orang
benar pasti memburu keadilan dan kebenaran, sedangkan orang fasik sangat senang
memburu orang yang tertindas (ay. 2a). Mereka yang sudah tertindas justru
dijadikan “sapi perah” untuk keuntungan dan kepuasan orang fasik tersebut.
Mereka memiliki segala macam tipu daya dan kejahatan yang dirancangkan, dengan
berbagai alternatif yang sudah dipikirkan sebelumnya (ay. 2b). Kelicikan
seperti itulah yang dibanggakan oleh orang fasik (ay. 3a). Tidak jarang ada
orang-orang benar yang tidak waspada kemudian masuk ke dalam perangkap yang
dibuat oleh orang fasik tersebut.
Orang fasik melakukan kejahatan yang
sangat ngeri karena ia berpendapat bahwa Allah itu tidak ada (ay. 4). Di sisi
lain, ada juga orang Kristen yang menjadi fasik karena mereka memiliki prinsip
bahwa Allah itu maha kasih. Sehingga setelah mereka melakukan dusta dan
kejahatan, mereka berpikir bahwa mereka tinggal “meminta ampun” kepada Tuhan
dan segala sesuatunya akan beres. Mereka tidak sadar bahwa sikap mereka yang
dengan sengaja melakukan dosa lalu kemudian “meminta ampun” (padahal hanya di
bibir saja tanpa pertobatan yang sungguh-sungguh) kepada Tuhan adalah tindakan yang
menista Tuhan juga.
Namun entah mengapa, di dunia yang
sudah jahat dan sudah terbolak-balik, seringkali kefasikan terlihat menang.
Orang-orang fasik dan orang-orang yang tamak terlihat selalu berhasil, menjadi
kaya, kebal akan hukum, dan bebas dari masalah (ay. 5-6). Orang-orang seperti
ini akan menjadi semakin sombong dan angkuh. Mereka tidak segan-segan
mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh manusia normal.
Bayangkan jika ada orang Kristen atau pendeta yang menjadi fasik seperti ini,
maka kata-kata yang diucapkan sungguh tidak pantas dan tidak mencerminkan
nilai-nilai Kekristenan. Kata-kata tersebut antara lain sumpah serapah, tipu
dan dusta, serta menindas atau melecehkan/merendahkan orang lain (ay. 7).
Orang seperti ini sesungguhnya memiliki
sifat hati yang penuh dengan loba. Kata loba menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia memiliki arti: “selalu ingin mendapat (memiliki) banyak-banyak;
serakah; tamak). Inilah sikap orang fasik yang selalu ingin lebih bagi dirinya
sendiri. Ia tidak peduli apakah tindakannya melawan hukum atau tidak, merugikan
orang lain atau tidak, bahkan menghina nama Tuhan atau tidak. Ia tidak peduli
jika orang lain melihat tindakannya sebagai suatu kejahatan dan menghalangi
orang lain untuk menerima keselamatan. Ia tidak peduli jika orang non Kristen
mencibir kekristenan dan nama Yesus karena tindakannya yang memalukan. Yang
terpenting ia dapat memenuhi apa yang menjadi keinginan hatinya dan apa yang ia
mau dapat tercapai.
Di situ sebenarnya letak penistaan yang
dilakukan oleh orang fasik dan loba tersebut. Ia tidak segan-segan melakukan
kejahatan di hadapan Tuhan, sehingga secara langsung maupun tidak langsung ia mengutuki
Tuhan. Jika Tuhan adalah Tuhan yang benar, maka sikapnya yang menyukai
ketidakbenaran, ketidakadilan, dan kefasikan adalah sikap yang tidak menghargai
Tuhan. Ia membuat orang lain yang melihat hidupnya menjadi mengutuk Tuhan
karena mereka berpikir: “Jikalau kelakuan orang Kristen saja seperti ini,
pastilah Tuhannya orang Kristen juga sama saja. Buat apa saya menjadi seorang Kristen?
Tuhan yang disembah oleh agamaku saja tidak sehina Tuhannya orang Kristen”. Inilah
penistaan yang dilakukan oleh orang yang fasik dan juga orang yang loba. Mereka
menista Tuhan yang benar dengan perbuatan mereka yang memalukan (ay. 3b).
Bacaan
Alkitab: Mazmur 10:1-7
10:1 Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu
dalam waktu-waktu kesesakan?
10:2 Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka
terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
10:3 Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba
mengutuki dan menista TUHAN.
10:4 Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah
tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
10:5 Tindakan-tindakannya selalu berhasil; hukum-hukum-Mu tinggi sekali,
jauh dari dia; ia menganggap remeh semua lawannya.
10:6 Ia berkata dalam hatinya: "Aku takkan goyang. Aku tidak akan
ditimpa malapetaka turun-temurun."
10:7 Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di
lidahnya ada kelaliman dan kejahatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.