Selasa, 16 Mei 2017

Penistaan di dalam Alkitab (3): Berbuat Dosa dengan Sengaja



Rabu, 17 Mei 2017
Bacaan Alkitab: Bilangan 15:27-31
Tetapi orang yang berbuat sesuatu dengan sengaja, baik orang Israel asli, baik orang asing, orang itu menjadi penista TUHAN, ia harus dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya. (Bil 15:30)


Penistaan di dalam Alkitab (3): Berbuat Dosa dengan Sengaja


Setelah peristiwa pemberontakan bangsa Israel terhadap Tuhan dalam Bilangan pasal 14, kemudian Tuhan memberikan Firman-Nya kepada bangsa Israel melalui Musa. Tujuan pemberian Firman Tuhan adalah sebagai pedoman hidup ketika nanti bangsa Israel sudah masuk dan diam di tanah yang dijanjikan Tuhan yaitu tanah Kanaan. Cukup menarik melihat bahwa dalam Firman Tuhan tersebut, ternyata terdapat kata “nista” yang harus diwaspadai oleh bangsa Israel dan tentunya juga menjadi peringatan bagi kita yang hidup di zaman modern saat ini.

Tuhan berfirman kepada bangsa Israel, bahwa jika ada satu orang saja (artinya bukan secara kolektif) yang berbuat dosa dengan tidak sengaja, maka orang itu harus mempersembahkan kambing betina berumur setahun sebagai korban penghapus dosa (ay. 27). Tidak cukup hanya sampai di situ saja, ia harus datang kepada imam (yaitu suku Lewi) dan imam harus mengadakan pendamaian di hadapan Tuhan akibat dosa yang tidak disengaja itu, sehingga orang itu beroleh pengampunan karena pendamaian dosa yang telah diadakan baginya (ay. 28). Ketentuan ini berlaku umum, baik untuk orang Israel asli maupun untuk orang asing yang tinggal di tengah-tengah bangsa Israel (ay. 29).

Namun demikian, Firman Tuhan juga tidak berhenti sampai di situ saja. Tuhan melanjutkan Firman-Nya, yaitu bagi orang yang berbuat sesuatu (yaitu dosa) dengan sengaja, apakah ia orang Israel asli ataukah orang asing, maka orang itu menjadi penista Tuhan (ay. 30a). Ini menggambarkan bahwa penistaan tidak hanya dilihat dari jenis dosanya saja, tetapi juga dari motivasi hatinya. Dalam ayat-ayat lainnya di Perjanjian Lama, kita bisa melihat dosa yang tidak disengaja antara lain adalah: ketika para imam tidak sengaja memakan persembahan kudus, yaitu persembahan yang sebenarnya ditujukan kepada Tuhan tetapi imam tersebut tidak mengetahuinya (Im 22:14), atau membunuh orang dengan tidak sengaja, misalnya sedang menebang pohon tiba-tiba mata kapak terlepas dan mengenai orang lain hingga tewas padahal ia tidak memilki rasa permusuhan (Bil 35:22-23).

Padahal, jika kita mau jujur, hampir tidak ada dosa yang kita perbuat tanpa sengaja. Hampir semua dosa adalah kesengajaan karena adanya niat jahat dalam hatinya. Dan jika kita sengaja berbuat dosa maka Firman Tuhan berkata bahwa itu sama saja dengan menista Tuhan (ay. 30b). Menista Tuhan juga ditunjukkan oleh tindakan yang memandang hina terhadap Firman Tuhan (ay. 31a), karena ia tidak mau mendengar dan melakukan Firman Tuhan dengan benar. Menista Tuhan juga ditunjukkan oleh tindakan yang merombak perintah Tuhan (ay. 31b). Hal ini dapat diartikan dengan memutarbalikkan perintah Tuhan demi kepentingannya sendiri atau demi kerajaannya sendiri. Firman Tuhan yang benar diputarbalikkan atau diambil sepotong-sepotong untuk membenarkan tindakannya yang salah. Ini adalah suatu kesengajaan di hadapan Tuhan dan sebuah dosa yang besar. Hukuman bagi orang-orang seperti ini dalam Perjanjian Lama adalah dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya dan kesalahannya akan tertimpa ke atasnya (ay. 30c & 31c).

Dalam Perjanjian Baru, sebenarnya prinsip ini masih berlaku dan menjadi peringatan bagi kita yang hidup di zaman modern ini. Umat Perjanjian Baru yang telah percaya kepada Kristus, memiliki fasilitas berupa Roh Kudus yang diberikan kepada setiap orang percaya. Roh Kudus tersebut adalah meterai yang menyelamatkan kita. Oleh karena itu jika ada orang percaya yang sengaja berbuat dosa setelah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu (Ibr 10:26). Ini menunjukkan sikap orang yang telah percaya Kristus dan sudah tahu kebenaran Injil, tetapi memilih untuk melakukan dosa. Ini sama saja dengan mendukakan Roh Kudus. Bahkan jika tidak bertobat dan terus memilih untuk melakukan dosa, maka ia dapat dipandang sebagai mematikan dan menghujat Roh Kudus, sehingga sudah tidak ada lagi Roh Kudus yang menginsyafkan tentang dosa-dosanya. Ia menjadi penista Tuhan dan pada akhirnya tertolak dari hadapan Tuhan.


Bacaan Alkitab: Bilangan 15:27-31
15:27 Apabila satu orang saja berbuat dosa dengan tidak sengaja, maka haruslah ia mempersembahkan kambing betina berumur setahun sebagai korban penghapus dosa;
15:28 dan imam haruslah mengadakan pendamaian di hadapan TUHAN bagi orang yang dengan tidak sengaja berbuat dosa itu, sehingga orang itu beroleh pengampunan karena telah diadakan pendamaian baginya.
15:29 Baik bagi orang Israel asli maupun bagi orang asing yang tinggal di tengah-tengah kamu, satu hukum saja berlaku bagi mereka berkenaan dengan orang yang berbuat dosa dengan tidak sengaja.
15:30 Tetapi orang yang berbuat sesuatu dengan sengaja, baik orang Israel asli, baik orang asing, orang itu menjadi penista TUHAN, ia harus dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya,
15:31 sebab ia telah memandang hina terhadap firman TUHAN dan merombak perintah-Nya; pastilah orang itu dilenyapkan, kesalahannya akan tertimpa atasnya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.