Sabtu, 25 April 2015
Bacaan
Alkitab: Yakobus 2:18-22
Bukankah Abraham, bapa kita,
dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak,
anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan
perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. (Yak 2:21-22)
Dibenarkan karena
Iman atau Perbuatan?
Orang Kristen tentu tidak asing lagi dengan istilah “sola gracia”. Istilah
ini dipopulerkan oleh Martin Luther, Bapa reformasi Gereja yang berarti bahwa
keselamatan adalah hanya oleh karunia atau anugerah Tuhan semata dan bukan
karena kita melakukan perbuatan baik. Kebanyakan orang Kristen lalu berpikir,
“Oh, kalau begitu kita selamat karena kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus
dong?”. Memang benar, keselamatan hanya ada di dalam nama Tuhan Yesus Kristus
(Kis 4:12), dan barang siapa percaya kepadaNya, maka ia tidak akan binasa (Yoh
3:16).
Tetapi sayangnya kebanyakan orang Kristen yang berpikir demikian, hanya
berpikir sampai di situ saja. Mereka menganggap bahwa karena keselamatan datang
karena iman percaya mereka kepada Tuhan, dan bukan karena perbuatan baik, maka
selanjutnya mereka tidak memperhatikan lagi kehidupan mereka. Mereka
menganggap bahwa sekali percaya kepada
Tuhan, maka mereka akan diselamatkan, walaupun hidup mereka sangat jauh dari
bagaimana hidup yang seharusnya menurut Firman Tuhan.
Ini adalah suatu pemikiran yang sangat sempit dan picik, yang
mengkotak-kotakkan antara iman dan perbuatan. Bacaan Alkitab kita hari ini
berbicara tentang suatu “kesatuan” antara iman dan perbuatan. Yakobus
mengatakan bahwa tidak mungkin seseorang hanya mempunyai iman tanpa perbuatan
(Yak 2:18). Ini jangan dibalik, karena di luar Tuhan sangat mungkin ada orang
yang baik perbuatannya tanpa iman yang benar.
Yakobus pun menekankan bahwa jika hanya sekedar iman percaya kepada Tuhan,
maka harus dipertanyakan iman percaya yang semacam apa yang kita punya? Jika
kita hanya percaya bahwa hanya ada satu Allah saja (percaya keberadaan Allah),
maka itu baik (ay. 19a). Tetapi itu belum sempurna! Setan saja juga percaya
bahwa Allah itu ada (ay. 19b). Kita harusnya tidak hanya puas dengan status
baik, tetapi kita harus berjuang menuju kesempurnaan (Rm 12:2).
Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa iman kita harus diwujudnyatakan
dalam bentuk perbuatan. Tidak ada gunanya kita berkata bahwa kita adalah orang
beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, tetapi kehidupan kita justru mempermalukan
Tuhan Yesus Kristus. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (ay. 20).
Iman kita harus dapat dilihat dari perbuatan kita. Abraham dikenal sebagai bapa
orang beriman, tetapi Abraham dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, antara
lain ketika ia mempersembahkan Ishak di atas mezbah (ay. 21). Perbuatan Abraham
menunjukkan bagaimana kualitas iman Abraham itu sendiri.
Iman kita harus kita tunjukkan melalui perbuatan mereka. Memang benar bahwa
jika kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi
kita, dan setelah itu kita langsung meninggal dunia, kita pasti masuk ke dalam
surga (lihat contoh penjahat yang bertobat di atas salib di sebelah kanan
Yesus). Akan tetapi jika kita masih hidup lama, dan kemudian ternyata hidup kita
tidak berubah, masih sama seperti dulu, masih hidup di dalam dosa, masih
melakukan kejahatan yang memalukan nama Tuhan, apakah kita tetap selamat? Saya
sendiri meyakini bahwa iman harus ditunjukkan oleh perbuatan kita. Yakobus
menggunakan istilah “iman yang bekerjasama dengan perbuatan” (ay. 22).
Oleh karena itu, jangan bangga jika kita sudah percaya kepada Yesus.
Banggalah jika kita mampu setia kepadaNya, setia mengikuti jalanNya, sejak kita
percaya kepada Yesus hingga kita mati nanti. Jika kita mampu setia hingga
akhir, tetap mengerjakan keselamatan yang sudah dianugerahkan kepada kita (Flp
2:12), maka kita akan menang bersama-sama dengan Dia, dan nama kita tidak akan terhapus
dari kitab kehidupan (Why 3:5).
Bacaan
Alkitab: Yakobus 2:18-22
2:18 Tetapi mungkin ada orang
berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan
menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku
akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada
satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan
mereka gemetar.
2:20 Hai manusia yang bebal, maukah
engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
2:21 Bukankah Abraham, bapa kita,
dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak,
anaknya, di atas mezbah?
2:22 Kamu lihat, bahwa iman
bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman
menjadi sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.