Selasa, 30 Mei 2017

Penistaan di dalam Alkitab (12): Dinista ketika Sedang Jatuh



Rabu, 31 Mei 2017
Bacaan Alkitab: Mazmur 35:11-16
Tetapi ketika aku tersandung jatuh, bersukacitalah mereka dan berkerumun, berkerumun melawan aku; orang-orang asing yang tidak kukenal menista aku dengan tidak henti-hentinya. (Mzm 35:15)


Penistaan di dalam Alkitab (12): Dinista ketika Sedang Jatuh


Penistaan ternyata tidak hanya dilakukan kepada Tuhan, tetapi juga bisa terjadi kepada manusia. Dalam hal ini, penistaan kepada umat Tuhan yang melakukan kebenaran harus dipandang juga sebagai penistaan terhadap Tuhan. Jika ada orang Kristen yang hidup benar namun dinista oleh orang lain, maka itu dapat dikategorikan sebagai penistaan kepada Tuhan. Namun jika ada orang Kristen yang melakukan kejahatan (misal: merampok, mencuri, berzinah, membunuh), lalu kemudian ia dinista oleh orang lain, maka itu bukanlah penistaan terhadap Tuhan. Kesalahan orang Kristen itu justru merupakan penistaan kepada Tuhan, karena melalui hidupnya yang jahat ia telah menjelekkan nama Tuhan dan berpotensi membuat orang lain tidak mau menerima Kristus ketika mereka melihat kehidupan orang Kristen yang jahat.

Dalam hal ini ketika pemazmur menulis Mazmur 35, kondisi pemazmur sedang dalam tekanan dan himpitan. Ia sedang ditekan oleh saksi-saksi palsu, yang suka melakukan kekerasan, yang suka menuntut dirinya atas tindakan yang tidak ia lakukan (ay. 11). Ketika pemazmur sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik dan bertindak adil (bahkan bersikap adil dan memberi perlakukan sama kepada orang-orang yang jahat itu), tetapi ternyata orang-orang tersebut justru membalas kebaikannya dengan kejahatan (ay. 12). 

Padahal ketika musuhnya sedang sakit, pemazmur justru ikut bersimpati dengan memakai pakaian kabung, bahkan ikut berpuasa dan merasa seolah-olah teman, saudaranya, bahkan orang tuanya yang sakit (ay. 13-14). Mungkin saja si pemazmur juga ikut memberikan bantuan kepada musuh-musuhnya supaya mereka juga dapat memperoleh pengobatan yang baik untuk mengobati sakitnya. Ia memberi perlakuan yang sama dan tidak membeda-bedakan orang lain, apakah orang tersebut adalah sahabatnya atau bahkan musuhnya yang sering mencela dirinya.

Tetapi ketika pemazmur sedang tersandung jatuh (tentu dalam hal ini tersandung jatuh bukan berarti pemazmur sengaja melakukan tindakan yang salah atau melakukan kejahatan, namun ia sedang mengalami kondisi yang membuat dirinya terjepit karena tipu daya orang lain), mereka yang selama ini ditolong oleh pemazmur, justru berbalik berkerumun dan bersukacita (ay. 15a). Mereka berkerumun (mengumpulkan massa dalam jumlah banyak) untuk melawan si pemazmur (ay. 15b). Mereka lupa bahwa selama ini mereka juga mendapatkan banyak perhatian bahkan bantuan dari pemazmur. Merek abahkan mengolok-olok pemazmur yang sudah “terjatuh” dengan fasiknya sambil menggertakkan gigi mereka (ay. 16).

Di situlah sebenarnya letak penistaan yang dilakukan oleh orang fasik. Pemazmur sudah berjuang untuk hidup benar dan mengaplikasikan kebenaran yang sesungguhnya. Ia berusaha untuk hidup benar, hidup adil, dan memperlakukan semua orang dengan setara sebagai pemimpin. Namun demikian, kebaikannya dibalas dengan kejahatan. Inilah yang disebut dengan penistaan (ay. 15c). Orang-orang yang jahat tersebut tidak membalas kebaikan pemazmur dengan kebaikan, tetapi justru malah semakin melawan dan menindas. Mereka sebenarnya menista pemazmur dan dengan demikian mereka justru menista Tuhan.



Bacaan Alkitab: Mazmur 35:11-16
35:11 Saksi-saksi yang gemar kekerasan bangkit berdiri, apa yang tidak kuketahui, itulah yang mereka tuntut dari padaku.
35:12 Mereka membalas kebaikanku dengan kejahatan; perasaan bulus mencekam aku.
35:13 Tetapi aku, ketika mereka sakit, aku memakai pakaian kabung; aku menyiksa diriku dengan berpuasa, dan doaku kembali timbul dalam dadaku,
35:14 seolah-olah temanku atau saudarakulah yang sakit, demikianlah aku berlaku; seperti orang yang berkeluh kesah karena kematian ibu, demikianlah aku tunduk dengan pakaian kabung.
35:15 Tetapi ketika aku tersandung jatuh, bersukacitalah mereka dan berkerumun, berkerumun melawan aku; orang-orang asing yang tidak kukenal menista aku dengan tidak henti-hentinya;
35:16 dengan fasik mereka mengolok-olok terus, menggertakkan giginya terhadap aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.