Kamis, 23 April 2015
Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh
32:7-8
Yang menyertai dia adalah
tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang
membantu kita dan melakukan peperangan kita. (2 Taw 32:8a)
Yang Menyertai
Kita
Setiap kita pasti pernah menghadapi masalah. Beberapa masalah itu
sepertinya adalah suatu “persaingan” antara kita dengan orang lain. Ketika kita
hidup menurut jalan Tuhan, sedangkan orang yang di luar Tuhan, mereka hidup
menurut jalan-jalannya sendiri. Ketika terjadi perbedaan cara pandang dan juga
cara kita bersikap dan bertindak, maka ada semacam “persaingan” antara kita
dengan mereka.
Hari ini kita akan berbicara tentang perbedaan antara anak-anak Tuhan
yang hidup menurut jalan Tuhan dengan orang di luar Tuhan yang hidup menurut
jalannya sendiri. Memang dalam konteks aslinya, bacaan Alkitab kita hari ini berbicara
tentang kerajaan Yehuda yang dipimpin oleh raja Hizkia melawan bangsa Asyur. Bangsa
Yehuda adalah bangsa yang hidup menurut jalan Tuhan, sementara bangsa Asyur
adalah bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Mereka hidup dengan menyembah
dewa-dewa dan berhala-berhala mereka.
Saat itu, bangsa Asyur sedang mengepung Yerusalem. Mereka mengepung raja
Hizkia di kota Yerusalem, bahkan pasukan Asyur yang mengepung Yerusalem mengucapkan
kata-kata yang melemahkan semangat segenap bangsa Yehuda. Namun raja Hizkia
tetap percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Dalam kesesakannya ini, raja Hizkia senantiasa
mengandalkan Tuhan, bahkan memberikan kata-kata yang menyemangati.
Kata-kata tersebut sungguh luar biasa. Hizkia berkata agar bangsa Yehuda
tetap kuat dan teguh (ay. 7a), jangan takut dan terkejut terhadap raja Asyur
beserta seluruh laskarnya (ay.7b). Walaupun saat itu raja Asyur datang dengan laskar
yang begitu banyaknya, tetapi raja Hizkia percaya penyertaan Tuhan secara
adikodrati. Hizkia berkata bahwa yang menyertai bangsa Yehuda jauh lebih banyak
daripada yang menyertai raja Asyur (ay. 7c).
Kalimat tersebut dapat diartikan bahwa malaikat-malaikat yang ada di
pihak bangsa Yehuda jauh lebih banyak dibanding pasukan Asyur yang kelihatan. Raja
Hizkia bertindak dengan iman, yaitu percaya akan hal-hal yang tidak kelihatan.
Ia percaya bahwa Tuhan tetap menyertai bangsa Yehuda di sela-sela kesesakan. Bahkan
dalam ayat selanjutnya raja Hizkia kembali menegaskan bahwa yang menyertai raja
Asyur adalah tangan manusia. Tetapi yang menyertai bangsa Yehuda adalah TUHAN,
Allah kita yang membantu kita dan melakukan peperangan kita (ay. 8a).
Kata-kata tersebut sangatlah luar biasa, dan tetap relevan bagi kita
saat ini. Di saat kita menghadapi kesesakan, di saat “lawan-lawan” kita melakukan
segala macam cara untuk dapat mengalahkan kita, atau di saat orang-orang lain
membenci kita dan memusuhi kita, kita tahu bahwa Tuhan ada di sisi kita. Yang
menyertai kita adalah Tuhan Allah yang luar biasa. Ketika Tuhan ada di sisi
kita, maka kita pun pasti menang, karena yang berada di pihak kita jauh lebih
besar, lebih hebat, dan lebih berkuasa dibandingkan yang berada di pihak lain
(non Tuhan).
Oleh sebab itu, dalam segala hal, jangan pernah kuatir tentang apapun
juga. Kita harus mengerti bahwa yang ada di pihak kita adalah Tuhan yang
berkuasa. Kita boleh-boleh saja bersaing dengan orang lain, dalam hal studi,
pekerjaan, bisnis, dan lain sebagainya. Tetapi kita harus bersaing dengan cara
yang sehat. Walaupun orang lain bersaing dengan cara yang tidak sehat, bahkan
mencoba menjatuhkan kita sekalipun, ingatlah bahwa ada Tuhan di pihak kita.
Dengan mengerti kebenaran ini maka kita akan senantiasa percaya kepada Tuhan (ay. 8b),
dan Tuhan akan senantiasa menyertai kita sehingga kita akan semakin maju,
semakin berhasil, semakin naik menjadi kepala dan bukan hanya sekedar menjadi
ekor.
Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh
32:7-8
32:7 "Kuatkanlah dan
teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta
seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak dari
pada yang menyertai dia.
32:8 Yang menyertai dia
adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita,
yang membantu kita dan melakukan peperangan kita." Oleh kata-kata Hizkia,
raja Yehuda itu, rakyat mendapat kepercayaannya kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.