Senin, 13 April
2015
Bacaan Alkitab: 1 Tawarikh
5:1-2
Anak-anak Ruben, anak sulung Israel.
Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah melanggar kesucian petiduran
ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada keturunan dari Yusuf, anak
Israel juga, sekalipun tidak tercatat dalam silsilah sebagai anak sulung. (1 Taw 5:1)
Orang yang
Kehilangan Hak Kesulungan Selain Esau
Bicara tentang hak kesulungan, kita pasti langsung teringat tentang Esau
yang kehilangan hak kesulungan. Memang benar bahwa Esau adalah orang yang dapat
dikatakan ceroboh karena menjual hak kesulungannya dengan semangkuk sup kacang merah.
Namun ternyata dalam Alkitab ada satu orang lagi yang “dicabut” hak
kesulungannya karena tindakannya yang ceroboh, dan kita akan belajar hari ini
dari kisah hidup orang tersebut.
Kita akan bicara tentang salah seorang keponakan Esau, yaitu Ruben, anak
sulung Yakub. Ruben adalah anak sulung yang dilahirkan oleh Lea, isteri Yakub.
Ia adalah anak pertama yang dilahirkan bagi Yakub, meskipun Ruben tidak lahir
dari isteri yang dikasihi Yakub. Namun demikian, Ruben sebenarnya tetaplah menjadi
anak sulung dan berhak atas hak kesulungan dari ayahnya, Yakub. Ia dan
keturunannya seharusnya merupakan suku pertama dan suku utama (bisa disebut
sebagai suku pemimpin) dari kedua belas suku Israel.
Namun demikian, dari bacaan Alkitab kita hari ini, kita melihat bagaimana
hak kesulungan Ruben diambil daripadanya, karena hal tercela yang dilakukannya,
yaitu melanggar kesucian petiduran ayahnya (ay. 1a). Dalam kitab Kejadian kita
dapat membaca bagaimana Ruben sampai bisa tidur dengan Bilha, gundik ayahnya
(Kej 35:22a). Padahal sejumlah saudara Ruben (anak-anak Yakub/Israel) juga
lahir dari Bilha. Saya pun tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan yang dirasakan
oleh Dan dan Naftali yang merupakan anak Yakub dari Bilha (Kej 35:25).
Hal ini adalah hal yang serius. Jika Esau menjual hak kesulungannya karena
kecerobohannya, maka Ruben dicabut hak kesulungannya karena perbuatannya yang
sangat tercela. Alkitab menulis bahwa hak kesulungannya dialihkan kepada
keturunan Yusuf meskipun ia tidak tercatat sebagai anak sulung (ay. 1b). Hal
tersebut sebenarnya juga sudah diucapkan Yakub dalam perkataannya sebelum ia
mati, dimana Yakub mengatakan bahwa Ruben tidak lagi menjadi yang terutama
karena telah menaiki tempat tidur Yakub dan melanggar kesuciannya dengan tidur
dengan gundik ayahnya (Kej 49:4).
Bahkan konsekuensi perbuatan Ruben ini terus terbawa hingga zaman Musa,
dimana perkataan penghabisan Musa terhadap suku Ruben pun adalah supaya mereka
jumlahnya sedikit (Kel 33:6). Jika kita perhatikan pun suku Ruben tidak mendapatkan
tanah perjanjian yang seharusnya. Tanah Perjanjian yang Tuhan janjikan
sebenarnya adalah tanah di seberang sungai Yordan (sebelah barat sungai Yordan).
Tetapi suku Ruben justru lebih memilih tanah di sebelah timur sungai Yordan,
dan mereka meminta tanah tersebut bagi suku mereka (Bil 32:1-5). Suku Ruben pun
tidak mendapat bagian dalam tanah perjanjian (walaupun mendapat tanah lain yang
cukup luas di luar tanah yang dijanjikan Tuhan).
Hal tersebut menunjukkan bagaimana Ruben dan keturunannya (suku Ruben) yang
seharusnya menjadi suku yang sulung, telah kehilangan hak kesulungannya. Bahkan
dalam silsilah suku-suku Israel, suku Ruben tidak menjadi suku yang menonjol.
Hak keimaman diberikan kepada suku Lewi, hak untuk melahirkan keturunan Mesias
diberikan kepada suku Yehuda, dan hak kesulungan diberikan kepada suku Yusuf
(ay. 2). Itulah sebabnya Yusuf selalu disebut dengan nama dua suku, yaitu
Manasye dan Efraim. Sebagai anak yang dijadikan anak sulung, Yusuf mendapat hak
dua bagian (Ul 21:17). Itulah sebabnya keturunan Yusuf diakui dalam dua suku,
yaitu Manasye dan Efraim.
Walaupun renungan kita hari ini penuh dengan kisah-kisah sejarah, tetapi
maknanya sangat dalam bagi kita. Jangan pernah menjual hak kesulungan kita
(yaitu keselamatan jiwa kita) dengan alasan apapun. Kita harus menganggap
penting hak kesulungan kita tersebut. Jangan sampai kita memiliki pikiran yang
cabul atau mempunyai nafsu yang rendah seperti Ruben dan Esau (Ibr 12:16).
Setialah mengerjakan keselamatan kita sampai akhir, sehingga kita boleh memerintah
bersama-sama Tuhan dalam kekekalan.
Bacaan Alkitab: 1 Tawarikh
5:1-2
5:1 Anak-anak Ruben, anak sulung
Israel. Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah melanggar kesucian petiduran
ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada keturunan dari Yusuf, anak
Israel juga, sekalipun tidak tercatat dalam silsilah sebagai anak sulung.
5:2 Memang Yehudalah yang melebihi
saudara-saudaranya, bahkan salah seorang dari antaranya menjadi raja, tetapi
hak sulung itu ada pada Yusuf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.