Sabtu, 11 April
2015
Bacaan Alkitab: 2 Timotius
2:3-4
Ikutlah menderita sebagai seorang
prajurit yang baik dari Kristus Yesus. (2 Tim 2:3)
Menjadi Prajurit
Kristus
Kata prajurit dalam bacaan Alkitab kita hari ini adalah sama maknanya
dengan prajurit atau militer dalam konteks masyarakat kita hari ini. Paulus
hanya dua kali menggunakan kata “Prajurit” dalam surat-suratnya, dan
kedua-duanya ada dalam kedua ayat bacaan Kitab Suci kita pada hari ini. Dan
cukup menarik bahwa Paulus menulis kata “prajurit” ini kepada anak rohaninya
yang terkasih yaitu Timotius. Dan konteks kitab 2 Timotius ini adalah ketika
Paulus sedang menjalani hari-hari terakhirnya di bumi ini, karena tidak lama
lagi ia akan menjadi martir dan dibunuh atas perintah Kaisar Nero pada masa
itu.
Oleh karena itu, bukan suatu hal yang main-main ketika Paulus berpesan
kepada Timotius untuk menjadi seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus
(ay. 3b). Menjadi prajurit bukanlah hal yang mudah, karena ada beberapa prinsip
penting tentang bagaimana menjadi seorang prajurit yang baik dan berkenan di
hadapan Tuhan.
Pertama, menjadi prajurit berarti harus siap menderita (ay. 3a). Kita tahu
bahwa di negara manapun (termasuk di Indonesia), proses pendidikan militer
bukanlah proses yang mudah. Mereka harus bisa disiplin dalam segala hal, mulai
dari bangun tidur, mandi, makan, dan segala aktivitas lainnya. Mereka dididik
dengan keras dan berat, hanya untuk satu tujuan, yaitu agar mereka dapat menjadi prajurit-prajurit yang
berkualitas. Jadi jika suatu saat kita menderita karena mengalami proses
didikan Tuhan, jangan menjadi anak yang cengeng, tetapi hadapilah penderitaan
itu supaya kita menjadi dewasa dan siap menjadi prajurit Kristus.
Kedua, menjadi prajurit berarti tidak memusingkan diri kita dengan
soal-soal yang mendistraksi kita, antara lain soal kehidupannya (ay. 4a). Seorang
prajurit tidak akan bertanya kepada komandannya, “Hari ini saya makan apa? Hari
ini saya tidur dimana? Kapan gaji saya dibayar?”, dan lain sebagainya. Seorang
prajurit akan fokus kepada tugas utamanya, yaitu untuk berperang atau untuk
menjaga kedamaian. Ia memiliki kepercayaan penuh kepada komandannya (atau
kepada satuannya) bahwa segala sesuatunya akan diurus dan disediakan, dan
tugasnya sebagai prajurit hanyalah
menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
Ketiga, menjadi prajurit berarti harus berfokus untuk berkenan di pandangan
komandannya (ay. 4b). Artinya di sini adalah seorang prajurit akan melakukan
tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
komandannya. Ia tidak akan membiarkan fokusnya bergeser ke hal-hal lain, selain
tujuan yang ditetapkan baginya. Kita dapat melihat prajurit-prajurit yang
berjaga di pintu masuk kompleks militer (yang biasanya berdiri di pos kecil di
depan pintu masuk), mereka bisa berdiri diam sambil menjaga selama berjam-jam
lamanya, sehingga mereka dapat berkenan kepada komandannya dan juga korpsnya.
Keempat, menjadi prajurit berarti harus selalu berkata “Siap!” terhadap
instruksi komandannya (Mat 8:9). Ayat di atas berbicara tentang seorang
prajurit yang selalu berkata “Siap!” tanpa banyak bertanya kepada komandannya.
Bagian seorang prajurit adalah menjalankan perintah dari komandannya. Saya
sendiri pernah naik kereta dengan seorang prajurit TNI. Pada waktu kereta baru
saja mulai berjalan, tiba-tiba ia ditelepon oleh atasannya untuk segera
menghadap, dan prajurit tersebut langsung mengambil tas yang ada di bagasi atas
kursi, lalu langsung melompat turun (untungnya pada waktu itu kereta masih
berjalan pelan). Jika kita mau menjadi prajurit Kristus, maka kita harus berani
berkata “Siap!” ketika Tuhan berbicara kepada kita. Kita tidak boleh menolak dengan alasan apapun, tetapi
kita harus taat sepenuhnya kepada perintah Tuhan.
Menjadi prajurit itu bukan perkara yang mudah. Menjadi prajurit penuh
dengan perjuangan dan penderitaan. Dan adalah suatu panggilan yang mulia jika Tuhan
menghendaki kita menjadi seorang prajurit. Oleh karena itu, jangan pernah
main-main mengiring Tuhan, kita harus serius dan sungguh-sungguh mengiring
Tuhan. Menjadi prajurit bukanlah
panggilan yang mudah bagi orang percaya, terlebih bagi orang yang baru saja
lahir baru. Tetapi suka atau tidak suka, kita semua harus mempersiapkan diri
dan memantaskan diri untuk menjadi prajurit yang baik bagi Kristus Yesus. Oleh
karena itu kita harus melatih diri kita agar kita boleh semakin hari semakin
berkenan di hadapan Tuhan (1 Tim 4:8).
Bacaan Alkitab: 2 Timotius
2:3-4
2:3 Ikutlah menderita sebagai
seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
2:4 Seorang prajurit yang sedang
berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya
dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.