Rabu, 29 April 2015
Bacaan
Alkitab: Matius 11:29-30
Pikullah kuk yang Kupasang dan
belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan. (Mat 11:29)
Mengapa Perlu
Belajar dari Yesus Kristus?
Sebagai orang Kristen, kita sebenarnya adalah
pengikut-pengikut Kristus. Itulah sebabnya kita menyebut diri kita sebagai
orang Kristen, karena kita adalah pengikut Kristus. Sebagai pengikut Kristus,
kita harus senantiasa belajar supaya kita memiliki hidup seperti Kristus. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya kita belajar dari sumber/guru yang tepat, dan tidak ada yang lebih
tepat lagi selain Yesus Kristus, Tuhan kita.
Tuhan Yesus sendiri berkata agar kita memikul
kuk yang Ia pasang, dan juga agar kita belajar kepadaNya (ay. 29a). Mengapa
Yesus meminta kita untuk belajar kepadaNya? Mengapa saat itu Yesus tidak
berkata agar para pengikutnya belajar kepada orang Farisi dan Ahli Taurat?
Bukankah mereka adalah para pengajar bangsa Yahudi pada saat itu?
Tentu jawabannya yang paling jelas ada di
ayat selanjutnya, yaitu karena Yesus adalah orang yang lemah lembut dan rendah
hati (ay. 29b). Lemah lembut bukan berarti lemah. Lemah lembut adalah suatu
sikap dimana kita “mudah dibentuk”. Tuhan Yesus pun sangat mudah dibentuk oleh
kehendak Bapa, sehingga Ia boleh berkenan di hadapan Bapa, bahkan sempurna di hadapan Bapa. Beberapa
kali terdengar suara dari surga kepada Yesus bahwa “inilah AnakKu yang
Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan” (Mat 3:17, 17:5). Hal itu menunjukkan
bahwa Yesus pun sangat mau dibentuk oleh kehendak BapaNya, bahkan hingga
menjelang kematianNya, Yesus Kristus pun berdoa di taman Getsemani dan meminta
agar Ia tidak perlu mengalami penderitaan dan kematianNya. Namun di akhir
doaNya, ia berkata, “Jangan kehendakKu yang terjadi, tetapi kehendakMu (Bapa)”
(Mat 23:69).
Selain itu Yesus juga rendah hati dan tidak
sombong. Ia tidak menggunakan hakNya sebagai Anak Allah. Hal tersebut terlihat antara
lain pada saat ketika Ia dicobai Iblis ia tidak mau menjatuhkan diri dan meminta
Bapa untuk mengirim malaikat menjaga diriNya (Mat 4:6). Ia juga tidak meminta
sepasukan malaikat untuk menolongNya ketika Ia ditangkap di taman Getsemani
(Mat 26:53).
Hal tersebut menunjukkan teladan dari Yesus
yang luar biasa. Tidak salah jika kita harus belajar dari sang Guru Agung,
yaitu Yesus Kristus. Memang pada saat belajar dari Yesus Kristus, tentu ada
harga yang harus kita bayar. Sama seperti seorang murid yang belajar di sekolah
dan harus mengerjakan berbagai tugas pekerjaan rumah bahkan ujian di sekolah,
kita juga harus memikul kuk yang menjadi bagian kita (ay. 29a). Tetapi
percayalah bahwa kuk yang dipasang Tuhan bagi kita adalah kuk yang ringan dan
enak rasanya (ay. 30). Enak di sini tidak dapat dilihat hanya sekedar enak
dalam jangka pendek, tetapi kita harus melihat bahwa kuk yang kita pikul di
dunia ini tidak akan sebanding dengan kemuliaan dan sukacita yang akan kita
alami di surga nanti, jika kita berhasil lulus menjadi murid Tuhan. Jiwa kita
pun akan mendapatkan ketenangan di surga nanti (ay. 29c), jika dibandingkan
dengan penderitaan kekal orang-orang yang masuk ke dalam neraka karena mereka
tidak mau mengikuti Tuhan.
Oleh karena itu, belajarlah dari Yesus
Kristus, karena sebenarnya Ia juga telah lulus dari “proses pembelajaran”
selama Yesus hidup di dunia ini. Alkitab mengatakan bahwa Yesus pun telah
belajar sampai taat dari apa yang telah dideritaNya (Ibr 5:8). Bahkan sekalipun
Ia adalah Anak, ia tidak menggunakan hakNya dan tetap belajar sehingga Ia boleh
menjadi sempurna dan menjadi pokok keselamatan bagi setiap orang yang percaya
kepadaNya (Ibr 5:9).
Bacaan
Alkitab: Matius 11:29-30
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan
belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak
dan beban-Ku pun ringan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.