Kamis, 18 Mei 2017

Penistaan di dalam Alkitab (8): Perbuatan Nista Bangsa Israel di Padang Gurun



Senin, 22 Mei 2017
Bacaan Alkitab: Nehemia 9:16-18
Bahkan, ketika mereka membuat anak lembu tuangan dan berkata: 'Inilah Allahmu yang menuntun engkau keluar dari Mesir!', dan berbuat nista yang besar. (Neh 9:18)


Penistaan di dalam Alkitab (8): Perbuatan Nista Bangsa Israel di Padang Gurun


Dalam serial renungan mengenai Penistaan di dalam Alkitab ini, khususnya pada renungan ke-1, ke-2, dan ke-4, saya menulis mengenai perbuatan bangsa Israel di padang gurun (sebelum masuk tanah Kanaan) yang dianggap sebagai suatu penistaan yaitu ketika mereka memberontak terhadap Tuhan. Hari ini kita juga akan melihat suatu perbuatan bangsa Israel di padang gurun yang juga dikategorikan sebagai suatu perbuatan nista. Walaupun demikian, kita akan melihat dari sudut pandang flash back terhadap kejahatan bangsa Israel di masa yang lalu.

Dalam kitab Nehemia pasal 9, bangsa Yehuda sedang bekumpul dalam rangka puasa dan berkabung menyesali dosa-dosa mereka. Saat itu orang-orang Lewi sedang mengucapkan perkataan kepada Tuhan, yang salah satunya adalah mengingat dosa-dosa dan kesalahan bangsa mereka (yaitu nenek moyang mereka) di masa lampau, ketika mereka sedang berada di padang gurun. Alkitab menulis bahwa bangsa Yehuda mengakui bahwa nenek moyang mereka adalah orang-orang yang angkuh dan tidak patuh kepada perintah-perintah Tuhan (ay. 16).

Mereka bahkan menolak untuk patuh kepada Tuhan meskipun Tuhan telah menunjukkan perbuatan-perbuatan yang ajaib, berbagai tanda dan mujizat kepada bangsa Israel (ay. 17a). Mereka bahkan menjadi keras kepala dan menolak dibawa masuk ke tanah perjanjian begitu mendengar cerita bahwa bangsa Kanaan adalah bangsa yang berperawakan besar. Mereka lebih memilih untuk kembali kepada perbudakan di Mesir (ay. 17b). Kondisi ini tentu merujuk kepada kondisi dimana bangsa Israel memberontak ketika mendengar cerita dari 12 mata-mata yang diutus ke tanah Kanaan. Namun demikian dalam bacaan Alkitab kita hari ini, kita melihat bahwa ada 1 tindakan lagi yang dilakukan oleh bangsa Israel di padang gurun yang dikategorikan sebagai perbuatan nista, yaitu ketika mereka membuat anak lembu tuangan dari emas dan berkata bahwa: “Inilah Allahmu yang menuntun engkau keluar dari Mesir!” (ay. 18).

Sebenarnya, yang membuat anak lembu emas tersebut dan yang berkata bahwa ini adalah “allah” yang menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir adalah Harus sendiri. Kejadian itu terjadi pada saat Musa naik ke atas gunung Sinai untuk bercakap-cakap dengan Tuhan hingga berhari-hari. Akibatnya terjadi kegaduhan di antara rakyat Israel dan pada akhirnya mereka membuat anak lembu emas (Kel 32:1-6). Ini adalah suatu perbuatan nista yang sangat besar. Ini dapat diibaratkan dengan seorang suami yang sedang bekerja di kantor atau di luar kota, sementara itu istrinya justru mencari pria lain untuk tidur dengannya. Bayangkan, hukuman apa yang seharusnya diterima oleh bangsa Israel akibat menista Tuhan seperti itu?

Memang Tuhan pasti menghukum orang-orang yang menista dirinya. Dalam hal ini bangsa Israel yang menista Tuhan pun sudah mendapat hukumannya, yaitu generasi yang melihat mujizat Tuhan di Mesir namun memberontak, maka mereka tidak diperkenankan masuk ke dalam tanah perjanjian. Namun di sisi lain, Tuhan juga adalah Tuhan yang mau mengampuni, maha pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya (ay. 17c). Di situlah sebenarnya kesabaran Tuhan disebabkan Tuhan ingin orang-orang bertobat. Tuhan tidak ingin ada seorangpun yang binasa. Tetapi jika ada orang yang tidak mau bertobat dan dengan terang-terangan terus menolak Tuhan meskipun sudah diberikan kesempatan, maka orang itu akan binasa dalam kesalahannya sendiri (karena ia memilih untuk hidup dalam kejahatannya).

Sebenarnya Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya (ay. 17d), tetapi biasanya umatlah yang meninggalkan Tuhan. Dalam hal ini justru manusia juga yang sering menista Tuhan, dan lebih parahnya lagi mereka menista Tuhan dengan sengaja. Mereka tahu bahwa sikap dan perbuatan yang dilakukan adalah perbuatan yang jahat di mata manusia, apalagi di mata Tuhan, tetapi mereka tetap dengan sadar melakukannya. Ini adalah suatu bentuk penistaan terhadap Tuhan, sama seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel ketika membuat anak lembu emas dan menyembahnya, padahal baru beberapa hari yang lalu Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya di atas gunung Sinai. Jangan menjadi seperti bangsa Israel yang bebal dan senantiasa menista Tuhan. Agungkan Tuhan dan senangkan Tuhan dengan sikap hati dan perbuatan kita yang benar.



Bacaan Alkitab: Nehemia 9:16-18
9:16 Tetapi mereka, nenek moyang kami itu, bertindak angkuh dan bersitegang leher dan tidak patuh kepada perintah-perintah-Mu.
9:17 Mereka menolak untuk patuh dan tidak mengingat perbuatan-perbuatan yang ajaib yang telah Kaubuat di antara mereka. Mereka bersitegang leher malah berkeras kepala untuk kembali ke perbudakan di Mesir. Tetapi Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka.
9:18 Bahkan, ketika mereka membuat anak lembu tuangan dan berkata: 'Inilah Allahmu yang menuntun engkau keluar dari Mesir!', dan berbuat nista yang besar,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.