Rabu, 17 Mei 2017
Bacaan
Alkitab: Bilangan 15:27-31
Tetapi orang yang berbuat sesuatu dengan sengaja, baik orang Israel asli,
baik orang asing, orang itu menjadi penista TUHAN, ia harus dilenyapkan dari
tengah-tengah bangsanya. (Bil 15:30)
Penistaan di dalam Alkitab (3): Berbuat Dosa dengan
Sengaja
Setelah peristiwa pemberontakan bangsa
Israel terhadap Tuhan dalam Bilangan pasal 14, kemudian Tuhan memberikan Firman-Nya
kepada bangsa Israel melalui Musa. Tujuan pemberian Firman Tuhan adalah sebagai
pedoman hidup ketika nanti bangsa Israel sudah masuk dan diam di tanah yang
dijanjikan Tuhan yaitu tanah Kanaan. Cukup menarik melihat bahwa dalam Firman
Tuhan tersebut, ternyata terdapat kata “nista” yang harus diwaspadai oleh
bangsa Israel dan tentunya juga menjadi peringatan bagi kita yang hidup di
zaman modern saat ini.
Tuhan berfirman kepada bangsa Israel,
bahwa jika ada satu orang saja (artinya bukan secara kolektif) yang berbuat
dosa dengan tidak sengaja, maka orang itu harus mempersembahkan kambing betina
berumur setahun sebagai korban penghapus dosa (ay. 27). Tidak cukup hanya
sampai di situ saja, ia harus datang kepada imam (yaitu suku Lewi) dan imam
harus mengadakan pendamaian di hadapan Tuhan akibat dosa yang tidak disengaja
itu, sehingga orang itu beroleh pengampunan karena pendamaian dosa yang telah
diadakan baginya (ay. 28). Ketentuan ini berlaku umum, baik untuk orang Israel
asli maupun untuk orang asing yang tinggal di tengah-tengah bangsa Israel (ay.
29).
Namun demikian, Firman Tuhan juga tidak
berhenti sampai di situ saja. Tuhan melanjutkan Firman-Nya, yaitu bagi orang
yang berbuat sesuatu (yaitu dosa) dengan sengaja, apakah ia orang Israel asli
ataukah orang asing, maka orang itu menjadi penista Tuhan (ay. 30a). Ini
menggambarkan bahwa penistaan tidak hanya dilihat dari jenis dosanya saja,
tetapi juga dari motivasi hatinya. Dalam ayat-ayat lainnya di Perjanjian Lama,
kita bisa melihat dosa yang tidak disengaja antara lain adalah: ketika para
imam tidak sengaja memakan persembahan kudus, yaitu persembahan yang sebenarnya
ditujukan kepada Tuhan tetapi imam tersebut tidak mengetahuinya (Im 22:14), atau
membunuh orang dengan tidak sengaja, misalnya sedang menebang pohon tiba-tiba
mata kapak terlepas dan mengenai orang lain hingga tewas padahal ia tidak
memilki rasa permusuhan (Bil 35:22-23).
Padahal, jika kita mau jujur, hampir
tidak ada dosa yang kita perbuat tanpa sengaja. Hampir semua dosa adalah
kesengajaan karena adanya niat jahat dalam hatinya. Dan jika kita sengaja
berbuat dosa maka Firman Tuhan berkata bahwa itu sama saja dengan menista Tuhan
(ay. 30b). Menista Tuhan juga ditunjukkan oleh tindakan yang memandang hina
terhadap Firman Tuhan (ay. 31a), karena ia tidak mau mendengar dan melakukan
Firman Tuhan dengan benar. Menista Tuhan juga ditunjukkan oleh tindakan yang
merombak perintah Tuhan (ay. 31b). Hal ini dapat diartikan dengan
memutarbalikkan perintah Tuhan demi kepentingannya sendiri atau demi
kerajaannya sendiri. Firman Tuhan yang benar diputarbalikkan atau diambil
sepotong-sepotong untuk membenarkan tindakannya yang salah. Ini adalah suatu kesengajaan
di hadapan Tuhan dan sebuah dosa yang besar. Hukuman bagi orang-orang seperti
ini dalam Perjanjian Lama adalah dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya dan
kesalahannya akan tertimpa ke atasnya (ay. 30c & 31c).
Dalam Perjanjian Baru, sebenarnya prinsip
ini masih berlaku dan menjadi peringatan bagi kita yang hidup di zaman modern
ini. Umat Perjanjian Baru yang telah percaya kepada Kristus, memiliki fasilitas
berupa Roh Kudus yang diberikan kepada setiap orang percaya. Roh Kudus tersebut
adalah meterai yang menyelamatkan kita. Oleh karena itu jika ada orang percaya
yang sengaja berbuat dosa setelah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran,
maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu (Ibr 10:26). Ini
menunjukkan sikap orang yang telah percaya Kristus dan sudah tahu kebenaran
Injil, tetapi memilih untuk melakukan dosa. Ini sama saja dengan mendukakan Roh
Kudus. Bahkan jika tidak bertobat dan terus memilih untuk melakukan dosa, maka
ia dapat dipandang sebagai mematikan dan menghujat Roh Kudus, sehingga sudah
tidak ada lagi Roh Kudus yang menginsyafkan tentang dosa-dosanya. Ia menjadi
penista Tuhan dan pada akhirnya tertolak dari hadapan Tuhan.
Bacaan
Alkitab: Bilangan 15:27-31
15:27 Apabila satu orang saja berbuat dosa dengan tidak sengaja, maka
haruslah ia mempersembahkan kambing betina berumur setahun sebagai korban
penghapus dosa;
15:28 dan imam haruslah mengadakan pendamaian di hadapan TUHAN bagi orang
yang dengan tidak sengaja berbuat dosa itu, sehingga orang itu beroleh
pengampunan karena telah diadakan pendamaian baginya.
15:29 Baik bagi orang Israel asli maupun bagi orang asing yang tinggal di
tengah-tengah kamu, satu hukum saja berlaku bagi mereka berkenaan dengan orang
yang berbuat dosa dengan tidak sengaja.
15:30 Tetapi orang yang berbuat sesuatu dengan sengaja, baik orang Israel
asli, baik orang asing, orang itu menjadi penista TUHAN, ia harus dilenyapkan
dari tengah-tengah bangsanya,
15:31 sebab ia telah memandang hina terhadap firman TUHAN dan merombak
perintah-Nya; pastilah orang itu dilenyapkan, kesalahannya akan tertimpa
atasnya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.