Rabu, 22 April 2015
Bacaan Alkitab: Lukas 12:16-21
Lalu katanya: Inilah yang
akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan
yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan
barang-barangku. (Luk 12:18)
Aku, Aku, dan
Aku
Menyambung tulisan renungan saya sebelumnya, maka hari ini kita akan
membahas mengenai perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh. Dalam membaca
perumpamaan ini kita harus membaca konteks dari ayat-ayat sebelumnya, khususnya
“kalimat pengantar” di ayat 15 supaya kita dapat lebih memahami konteks perumpamaan
ini.
Perumpamaan ini dimulai dengan perkataan bahwa ada seorang yang kaya,
dimana hasil tanahnya sangat berlimpah-limpah (ay. 16). Sampai di sini,
sebenarnya tidak ada masalah. Di dunia ini cukup banyak ada orang kaya dan
orang-orang yang sangat kaya, dan itu adalah hal yang sangat wajar. Orang yang
bekerja keras dan mau berhemat tentu akan menjadi orang yang kaya. Namun
demikian, masalah mulai muncul pada ayat-ayat selanjutnya.
Alkitab menulis bahwa ketika orang kaya tersebut melihat hasil tanahnya
yang sangat berlimpah-limpah, orang kaya tersebut mulai berpikir dalam hati,
“Apakah yang harus aku perbuat?” (ay. 17a). Ia berpikir demikian karena ia
melihat bahwa ia tidak mempunyai tempat untuk menyimpan hasil tanahnya (ay.
17b). Setelah berpikir, maka orang tersebut pun menjawab dirinya sendiri (hal
ini umum dilakukan orang-orang yang sering bertanya-tanya dalam hati). Maka ia
pun berkata “aku akan merombak lumbungku menjadi lebih besar, dan menyimpan
segala hasil tanah dan kekayaannya di dalam lumbungnya tersebut, lalu setelah
semuanya sudah tersimpan rapi, maka aku dapat berkata kepada jiwaku untuk
beristirahat dan bersenang-senang” (ay. 18-19).
Sepintas hal ini adalah lumrah untuk dilakukan bukan? Ketika seorang
menjadi lebih kaya, tentu ia akan membuat rumah yang lebih besar, membeli mobil
yang lebih mahal, dan membeli tempat yang lebih luas untuk menyimpan
kekayaannya itu. Tetapi jika kita membaca ayat-ayat selanjutnya, kita akan
mengerti bahwa ia melakukan semuanya itu tanpa mengerti bahwa jiwanya tidak
akan dapat beristirahat dengan tenang di luar Tuhan. Kekayaan yang dimilikinya
itu tidak digunakan untuk mencari kerajaan Allah, tetapi hanya untuk mendirikan
kerajaannya sendiri di dunia ini.
Oleh karena itu Alkitab menulis bahwa ketika orang kaya yang bodoh itu
menyangka bahwa dirinya aman-aman saja di dunia ini, Tuhan datang dan mengambil
jiwanya. Dan tepat sekali perkataan Tuhan “dan apa yang telah kau sediakan,
untuk siapakah itu nanti?” (ay. 20). Kita diingatkan Tuhan bahwa segala yang
ada di dunia ini fana adanya. Dan jika kita hanya mengumpulkan harta di dunia
ini tanpa menyadari bahwa Tuhanlah yang telah menciptakan kita dan memberkati
kita, maka segala kekayaan kita akan menjadi sia-sia. Segala kekayaan kita
tidak akan menolong kita untuk dapat masuk ke dalam kerajaan surga, jika
kekayaan itu tidak digunakan untuk memuliakan Tuhan.
Jika kita melihat perkataan orang kaya tersebut, kita akan melihat
mengapa orang kaya tersebut disebut sebagai orang yang bodoh karena dalam
pemikirannya, ia sama sekali melupakan (tidak mengingat dan bahkan tidak
menyebut sama sekali) nama Tuhan. Ia terus menerus berkata tentang dirinya
sendiri. Ayat 17 menyebutkan kata “aku” atau “ku” sebanyak 4 kali. Ayat 18 sebanyak
6 kali, dan ayat 19 sebanyak 3 kali. Total kata “aku” atau “ku” dalam ayat 17 sampai
19 adalah 13 kali, dan dalam perkataannya tersebut, orang kaya itu tidak pernah
berkata sekali pun tentang Tuhan. Itulah mengapa Tuhan Yesus berkata bahwa
orang itu adalah orang kaya yang bodoh, karena ia hanya memikirkan tentang
dirinya sendiri (aku, aku dan aku). Ia mencari kekayaan hanya untuk dirinya dan
bukan bagi Tuhan. Oleh karena itu di mata Tuhan, segala kekayaan yang
dimilikinya tidak berguna untuk menolong dirinya (dan jiwanya) berkenan kepada
Allah, selama pola pikirnya terhadap kekayaan hanya semata-mata bagi dirinya
sendiri.
Kita harus menjadi kaya di hadapan Allah, dalam artian mengumpulkan
harta bukan hanya bagi diri kita sendiri di dunia ini (ay. 21), tetapi juga
mengumpulkan harta di surga (Mat 6:20). Kita harus ingat bahwa hidup di dunia
ini hanya sementara, dan hidup kita di surga (atau neraka) nanti adalah hidup
yang kekal. Oleh karena itu, janganlah kita menjadi bodoh dalam artian hanya
mengumpulkan harta di dunia ini. Janganlah kita menjadi tamak karena hanya
mengumpulkan harta bagi diri kita sendiri. Tetapi jadilah orang kaya yang
bijaksana, yang menggunakan kekayaan kita sebagai sarana bagi kemuliaan nama
Tuhan, sehingga kita pun juga beroleh harta di surga.
Bacaan Alkitab: Lukas 12:16-21
12:16 Kemudian
Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang
kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam
hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di
mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
12:18 Lalu katanya: Inilah
yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan
mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum
dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan
berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk
bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah
kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari
padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12:21 Demikianlah jadinya
dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak
kaya di hadapan Allah."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.