Selasa, 14 April 2015

Berdoa dengan Suara Keras?



Rabu, 15 April 2015
Bacaan Alkitab: Markus 10:46-52
Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" (Mrk 10:48)


Berdoa dengan Suara Keras?


Saat ini cukup banyak orang Kristen (bahkan Pendeta Kristen) yang menganut paham bahwa jika kita berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan, kita harus meminta dengan suara keras dan penuh keyakinan kepada Tuhan. Suara yang keras (dan mungkin terdengar ngotot) menunjukkan betapa kita hanya berharap sepenuhnya kepada Tuhan. Mereka berpendapat bahwa doa yang dinaikkan dengan suara pelan-pelan menunjukkan kurangnya iman kepada Tuhan, sedangkan doa yang diucapkan dengan keras dan penuh semangat menunjukkan kesungguhan dalam mencari jawaban doa dari Tuhan.

Kebanyakan hamba Tuhan merujuk kepada bacaan Alkitab kita hari ini untuk menunjukkan bahwa Tuhan Yesus sendiri berkenan kepada doa yang dinaikkan dengan keras dan semangat. Tetapi ketika membaca ayat-ayat tersebut beberapa kali, saya memahami bahwa sebenarnya bukan itu yang Tuhan inginkan.

Bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang bagaimana Yesus dan murid-muridNya tiba di kota Yerikho (ay. 46a). Kondisi ini berbicara tentang saat mereka (Yesus, murid-muridNya dan orang banyak) yang keluar dari Yerikho (berarti sudah keluar dari batas kota, dan berada di “jalan antar kota” (ay. 46b). Saat itu ada seorang pengemis buta yang bernama Bartimeus yang sedang duduk di pinggir jalan (ay. 46c).

Ingat bahwa Bartimeus itu adalah seorang yang buta, namun ia cukup familiar dengan suara-suara di sekitarnya (tempat ia biasa duduk dan mengemis). Ia mungkin mendengar orang bercakap-cakap tentang Yesus dari Nazaret dan bagaimana Ia membuat mujizat di banyak tempat. Tidak menutup kemungkinan Yesus juga membuat banyak mujizat di kota Yerikho. Saat mendengar orang-orang membicarakan tentang Yesus, maka ia pun mulai berseru “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (ay. 47).

Sekali lagi kita harus ingat bahwa Bartimeus belum bertemu Yesus secara langsung. Ia hanya mendengar perkataan orang-orang yang lewat di tempatnya. Oleh karena itu dia pun tiba-tiba berseru seperti itu. Saya yakin orang-orang yang ada di sekitarnya tentu kaget dan merasa terganggu dengan seruan dan teriakan Bartimeus (ay. 48a). Orang-orang tersebut tentu mencoba membuat Bartimeus diam, tetapi Bartimeus justru semakin keras berseru (ay. 48b). Ingat bahwa Bartimeus tidak tahu apakah Yesus sudah lewat atau belum, tetapi imannya membuat dirinya tetap berseru menyebut nama Yesus. Memang usahanya tidak sia-sia karena Yesus akhirnya berhenti dan berkata untuk memanggil Bartimeus datang kepadaNya (ay. 49). Ini menunjukkan bahwa sangat mungkin posisi Bartimeus dan Yesus cukup jauh.

Singkat cerita, Yesus menanyakan apa yang bisa Ia lakukan kepada Bartimeus, dan dijawab oleh Bartimeus (tentu dengan suara pelan karena ia sudah dekat dengan Yesus), yaitu agar ia dapat melihat (ay. 50-51). Dan pada akhirnya Tuhan mengabulkan permintaan Bartimeus tersebut sehingga ia dapat melihat kembali, dan Bartimeus pun mengikuti Yesus dalam perjalananNya (ay. 52).

Apa yang dapat kita pelajari dalam hal ini? Kita mempelajari bahwa Bartimeus buta dan oleh karena itu dia berseru dan berteriak kepada Tuhan Yesus karena ia tidak tahu dimana Yesus berada. Ia berharap melalui suaranya yang keras tersebut, Yesus akan mendengar suaranya. Kita juga mempelajari bahwa ketika datang menghadap Yesus, ia tidak lagi berseru-seru dan berteriak-teriak kepada Yesus, tetapi berkata dengan suara yang lembut dan penuh sopan santun kepada Yesus untuk menyembuhkan dirinya.

Saya tidak anti jika kita harus berdoa dengan berseru-seru kepada Tuhan. Tetapi kita harus mengerti bahwa apakah sikap itu pantas kita lakukan ketika kita datang kepada Tuhan? Haruskah kita berteriak-teriak kepada Tuhan? Dalam kesesakan mungkin saja. Tetapi dalam kondisi yang “tidak terlalu parah” seharusnya kita bisa datang dengan penuh kesopanan kepada Tuhan. Tuhan bukan pembantu atau jongos kita yang bisa kita bentak-bentak dan marahi. Tuhan adalah pemilik hidup kita. Sudah seharusnya kita datang kepadanya dengan penuh ketakutan dan kegentaran. Terlebih jika Tuhan sudah memberikan kita kesempatan untuk datang kepadaNya, kita pun harus meminta dengan penuh rasa hormat, karena sebenarnya Tuhan sudah tahu apa yang kita butuhkan sebelum kita meminta kepadaNya.



Bacaan Alkitab: Markus 10:46-52
10:46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.
10:47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."
10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
10:51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"
10:52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.