Rabu, 31 Mei 2017
Bacaan
Alkitab: Mazmur 35:11-16
Tetapi ketika aku tersandung jatuh, bersukacitalah mereka dan berkerumun,
berkerumun melawan aku; orang-orang asing yang tidak kukenal menista aku dengan
tidak henti-hentinya. (Mzm 35:15)
Penistaan di dalam Alkitab (12): Dinista ketika Sedang
Jatuh
Penistaan ternyata tidak hanya
dilakukan kepada Tuhan, tetapi juga bisa terjadi kepada manusia. Dalam hal ini,
penistaan kepada umat Tuhan yang melakukan kebenaran harus dipandang juga
sebagai penistaan terhadap Tuhan. Jika ada orang Kristen yang hidup benar namun
dinista oleh orang lain, maka itu dapat dikategorikan sebagai penistaan kepada
Tuhan. Namun jika ada orang Kristen yang melakukan kejahatan (misal: merampok,
mencuri, berzinah, membunuh), lalu kemudian ia dinista oleh orang lain, maka
itu bukanlah penistaan terhadap Tuhan. Kesalahan orang Kristen itu justru merupakan
penistaan kepada Tuhan, karena melalui hidupnya yang jahat ia telah menjelekkan
nama Tuhan dan berpotensi membuat orang lain tidak mau menerima Kristus ketika
mereka melihat kehidupan orang Kristen yang jahat.
Dalam hal ini ketika pemazmur menulis Mazmur
35, kondisi pemazmur sedang dalam tekanan dan himpitan. Ia sedang ditekan oleh
saksi-saksi palsu, yang suka melakukan kekerasan, yang suka menuntut dirinya
atas tindakan yang tidak ia lakukan (ay. 11). Ketika pemazmur sudah berusaha
untuk melakukan yang terbaik dan bertindak adil (bahkan bersikap adil dan memberi
perlakukan sama kepada orang-orang yang jahat itu), tetapi ternyata orang-orang
tersebut justru membalas kebaikannya dengan kejahatan (ay. 12).
Padahal ketika musuhnya sedang sakit,
pemazmur justru ikut bersimpati dengan memakai pakaian kabung, bahkan ikut
berpuasa dan merasa seolah-olah teman, saudaranya, bahkan orang tuanya yang
sakit (ay. 13-14). Mungkin saja si pemazmur juga ikut memberikan bantuan kepada
musuh-musuhnya supaya mereka juga dapat memperoleh pengobatan yang baik untuk
mengobati sakitnya. Ia memberi perlakuan yang sama dan tidak membeda-bedakan
orang lain, apakah orang tersebut adalah sahabatnya atau bahkan musuhnya yang
sering mencela dirinya.
Tetapi ketika pemazmur sedang
tersandung jatuh (tentu dalam hal ini tersandung jatuh bukan berarti pemazmur
sengaja melakukan tindakan yang salah atau melakukan kejahatan, namun ia sedang
mengalami kondisi yang membuat dirinya terjepit karena tipu daya orang lain),
mereka yang selama ini ditolong oleh pemazmur, justru berbalik berkerumun dan
bersukacita (ay. 15a). Mereka berkerumun (mengumpulkan massa dalam jumlah
banyak) untuk melawan si pemazmur (ay. 15b). Mereka lupa bahwa selama ini
mereka juga mendapatkan banyak perhatian bahkan bantuan dari pemazmur. Merek
abahkan mengolok-olok pemazmur yang sudah “terjatuh” dengan fasiknya sambil
menggertakkan gigi mereka (ay. 16).
Di situlah sebenarnya letak penistaan yang
dilakukan oleh orang fasik. Pemazmur sudah berjuang untuk hidup benar dan
mengaplikasikan kebenaran yang sesungguhnya. Ia berusaha untuk hidup benar,
hidup adil, dan memperlakukan semua orang dengan setara sebagai pemimpin. Namun
demikian, kebaikannya dibalas dengan kejahatan. Inilah yang disebut dengan
penistaan (ay. 15c). Orang-orang yang jahat tersebut tidak membalas kebaikan
pemazmur dengan kebaikan, tetapi justru malah semakin melawan dan menindas.
Mereka sebenarnya menista pemazmur dan dengan demikian mereka justru menista
Tuhan.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 35:11-16
35:11 Saksi-saksi yang gemar kekerasan bangkit berdiri, apa yang tidak
kuketahui, itulah yang mereka tuntut dari padaku.
35:12 Mereka membalas kebaikanku dengan kejahatan; perasaan bulus mencekam
aku.
35:13 Tetapi aku, ketika mereka sakit, aku memakai pakaian kabung; aku
menyiksa diriku dengan berpuasa, dan doaku kembali timbul dalam dadaku,
35:14 seolah-olah temanku atau saudarakulah yang sakit, demikianlah aku
berlaku; seperti orang yang berkeluh kesah karena kematian ibu, demikianlah aku
tunduk dengan pakaian kabung.
35:15 Tetapi ketika aku tersandung jatuh, bersukacitalah mereka dan
berkerumun, berkerumun melawan aku; orang-orang asing yang tidak kukenal
menista aku dengan tidak henti-hentinya;
35:16 dengan fasik mereka mengolok-olok terus, menggertakkan giginya
terhadap aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.