Rabu, 15 April 2015

Ketika Abraham Tidak Mendengarkan Suara Tuhan



Jumat, 17 April 2015
Bacaan Alkitab: Kejadian 16:1-3
Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. (Kej 16:2)


Ketika Abraham Tidak Mendengarkan Suara Tuhan


Abraham adalah Bapa orang beriman. Bahkan karena begitu luar  biasanya iman Abraham, ada sampai 3 agama monotheisme (Yahudi, Kristen dan Islam) yang mengakui Abraham sebagai Bapa Leluhur mereka. Hampir dalam segala hal, Abraham menunjukkan sisi imannya yang luar biasa. Kitab Yakobus sampai mencatat bahwa Abraham dibenarkan karena perbuatannya dan bahkan sampai disebut sebagai “sahabat Allah” (Yak 2:21-23).

Walaupun demikian, Abraham bukanlah manusia yang sempurna. Ia juga pernah melakukan kesalahan. Alkitab kita mencatat dengan sejujur-jujurnya mengenai hal ini, yang akan kita pelajari pada renungan hari ini. Kesalahan terbesar Abraham adalah ketika ia tidak mencari dan mendengarkan suara Tuhan, tetapi justru mendengarkan suara orang lain, dalam hal ini adalah isterinya sendiri, Sarai/Sara.

Pada saat Abraham (Pada waktu itu masih dipanggil Abram) dan Sarai sudah lama menikah tanpa dikaruniai anak (ay.1a), mulailah timbul kegelisahan dalam diri mereka berdua. Walaupun Tuhan sudah berfirman bahwa keturunan Abraham akan banyak seperti bintang di langit dan pasir di laut, tetapi tentu saja waktu selama puluhan tahun bukanlah waktu yang singkat. Hingga akhirnya Sarai ingat bahwa ia memiliki seorang hamba perempuan yang bernama Hagar (ay. 1b).

Saya tidak tahu apakah Hagar seorang yang cantik atau bukan (Alkitab hanya menyatakan bahwa Sarai adalah seorang wanita yang sangat cantik (Kej 12:11 & 14)). Tetapi pada waktu itu Sarai menyarankan sebuah “ide gila” kepada Abram, yaitu agar ia menghampiri Hagar, budak perempuannya, sehingga Hagar dapat menghasilkan keturunan atas nama Abram (ay. 2a). Tentu namanya seorang laki-laki, kebanyakan tidak akan menolak jika ditawari hal semacam itu. Abram mungkin juga tahu bahwa hal tersebut “agak kurang pas”, tetapi Alkitab mencatat bahwa dalam hal ini Abram tidak bertanya kepada Tuhan, tetapi justru mendengarkan perkataan isterinya itu (ay. 2b-3).

Kita dapat melihat bahwa sosok pahlawan iman di Perjanjian Lama sekalipun, pernah gagal dan melakukan kesalahan yang fatal. Abraham pernah lebih mendengarkan dan memperhatikan perkataan isterinya (yang mungkin secara manusia lebih menarik) tanpa bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu. Akibatnya cukup fatal. Hingga saat ini ada suatu “kepahitan” dalam keturunan Ismael karena walaupun Ismael adalah anak sulung Abraham, tetapi Ishak dan keturunannyalah yang mendapatkan hak prerogatif yaitu menjadi umat kesayangan Allah. Andaikata pada waktu itu Abraham lebih dahulu bertanya kepada Tuhan, mungkin saja ide isterinya (walau sangat menggoda) tidak akan diterima oleh Abraham.

Pelajaran bagi kita adalah, jika Abraham saja pernah melakukan kesalahan, maka kita pun juga punya potensi yang sama untuk melakukan kesalahan. Oleh karena itu belajarlah dari para tokoh-tokoh iman dalam Alkitab, sehingga kita bisa menghindari kesalahan yang sama seperti yang telah mereka lakukan, dan belajarlah dari Tuhan Yesus Kristus yang telah sempurna melakukan kehendak Bapa selama Ia berada di dunia ini.

               

Bacaan Alkitab: Kejadian 16:1-3
16:1 Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
16:2 Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
16:3 Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, -- yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan --, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.