Kamis, 23 April 2015

Dibenarkan karena Iman atau Perbuatan?



Sabtu, 25 April 2015
Bacaan Alkitab: Yakobus 2:18-22
Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. (Yak 2:21-22)


Dibenarkan karena Iman atau Perbuatan?


Orang Kristen tentu tidak asing lagi dengan istilah “sola gracia”. Istilah ini dipopulerkan oleh Martin Luther, Bapa reformasi Gereja yang berarti bahwa keselamatan adalah hanya oleh karunia atau anugerah Tuhan semata dan bukan karena kita melakukan perbuatan baik. Kebanyakan orang Kristen lalu berpikir, “Oh, kalau begitu kita selamat karena kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dong?”. Memang benar, keselamatan hanya ada di dalam nama Tuhan Yesus Kristus (Kis 4:12), dan barang siapa percaya kepadaNya, maka ia tidak akan binasa (Yoh 3:16).

Tetapi sayangnya kebanyakan orang Kristen yang berpikir demikian, hanya berpikir sampai di situ saja. Mereka menganggap bahwa karena keselamatan datang karena iman percaya mereka kepada Tuhan, dan bukan karena perbuatan baik, maka selanjutnya mereka tidak memperhatikan lagi kehidupan mereka. Mereka menganggap  bahwa sekali percaya kepada Tuhan, maka mereka akan diselamatkan, walaupun hidup mereka sangat jauh dari bagaimana hidup yang seharusnya menurut Firman Tuhan.

Ini adalah suatu pemikiran yang sangat sempit dan picik, yang mengkotak-kotakkan antara iman dan perbuatan. Bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang suatu “kesatuan” antara iman dan perbuatan. Yakobus mengatakan bahwa tidak mungkin seseorang hanya mempunyai iman tanpa perbuatan (Yak 2:18). Ini jangan dibalik, karena di luar Tuhan sangat mungkin ada orang yang baik perbuatannya tanpa iman yang benar.

Yakobus pun menekankan bahwa jika hanya sekedar iman percaya kepada Tuhan, maka harus dipertanyakan iman percaya yang semacam apa yang kita punya? Jika kita hanya percaya bahwa hanya ada satu Allah saja (percaya keberadaan Allah), maka itu baik (ay. 19a). Tetapi itu belum sempurna! Setan saja juga percaya bahwa Allah itu ada (ay. 19b). Kita harusnya tidak hanya puas dengan status baik, tetapi kita harus berjuang menuju kesempurnaan (Rm 12:2).

Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa iman kita harus diwujudnyatakan dalam bentuk perbuatan. Tidak ada gunanya kita berkata bahwa kita adalah orang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, tetapi kehidupan kita justru mempermalukan Tuhan Yesus Kristus. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (ay. 20). Iman kita harus dapat dilihat dari perbuatan kita. Abraham dikenal sebagai bapa orang beriman, tetapi Abraham dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, antara lain ketika ia mempersembahkan Ishak di atas mezbah (ay. 21). Perbuatan Abraham menunjukkan bagaimana kualitas iman Abraham itu sendiri.

Iman kita harus kita tunjukkan melalui perbuatan mereka. Memang benar bahwa jika kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita, dan setelah itu kita langsung meninggal dunia, kita pasti masuk ke dalam surga (lihat contoh penjahat yang bertobat di atas salib di sebelah kanan Yesus). Akan tetapi jika kita masih hidup lama, dan kemudian ternyata hidup kita tidak berubah, masih sama seperti dulu, masih hidup di dalam dosa, masih melakukan kejahatan yang memalukan nama Tuhan, apakah kita tetap selamat? Saya sendiri meyakini bahwa iman harus ditunjukkan oleh perbuatan kita. Yakobus menggunakan istilah “iman yang bekerjasama dengan perbuatan” (ay. 22).

Oleh karena itu, jangan bangga jika kita sudah percaya kepada Yesus. Banggalah jika kita mampu setia kepadaNya, setia mengikuti jalanNya, sejak kita percaya kepada Yesus hingga kita mati nanti. Jika kita mampu setia hingga akhir, tetap mengerjakan keselamatan yang sudah dianugerahkan kepada kita (Flp 2:12), maka kita akan menang bersama-sama dengan Dia, dan nama kita tidak akan terhapus dari kitab kehidupan (Why 3:5).


Bacaan Alkitab: Yakobus 2:18-22
2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
2:20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
2:21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?
2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.