Selasa, 21 April 2015

Waspada Terhadap Ketamakan



Selasa, 21 April 2015
Bacaan Alkitab: Lukas 12:13-15
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Luk 12:15)


Waspada Terhadap Ketamakan


Bacaan Alkitab kita hari ini dimulai dengan seorang yang berkata kepada Yesus dan memintaNya untuk berkata kepada saudara orang itu agar mau berbagi warisan (ay. 13). Ayat 13 ini memang tidak ada hubungannya dengan ayat-ayat sebelumnya. Orang yang berbicara kepada Yesus tersebut, memberanikan diri untuk meminta Yesus berkata kepada saudaranya. Memang kita harus akui bahwa perkara warisan hingga saat ini pun masih menjadi perkara yang cukup rumit. Seringkali saudara dengan saudara harus menjadi bermusuhan karena berebut warisan. Malah berdasarkan pengamatan saya, orang yang sebenarnya paling berhak atas warisan biasanya justru adalah orang yang tidak pernah meributkan perkara pembagian warisan.

Kembali ke perkataan orang kepada Yesus tersebut, Yesus akhirnya menjawab dengan sangat baik, “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?” (ay. 14). Dengan kata lain Yesus menjawab bahwa Yesus tidak mau menjadi hakim atau pengantara dalam hal seperti itu. Tugas Yesus adalah menyampaikan kebenaran Firman Tuhan, supaya orang-orang mengerti dan mengenal Allah yang benar melalui diriNya.

Namun demikian, Yesus tidak tinggal diam dan langsung meninggalkan orang tersebut. Ia kemudian menyampaikan perumpamaan mengenai orang kaya yang bodoh (kita tidak akan membahas perumpamaan itu hari ini). Namun sebelum masuk ke dalam perumpamaan tersebut, Yesus mengatakan suatu “kalimat pengantar” dengan pesan yang begitu jelas dan luar biasa: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu” (ay. 15).

Dalam ayat 15 tersebut terkandung suatu prinsip yang sangat baik. Kita harus senantiasa berjaga-jaga dan waspada. Berjaga-jaga dalam hal ini adalah memiliki sikap berhati-hati agar kita tidak menjadi tamak (ay. 15a). Sedangkan arti kata “tamak” itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “selalu ingin beroleh banyak untuk diri sendiri”.

Tentu saja kita sangat boleh untuk menjadi kaya, bahkan sangat kaya. Tuhan tidak pernah melarang manusia untuk menjadi kaya. Tetapi Tuhan mengingatkan agar manusia tidak menjadi tamak. Tuhan mengingatkan agar dalam kekayaan yang dimilikinya, manusia tidak hanya memikirkan bagi diri sendiri. Manusia harus menggunakan segenap kekayaannya itu bagi kemuliaan nama Tuhan. Jika kita kaya, berarti kita harus memuliakan Tuhan melalui kekayaan kita. Tetapi jika kita kemudian menjadi tamak, mencari harta sebanyak-banyaknya bukan untuk kemuliaan Tuhan, maka sama saja kita menjadi tamak, dan berlaku Firman Tuhan berikut ini bahwa hidup kita tidak tergantung dari pada kekayaan kita yang berlimpah-limpah itu (ay. 15b).

Keselamatan jiwa kita tidak dapat dibeli dengan kekayaan yang kita miliki. Itu hanya dapat diberikan secara cuma-cuma oleh Yesus Kristus. Karena Yesus Kristus telah membeli kita dengan harga yang sangat mahal, yaitu darahNya dan tubuhNya sendiri yang tak mungkin dibeli dengan uang kita. Oleh karena itu, jika kita diberi kekayaan di dunia ini, gunakan itu semua untuk kemuliaan nama Tuhan, untuk mendukung pelayanan pekerjaan Tuhan di dunia ini, dan lain sebagainya. Dengan “kalimat pengantar” yang sangat jelas di ayat 15, maka kita akan lebih mudah memahami makna dari perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh di ayat-ayat selanjutnya.


Bacaan Alkitab: Lukas 12:13-15
12:13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.