Kamis, 09 April 2015

Tanggung Jawab Menjadi Guru atau Pengajar



Jumat, 10 April 2015
Bacaan Alkitab: Yakobus 3:1-2
Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. (Yak 3:1)


Tanggung Jawab Menjadi Guru atau Pengajar


Sejak era reformasi, profesi guru menjadi salah satu profesi favorit bagi kebanyakan orang. Terlebih sejak adanya tunjangan sertifikasi guru, banyak orang berlomba-lomba menjadi guru, terlebih di daerah-daerah tertentu. Mereka menganggap bahwa menjadi guru adalah pekerjaan yang cukup enak dan mudah. Mereka cukup  bekerja dari jam 7 pagi sampai siang atau sore (tidak perlu sampai malam), mereka dapat memperoleh tambahan penghasilan dari les kepada murid-muridnya, dan mereka pun juga mendapatkan tunjangan yang cukup besar.

Sayangnya masih banyak orang (bahkan termasuk orang Kristen) yang ingin berlomba-lomba menjadi guru. Bahkan sejumlah besar pelayan Tuhan juga berlomba-lomba ingin menjadi pengajar atau pengkhotbah yang menyampaikan Firman Tuhan di ibadah-ibadah, baik sekolah minggu, di ibadah remaja, ibadah pemuda, ibadah tengah minggu, terlebih ibadah raya hari Minggu. Tidak jarang terjadi konflik antar pelayan Tuhan ketika mereka “memperebutkan” jadwal pelayanan untuk boleh menyampaikan Firman Tuhan di ibadah gereja. Lalu, seberapa pentingnya kah menjadi pengajar, terlebih menjadi pengajar Alkitab alias pengkhotbah Firman Tuhan?

Saya mengakui bahwa para pengkhotbah Firman Tuhan adalah orang-orang yang dipakai Tuhan luar biasa dan pada umumnya sangat dihormati oleh jemaat Tuhan. Namun demikian, ada satu hal yang sangat penting yang harus diketahui oleh para pelayan Tuhan, yaitu bahwa menjadi guru, pengajar, terlebih menjadi pengkhotbah adalah hal yang sangat berat dan memiliki tanggung jawab yang besar, dan tidak dapat dianggap enteng.

Yakobus menulis agar jangan ada banyak orang yang mau menjadi guru (ay. 1a). Tentu saja melihat konteks tulisan Yakobus yang ditujukan kepada jemaat Tuhan, tentu yang dimaksud dengan “guru” dalam ayat ini bukan merujuk pada guru sekolah pada umumnya, tetapi lebih kepada pengajar Firman Tuhan atau pengkhotbah Firman Tuhan dalam pertemuan-pertemuan ibadah yang ada. Walaupun demikian, sebenarnya ayat ini dapat juga menjadi suatu “ warning” bagi guru-guru sekuler karena ayat ini pun masih sangat relevan dan memuat prinsip-prinsip yang baik sekali untuk diterapkan.

Selanjutnya Yakobus menegaskan bahwa sebagai seorang guru (atau pengajar atau pemberita Firman), maka orang tersebut akan memiliki tanggung jawab yang luar biasa, yaitu dihakimi mennurut apa yang diucapkan dan diajarkan. Karena seorang guru atau pengkhotbah harus mengucapkan lebih banyak kata dan harus mengajar orang lain, maka tentu saja ia akan dihakimi Tuhan menurut ukuran yang lebih berat (ay. 1b).

Setiap orang memang harus mempertanggungjawabkan perkataannya di hadapan Tuhan (ay. 2). Namun demikian, seorang guru atau pengkhotbah mengajar orang lain. Bahkan seorang pengkhotbah mengajar jemaat Tuhan tentang bagaimana mereka harus hidup di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, mereka harus hidup dalam kebenaran terlebih dahulu, mereka harus memiliki kompetensi yang baik dan pengertian yang benar sebelum mereka boleh mengajar orang lain. Jangan sampai muncul guru-guru atau pengkhotbah-pengkhotbah yang “baru” namun mereka sebenarnya belum siap mengajar. Justru hal ini akan menjadi bumerang bagi jemaat Tuhan karena mungkin saja yang diajarkan adalah hal yang kurang tepat menurut Firman Tuhan.

Bagi kita yang dipanggil Tuhan menjadi guru, pengajar, atau pengkhotbah, kita harus sadar bahwa panggilan itu adalah panggilan yang mulia. Tetapi bagian kita adalah harus menjaga segenap hidup kita untuk dapat menjadi seorang guru, pengajar atau pengkhotbah dengan menyampaikan kebenaran yang benar bagi orang yang mendengarnya, sehingga perkataan kita boleh menjadi perkataan yang membangun, hidup kita boleh menjadi hidup yang menjadi berkat  bagi orang lain. Tanggung jawab kita berat, tetapi jika kita melakukan bagian kita dan tanggung jawab kita dengan benar, maka Tuhan juga akan berkenan kepada kita dan pelayanan kita.


Bacaan Alkitab: Yakobus 3:1-2
3:1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.