Senin, 20 April 2015
Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 20:35-37
Tetapi Eliezer bin Dodawa
dari Maresa bernubuat terhadap Yosafat, katanya: "Karena engkau bersekutu
dengan Ahazia, maka TUHAN akan merobohkan pekerjaanmu." Lalu kapal-kapal itu
pecah, dan tak dapat berlayar ke Tarsis. (2 Taw 20:37)
Persekutuan
dengan Pihak yang Salah
Dalam dunia usaha atau dunia bisnis, suatu “persekutuan” adalah suatu
hal yang wajar dan sangat lumrah. Beberapa perusahaan melakukan kesepakatan
bisnis untuk membuka suatu joint venture dalam sebuah proyek. Saya rasa di
zaman globalisasi dan modernisasi ini, tidak ada suatu perusahaan yang dapat
berdiri sendiri. Mereka membutuhkan suatu kerjasama dengan pihak pemasok dan
juga dengan perusahaan sebagai konsumen produknya. Bahkan di beberapa bidang,
perusahaan terpaksa harus menjalin suatu persekutuan dengan rivalnya atau
saingannya supaya dapat tetap eksis.
Kalau persekutuan adalah hal yang wajar dalam bisnis, bagaimana dengan
kehidupan orang percaya? Apakah kita boleh bersekutu dengan semua orang yang
menguntungkan kita?
Hari ini kita akan belajar dari kehidupan Raja Yosafat. Raja Yosafat
adalah penerus Raja Asa, seorang raja yang kita pelajari dalam renungan hari
sebelumnya. Secara umum, Raja Yosafat adalah raja yang baik. Ia mencari Tuhan
dengan segenap hati. Dalam pemerintahannya, bangsa Yehuda dikaruniai keamanan sehingga
bangsa-bangsa sekitar mereka menjadi takut dan gentar.
Namun sebagai raja Yehuda, Alkitab juga mencatat bagaimana Yosafat melakukan
tindakan yang kurang tepat. Alkitab menulis bahwa Yosafat bersekutu dengan
Ahazia, raja Israel yang fasik perbuatannya (ay. 35). Memang bangsa Yehuda (Israel
Selatan) dan bangsa Israel (Israel Utara) dulu adalah satu bangsa sejak zaman
Raja Saul hingga Raja Salomo. Mereka pun masih sama-sama termasuk keturunan
Yakub. Sehingga tidak heran bahwa ada ikatan yang kuat, termasuk ikatan
kekeluargaan. Bahkan Yosafat pun sebenarnya adalah besan Ahab (2 Taw 18:1),
sehingga tidak heran Yosafat pun bersekutu dengan Ahazia, raja Israel yang
fasik perbuatannya.
Persekutuan itu sebenarnya bukanlah persekutuan dalam hal agama. Yosafat
bersekutu dengan Ahazia untuk membuat kapal-kapal yang dapat berlayar ke Tarsis
(ay. 36a). Yosafat tentu saja berharap kapal-kapal tersebut akan mendatangkan
keuntungan yang luar biasa bagi kerajaannya. Namun demikian, Tuhan tidak
berkenan atas persekutuan Yosafat dengan Ahazia yang fasik itu. Melalui nabiNya
yaitu Eliezer, Tuhan bernubuat kepada Yosafat bahwa karena ia bersekutu degan
Ahazia, maka Tuhan akan merobohkan pekerjaan kita. Alkitab mencatat bahwa
kapal-kapal itu pun pecah dan tidak dapat berlayar ke Tarsis (ay. 37).
Ayat ini meskipun ditulis dalam Perjanjian Lama, sebenarnya masih
relevan bagi kita yang hidup di zaman modern ini. Tuhan ingin dalam usaha kita
dan kehidupan kita, kita tidak bersekutu dengan orang-orang fasik. Tuhan tidak
ingin anak-anakNya yang sudah ditebusNya dengan harga yang sangat mahal, yaitu
dengan darah Anak Domba Allah, bersekutu dengan orang-orang fasik yang hidup
dalam kegelapan. Itulah sebabnya Tuhan berfirman “Bagaimanakah terang dapat
bersatu dengan gelap?” (2 Kor 6:14). Kata-kata dalam 2 Kor 6:14 tersebut
sebenarnya dapat digantikan dengan kata persekutuan/bersekutu. Beberapa
terjemahan lama menggunakan kata sekutu dalam ayat 2 Kor 6:14 tersebut.
Kita memang tidak mungkin hidup sendiri. Tetapi Tuhan ingatkan agar kita
berhati-hati dalam menjalin persekutuan. Entah dalam hal bisnis, usaha, pasangan
hidup, dan lain sebagainya, jangan kita sembarangan bersekutu dengan orang
lain. Berhati-hatilah agar persekutuan kita tersebut tidak mendukakan hati
Tuhan. Berhati-hatilah agar kita tidak bersekutu dengan orang yang salah.
Mintalah hikmat dari Tuhan agar kita boleh bijaksana dalam mengambil setiap
keputusan, sehingga kita tidak gagal tetapi kita boleh senantiasa berhasil
ketika kita sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan (Ul 28:1-2).
Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 20:35-37
20:35
Kemudian Yosafat, raja Yehuda, bersekutu dengan
Ahazia, raja Israel, yang fasik perbuatannya.
20:36
Ia bersekutu dengan Ahazia untuk membuat
kapal-kapal yang dapat berlayar ke Tarsis. Kapal-kapal itu dibuat mereka di
Ezion-Geber.
20:37 Tetapi Eliezer bin
Dodawa dari Maresa bernubuat terhadap Yosafat, katanya: "Karena engkau
bersekutu dengan Ahazia, maka TUHAN akan merobohkan pekerjaanmu." Lalu
kapal-kapal itu pecah, dan tak dapat berlayar ke Tarsis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.