Sabtu, 20 Mei 2017
Bacaan
Alkitab: 2 Samuel 12:7-14
"Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat
menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati." (2 Sam
12:14)
Penistaan di dalam Alkitab (6): Perbuatan Jahat yang
Dilakukan Pemimpin
Kita semua tahu bagaimana Raja Daud
melakukan kesalahan dengan menghamili Batsyeba dan membunuh Uria, suaminya.
Kita juga tahu bagaimana Daud sebagai seorang raja dan ahli strategi yang cerdik
(atau bisa juga disebut licik), menutupi kesalahannya seakan-akan Uria mati
karena pertempuran di medan perang. Daud bahkan mengatur cara supaya ia bisa
menikahi Batsyeba sehingga dosa-dosanya tidak terlalu kelihatan di mata rakyat.
Namun demikian, Tuhan mengutus Nabi
Natan kepada Daud dan menyampaikan suatu perumpamaan yang sebenarnya
menggambarkan dosa-dosa Raja Daud. Natan berkata bahwa Daudlah orang yang
dimaksud di dalam perumpamaan yang disampaikan (ay. 7a). Apa yang dilakukan
Daud di mata Tuhan adalah jahat, karena Tuhanlah yang telah mengurapi Daud
sebagai raja (ay. 7b), Tuhanlah yang telah melepaskan Daud dari tangan Saul
yang bermaksud membunuhnya (ay. 7c), Tuhanlah yang telah memberikan seisi rumah (yaitu seisi istana)
Saul kepada Daud (ay. 8a), bahkan Tuhanlah yang telah memberikan kaum Israel
dan Yehuda kepada Daud sehingga di masa Raja Daud, Israel bersatu dan mencapai
puncak kejayaannya (ay. 8b).
Bahkan Tuhan sendiri berfirman jika apa
yang ia berikan kepada Daud belum cukup, maka Tuhan pasti akan memberi lebih
dan menambahkannya lagi (ay. 8c). Dalam hal ini kalimat Tuhan tersebut juga
berlaku bagi istri-istri Daud, karena Daud sendiri sudah memiliki sejumlah
istri dan gundik, tentu tidak akan menjadi masalah jika ia menambah beberapa
istri lagi asalkan dengan cara yang benar. Sayangnya, Daud menambah istri lagi
yaitu Batsyeba dengan cara yang salah. Ini adalah suatu penghinaan terhadap
Tuhan karena Daud melakukan apa yang jahat di mata Tuhan (ay. 9a). Ia menghamili
Batsyeba istri Uria, membunuh suaminya yang tidak bersalah, bahkan pada
akhirnya menikahi Batsyeba seolah-olah tidak ada apa-apa (ay. 9b).
Sebagai hukuman Tuhan karena telah
membiarkan orang yang tak bersalah mati oleh pedang musuh, maka Tuhan menghukum
Daud dengan hukuman bahwa pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai
selama-lamanya (ay. 10). Hal ini terbukti dengan perang yang terus dialami oleh
raja-raja Yehuda selanjutnya, bahkan hingga saat ini pun negara Israel terus
menerus berperang dan berkonflik dengan negara-negara lain di sekitarnya.
Selain itu Tuhan juga memberikan hukuman tambahan kepada Daud, karena Daud
telah mengambil istri orang lain secara sembunyi-sembunyi, maka suatu saat
nanti orang lain akan tidur dengan istri-istri Daud secara terang-terangan (ay.
11 & 12). Hal ini digenapi ketika anak Raja Daud yaitu Absalom, tidur
dengan gundik-gundik Daud di depan rakyat Israel (2 Sam 16:22).
Namun demikian, Raja Daud bukanlah orang
yang justru marah ketika mendengar teguran dan hukuman Tuhan tersebut. Daud
sadar bahwa semua itu disebabkan oleh dosa-dosanya sendiri. Karena itu ia
mengaku dengan tulus bahwa ia telah berdosa kepada Tuhan (ay. 13a). Nabi Natan
pun berkata bahwa Tuhan telah mendengar Daud dan telah menjauhkan dosanya,
sehingga ia tidak mati (ay. 13b). Padahal seharusnya menurut ukuran Hukum
Taurat, maka berlaku nyawa ganti nyawa (Ul 19:21). Mungkin saja jika Daud tidak
bertobat dan mengaku dosanya, ia bisa langsung mati. Tetapi karena ia mengakui
dosa-dosanya maka Tuhan telah menjauhkan dosanya sehingga ia tidak mati.
Namun demikian, ada konsekuensi dari
perbuatan jahat yang dilakukan Raja Daud. Apalagi hal ini dilakukan oleh
seorang Raja Israel, Raja yang selama ini dipandang sebagai pemimpin rohani
bangsa Israel. Jika raja itu salah, maka dampaknya tentu akan berbeda jika
rakyat jelata yang salah. Dosa yang dilakukan oleh Daud mungkin masih dapat
dimaklumi jika dilakukan oleh rakyat biasa. Namun jika seorang Raja Israel yang
melakukan kejahatan seperti yang dilakukan Raja Daud, maka itu betul-betul
adalah suatu penistaan bagi Tuhan (ay. 14a). Akibatnya, maka hukuman bagi Raja
Daud adalah anak hasil perbuatan jahatnya akan mati (ay. 14b).
Ini menunjukkan bahwa perbuatan jahat
yang dilakukan oleh seorang pemimpin, apalagi pemimpin umat, adalah penistaan
terhadap Tuhan. Dalam hal ini tepat ayat Alkitab yang mengatakan bahwa yang
diberi banyak akan dituntut banyak (Luk 12:48). Raja Daud tentu sudah mengerti
mana yang boleh dilakukan dan mana yang melanggar hukum Tuhan. Oleh karena itu
ketika Daud memilih untuk menghamili istri orang lain padahal ia bisa saja
meminta istri lagi kepada Tuhan, apalagi yang masih perawan, maka itu adalah
kejahatan yang sangat luar biasa. Perbuatan Raja Daud sebagai pemimpin sangat
mempermalukan dan menista nama Tuhan. Walaupun sebagian besar rakyat Israel tidak
tahu kejadian yang sebenarnya, tetapi Tuhan tahu.
Ini menjadi peringatan juga bagi kita
saat ini, khususnya kita yang berprofesi sebagai pemimpin apalagi pemimpin
umat/pemimpin jemaat. Tuhan sudah mempercayakan kita sebagai pemimpin, dengan
karunia dan talenta yang dapat kita gunakan untuk memimpin dan menggembalakan
jiwa-jiwa. Oleh karena itu, sikap hidup kita yang salah (termasuk perkataan
kita) bisa membuat mereka tidak bisa meneladani apa yang benar dari hidup kita.
Bagaimana kita bisa membawa mereka kepada Kristus jika karakter pemimpinnya saja
masih hidup dalam dosa. Apalagi jika seorang pemimpin (khususnya pemimpin
umat/pemimpin jemaat) melakukan suatu perbuatan jahat. Itu adalah penistaan yang
luar biasa terhadap Tuhan. Jangan sampai hukuman Tuhan atas orang-orang yang
menista-Nya juga tertimpa atas kita.
Bacaan
Alkitab: 2 Samuel 12:7-14
12:7
Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah
firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas
Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
12:8 Telah
Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam
pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan
seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu.
12:9
Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria,
orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi
isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.
12:10 Oleh
sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya,
karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu,
untuk menjadi isterimu.
12:11
Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang
datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di
depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan
isteri-isterimu di siang hari.
12:12 Sebab
engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu
di depan seluruh Israel secara terang-terangan."
12:13 Lalu
berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan
Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau
tidak akan mati.
12:14
Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista
TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.