Rabu, 17 Mei 2017

Penistaan di dalam Alkitab (6): Perbuatan Jahat yang Dilakukan Pemimpin



Sabtu, 20 Mei 2017
Bacaan Alkitab: 2 Samuel 12:7-14
"Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati." (2 Sam 12:14)


Penistaan di dalam Alkitab (6): Perbuatan Jahat yang Dilakukan Pemimpin


Kita semua tahu bagaimana Raja Daud melakukan kesalahan dengan menghamili Batsyeba dan membunuh Uria, suaminya. Kita juga tahu bagaimana Daud sebagai seorang raja dan ahli strategi yang cerdik (atau bisa juga disebut licik), menutupi kesalahannya seakan-akan Uria mati karena pertempuran di medan perang. Daud bahkan mengatur cara supaya ia bisa menikahi Batsyeba sehingga dosa-dosanya tidak terlalu kelihatan di mata rakyat.

Namun demikian, Tuhan mengutus Nabi Natan kepada Daud dan menyampaikan suatu perumpamaan yang sebenarnya menggambarkan dosa-dosa Raja Daud. Natan berkata bahwa Daudlah orang yang dimaksud di dalam perumpamaan yang disampaikan (ay. 7a). Apa yang dilakukan Daud di mata Tuhan adalah jahat, karena Tuhanlah yang telah mengurapi Daud sebagai raja (ay. 7b), Tuhanlah yang telah melepaskan Daud dari tangan Saul yang bermaksud membunuhnya (ay. 7c), Tuhanlah yang telah  memberikan seisi rumah (yaitu seisi istana) Saul kepada Daud (ay. 8a), bahkan Tuhanlah yang telah memberikan kaum Israel dan Yehuda kepada Daud sehingga di masa Raja Daud, Israel bersatu dan mencapai puncak kejayaannya (ay. 8b).

Bahkan Tuhan sendiri berfirman jika apa yang ia berikan kepada Daud belum cukup, maka Tuhan pasti akan memberi lebih dan menambahkannya lagi (ay. 8c). Dalam hal ini kalimat Tuhan tersebut juga berlaku bagi istri-istri Daud, karena Daud sendiri sudah memiliki sejumlah istri dan gundik, tentu tidak akan menjadi masalah jika ia menambah beberapa istri lagi asalkan dengan cara yang benar. Sayangnya, Daud menambah istri lagi yaitu Batsyeba dengan cara yang salah. Ini adalah suatu penghinaan terhadap Tuhan karena Daud melakukan apa yang jahat di mata Tuhan (ay. 9a). Ia menghamili Batsyeba istri Uria, membunuh suaminya yang tidak bersalah, bahkan pada akhirnya menikahi Batsyeba seolah-olah tidak ada apa-apa (ay. 9b).

Sebagai hukuman Tuhan karena telah membiarkan orang yang tak bersalah mati oleh pedang musuh, maka Tuhan menghukum Daud dengan hukuman bahwa pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selama-lamanya (ay. 10). Hal ini terbukti dengan perang yang terus dialami oleh raja-raja Yehuda selanjutnya, bahkan hingga saat ini pun negara Israel terus menerus berperang dan berkonflik dengan negara-negara lain di sekitarnya. Selain itu Tuhan juga memberikan hukuman tambahan kepada Daud, karena Daud telah mengambil istri orang lain secara sembunyi-sembunyi, maka suatu saat nanti orang lain akan tidur dengan istri-istri Daud secara terang-terangan (ay. 11 & 12). Hal ini digenapi ketika anak Raja Daud yaitu Absalom, tidur dengan gundik-gundik Daud di depan rakyat Israel (2 Sam 16:22).

Namun demikian, Raja Daud bukanlah orang yang justru marah ketika mendengar teguran dan hukuman Tuhan tersebut. Daud sadar bahwa semua itu disebabkan oleh dosa-dosanya sendiri. Karena itu ia mengaku dengan tulus bahwa ia telah berdosa kepada Tuhan (ay. 13a). Nabi Natan pun berkata bahwa Tuhan telah mendengar Daud dan telah menjauhkan dosanya, sehingga ia tidak mati (ay. 13b). Padahal seharusnya menurut ukuran Hukum Taurat, maka berlaku nyawa ganti nyawa (Ul 19:21). Mungkin saja jika Daud tidak bertobat dan mengaku dosanya, ia bisa langsung mati. Tetapi karena ia mengakui dosa-dosanya maka Tuhan telah menjauhkan dosanya sehingga ia tidak mati.

Namun demikian, ada konsekuensi dari perbuatan jahat yang dilakukan Raja Daud. Apalagi hal ini dilakukan oleh seorang Raja Israel, Raja yang selama ini dipandang sebagai pemimpin rohani bangsa Israel. Jika raja itu salah, maka dampaknya tentu akan berbeda jika rakyat jelata yang salah. Dosa yang dilakukan oleh Daud mungkin masih dapat dimaklumi jika dilakukan oleh rakyat biasa. Namun jika seorang Raja Israel yang melakukan kejahatan seperti yang dilakukan Raja Daud, maka itu betul-betul adalah suatu penistaan bagi Tuhan (ay. 14a). Akibatnya, maka hukuman bagi Raja Daud adalah anak hasil perbuatan jahatnya akan mati (ay. 14b).

Ini menunjukkan bahwa perbuatan jahat yang dilakukan oleh seorang pemimpin, apalagi pemimpin umat, adalah penistaan terhadap Tuhan. Dalam hal ini tepat ayat Alkitab yang mengatakan bahwa yang diberi banyak akan dituntut banyak (Luk 12:48). Raja Daud tentu sudah mengerti mana yang boleh dilakukan dan mana yang melanggar hukum Tuhan. Oleh karena itu ketika Daud memilih untuk menghamili istri orang lain padahal ia bisa saja meminta istri lagi kepada Tuhan, apalagi yang masih perawan, maka itu adalah kejahatan yang sangat luar biasa. Perbuatan Raja Daud sebagai pemimpin sangat mempermalukan dan menista nama Tuhan. Walaupun sebagian besar rakyat Israel tidak tahu kejadian yang sebenarnya, tetapi Tuhan tahu.

Ini menjadi peringatan juga bagi kita saat ini, khususnya kita yang berprofesi sebagai pemimpin apalagi pemimpin umat/pemimpin jemaat. Tuhan sudah mempercayakan kita sebagai pemimpin, dengan karunia dan talenta yang dapat kita gunakan untuk memimpin dan menggembalakan jiwa-jiwa. Oleh karena itu, sikap hidup kita yang salah (termasuk perkataan kita) bisa membuat mereka tidak bisa meneladani apa yang benar dari hidup kita. Bagaimana kita bisa membawa mereka kepada Kristus jika karakter pemimpinnya saja masih hidup dalam dosa. Apalagi jika seorang pemimpin (khususnya pemimpin umat/pemimpin jemaat) melakukan suatu perbuatan jahat. Itu adalah penistaan yang luar biasa terhadap Tuhan. Jangan sampai hukuman Tuhan atas orang-orang yang menista-Nya juga tertimpa atas kita.



Bacaan Alkitab: 2 Samuel 12:7-14
12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
12:8 Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu.
12:9 Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.
12:10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.
12:11 Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.
12:12 Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan."
12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
12:14 Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.