Kamis, 09 April 2015

Orang yang Kehilangan Hak Kesulungan Selain Esau



Senin, 13 April 2015
Bacaan Alkitab: 1 Tawarikh 5:1-2
Anak-anak Ruben, anak sulung Israel. Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah melanggar kesucian petiduran ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada keturunan dari Yusuf, anak Israel juga, sekalipun tidak tercatat dalam silsilah sebagai anak sulung. (1 Taw 5:1)


Orang yang Kehilangan Hak Kesulungan Selain Esau


Bicara tentang hak kesulungan, kita pasti langsung teringat tentang Esau yang kehilangan hak kesulungan. Memang benar bahwa Esau adalah orang yang dapat dikatakan ceroboh karena menjual hak kesulungannya dengan semangkuk sup kacang merah. Namun ternyata dalam Alkitab ada satu orang lagi yang “dicabut” hak kesulungannya karena tindakannya yang ceroboh, dan kita akan belajar hari ini dari kisah hidup orang tersebut.

Kita akan bicara tentang salah seorang keponakan Esau, yaitu Ruben, anak sulung Yakub. Ruben adalah anak sulung yang dilahirkan oleh Lea, isteri Yakub. Ia adalah anak pertama yang dilahirkan bagi Yakub, meskipun Ruben tidak lahir dari isteri yang dikasihi Yakub. Namun demikian, Ruben sebenarnya tetaplah menjadi anak sulung dan berhak atas hak kesulungan dari ayahnya, Yakub. Ia dan keturunannya seharusnya merupakan suku pertama dan suku utama (bisa disebut sebagai suku pemimpin) dari kedua belas suku Israel.

Namun demikian, dari bacaan Alkitab kita hari ini, kita melihat bagaimana hak kesulungan Ruben diambil daripadanya, karena hal tercela yang dilakukannya, yaitu melanggar kesucian petiduran ayahnya (ay. 1a). Dalam kitab Kejadian kita dapat membaca bagaimana Ruben sampai bisa tidur dengan Bilha, gundik ayahnya (Kej 35:22a). Padahal sejumlah saudara Ruben (anak-anak Yakub/Israel) juga lahir dari Bilha. Saya pun tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan yang dirasakan oleh Dan dan Naftali yang merupakan anak Yakub dari Bilha (Kej 35:25).

Hal ini adalah hal yang serius. Jika Esau menjual hak kesulungannya karena kecerobohannya, maka Ruben dicabut hak kesulungannya karena perbuatannya yang sangat tercela. Alkitab menulis bahwa hak kesulungannya dialihkan kepada keturunan Yusuf meskipun ia tidak tercatat sebagai anak sulung (ay. 1b). Hal tersebut sebenarnya juga sudah diucapkan Yakub dalam perkataannya sebelum ia mati, dimana Yakub mengatakan bahwa Ruben tidak lagi menjadi yang terutama karena telah menaiki tempat tidur Yakub dan melanggar kesuciannya dengan tidur dengan gundik ayahnya (Kej 49:4).

Bahkan konsekuensi perbuatan Ruben ini terus terbawa hingga zaman Musa, dimana perkataan penghabisan Musa terhadap suku Ruben pun adalah supaya mereka jumlahnya sedikit (Kel 33:6). Jika kita perhatikan pun suku Ruben tidak mendapatkan tanah perjanjian yang seharusnya. Tanah Perjanjian yang Tuhan janjikan sebenarnya adalah tanah di seberang sungai Yordan (sebelah barat sungai Yordan). Tetapi suku Ruben justru lebih memilih tanah di sebelah timur sungai Yordan, dan mereka meminta tanah tersebut bagi suku mereka (Bil 32:1-5). Suku Ruben pun tidak mendapat bagian dalam tanah perjanjian (walaupun mendapat tanah lain yang cukup luas di luar tanah yang dijanjikan Tuhan).

Hal tersebut menunjukkan bagaimana Ruben dan keturunannya (suku Ruben) yang seharusnya menjadi suku yang sulung, telah kehilangan hak kesulungannya. Bahkan dalam silsilah suku-suku Israel, suku Ruben tidak menjadi suku yang menonjol. Hak keimaman diberikan kepada suku Lewi, hak untuk melahirkan keturunan Mesias diberikan kepada suku Yehuda, dan hak kesulungan diberikan kepada suku Yusuf (ay. 2). Itulah sebabnya Yusuf selalu disebut dengan nama dua suku, yaitu Manasye dan Efraim. Sebagai anak yang dijadikan anak sulung, Yusuf mendapat hak dua bagian (Ul 21:17). Itulah sebabnya keturunan Yusuf diakui dalam dua suku, yaitu Manasye dan Efraim.

Walaupun renungan kita hari ini penuh dengan kisah-kisah sejarah, tetapi maknanya sangat dalam bagi kita. Jangan pernah menjual hak kesulungan kita (yaitu keselamatan jiwa kita) dengan alasan apapun. Kita harus menganggap penting hak kesulungan kita tersebut. Jangan sampai kita memiliki pikiran yang cabul atau mempunyai nafsu yang rendah seperti Ruben dan Esau (Ibr 12:16). Setialah mengerjakan keselamatan kita sampai akhir, sehingga kita boleh memerintah bersama-sama Tuhan dalam kekekalan.


Bacaan Alkitab: 1 Tawarikh 5:1-2
5:1 Anak-anak Ruben, anak sulung Israel. Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah melanggar kesucian petiduran ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada keturunan dari Yusuf, anak Israel juga, sekalipun tidak tercatat dalam silsilah sebagai anak sulung.
5:2 Memang Yehudalah yang melebihi saudara-saudaranya, bahkan salah seorang dari antaranya menjadi raja, tetapi hak sulung itu ada pada Yusuf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.