Jumat, 10 April
2015
Bacaan Alkitab: Yakobus 3:1-2
Saudara-saudaraku, janganlah banyak
orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita
akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. (Yak 3:1)
Tanggung Jawab
Menjadi Guru atau Pengajar
Sejak era reformasi, profesi guru menjadi salah satu profesi favorit bagi kebanyakan
orang. Terlebih sejak adanya tunjangan sertifikasi guru, banyak orang
berlomba-lomba menjadi guru, terlebih di daerah-daerah tertentu. Mereka
menganggap bahwa menjadi guru adalah pekerjaan yang cukup enak dan mudah.
Mereka cukup bekerja dari jam 7 pagi
sampai siang atau sore (tidak perlu sampai malam), mereka dapat memperoleh
tambahan penghasilan dari les kepada murid-muridnya, dan mereka pun juga
mendapatkan tunjangan yang cukup besar.
Sayangnya masih banyak orang (bahkan termasuk orang Kristen) yang ingin
berlomba-lomba menjadi guru. Bahkan sejumlah besar pelayan Tuhan juga
berlomba-lomba ingin menjadi pengajar atau pengkhotbah yang menyampaikan Firman
Tuhan di ibadah-ibadah, baik sekolah minggu, di ibadah remaja, ibadah pemuda,
ibadah tengah minggu, terlebih ibadah raya hari Minggu. Tidak jarang terjadi
konflik antar pelayan Tuhan ketika mereka “memperebutkan” jadwal pelayanan
untuk boleh menyampaikan Firman Tuhan di ibadah gereja. Lalu, seberapa pentingnya
kah menjadi pengajar, terlebih menjadi pengajar Alkitab alias pengkhotbah
Firman Tuhan?
Saya mengakui bahwa para pengkhotbah Firman Tuhan adalah orang-orang yang
dipakai Tuhan luar biasa dan pada umumnya sangat dihormati oleh jemaat Tuhan.
Namun demikian, ada satu hal yang sangat penting yang harus diketahui oleh para
pelayan Tuhan, yaitu bahwa menjadi guru, pengajar, terlebih menjadi pengkhotbah
adalah hal yang sangat berat dan memiliki tanggung jawab yang besar, dan tidak
dapat dianggap enteng.
Yakobus menulis agar jangan ada banyak orang yang mau menjadi guru (ay.
1a). Tentu saja melihat konteks tulisan Yakobus yang ditujukan kepada jemaat
Tuhan, tentu yang dimaksud dengan “guru” dalam ayat ini bukan merujuk pada guru
sekolah pada umumnya, tetapi lebih kepada pengajar Firman Tuhan atau
pengkhotbah Firman Tuhan dalam pertemuan-pertemuan ibadah yang ada. Walaupun
demikian, sebenarnya ayat ini dapat juga menjadi suatu “ warning” bagi
guru-guru sekuler karena ayat ini pun masih sangat relevan dan memuat
prinsip-prinsip yang baik sekali untuk diterapkan.
Selanjutnya Yakobus menegaskan bahwa sebagai seorang guru (atau pengajar
atau pemberita Firman), maka orang tersebut akan memiliki tanggung jawab yang
luar biasa, yaitu dihakimi mennurut apa yang diucapkan dan diajarkan. Karena
seorang guru atau pengkhotbah harus mengucapkan lebih banyak kata dan harus
mengajar orang lain, maka tentu saja ia akan dihakimi Tuhan menurut ukuran yang
lebih berat (ay. 1b).
Setiap orang memang harus mempertanggungjawabkan perkataannya di hadapan
Tuhan (ay. 2). Namun demikian, seorang guru atau pengkhotbah mengajar orang
lain. Bahkan seorang pengkhotbah mengajar jemaat Tuhan tentang bagaimana mereka
harus hidup di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, mereka harus hidup dalam
kebenaran terlebih dahulu, mereka harus memiliki kompetensi yang baik dan
pengertian yang benar sebelum mereka boleh mengajar orang lain. Jangan sampai
muncul guru-guru atau pengkhotbah-pengkhotbah yang “baru” namun mereka
sebenarnya belum siap mengajar. Justru hal ini akan menjadi bumerang bagi
jemaat Tuhan karena mungkin saja yang diajarkan adalah hal yang kurang tepat
menurut Firman Tuhan.
Bagi kita yang dipanggil Tuhan menjadi guru, pengajar, atau pengkhotbah,
kita harus sadar bahwa panggilan itu adalah panggilan yang mulia. Tetapi bagian
kita adalah harus menjaga segenap hidup kita untuk dapat menjadi seorang guru,
pengajar atau pengkhotbah dengan menyampaikan kebenaran yang benar bagi orang
yang mendengarnya, sehingga perkataan kita boleh menjadi perkataan yang
membangun, hidup kita boleh menjadi hidup yang menjadi berkat bagi orang lain. Tanggung jawab kita berat,
tetapi jika kita melakukan bagian kita dan tanggung jawab kita dengan benar,
maka Tuhan juga akan berkenan kepada kita dan pelayanan kita.
Bacaan Alkitab: Yakobus 3:1-2
3:1 Saudara-saudaraku, janganlah
banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai
guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam
banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang
sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.