Kamis, 09 April 2015

Menjadi Prajurit Kristus



Sabtu, 11 April 2015
Bacaan Alkitab: 2 Timotius 2:3-4
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. (2 Tim 2:3)


Menjadi Prajurit Kristus


Kata prajurit dalam bacaan Alkitab kita hari ini adalah sama maknanya dengan prajurit atau militer dalam konteks masyarakat kita hari ini. Paulus hanya dua kali menggunakan kata “Prajurit” dalam surat-suratnya, dan kedua-duanya ada dalam kedua ayat bacaan Kitab Suci kita pada hari ini. Dan cukup menarik bahwa Paulus menulis kata “prajurit” ini kepada anak rohaninya yang terkasih yaitu Timotius. Dan konteks kitab 2 Timotius ini adalah ketika Paulus sedang menjalani hari-hari terakhirnya di bumi ini, karena tidak lama lagi ia akan menjadi martir dan dibunuh atas perintah Kaisar Nero pada masa itu.

Oleh karena itu, bukan suatu hal yang main-main ketika Paulus berpesan kepada Timotius untuk menjadi seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus (ay. 3b). Menjadi prajurit bukanlah hal yang mudah, karena ada beberapa prinsip penting tentang bagaimana menjadi seorang prajurit yang baik dan berkenan di hadapan Tuhan.

Pertama, menjadi prajurit berarti harus siap menderita (ay. 3a). Kita tahu bahwa di negara manapun (termasuk di Indonesia), proses pendidikan militer bukanlah proses yang mudah. Mereka harus bisa disiplin dalam segala hal, mulai dari bangun tidur, mandi, makan, dan segala aktivitas lainnya. Mereka dididik dengan keras dan berat, hanya untuk satu tujuan, yaitu agar  mereka dapat menjadi prajurit-prajurit yang berkualitas. Jadi jika suatu saat kita menderita karena mengalami proses didikan Tuhan, jangan menjadi anak yang cengeng, tetapi hadapilah penderitaan itu supaya kita menjadi dewasa dan siap menjadi prajurit Kristus.

Kedua, menjadi prajurit berarti tidak memusingkan diri kita dengan soal-soal yang mendistraksi kita, antara lain soal kehidupannya (ay. 4a). Seorang prajurit tidak akan bertanya kepada komandannya, “Hari ini saya makan apa? Hari ini saya tidur dimana? Kapan gaji saya dibayar?”, dan lain sebagainya. Seorang prajurit akan fokus kepada tugas utamanya, yaitu untuk berperang atau untuk menjaga kedamaian. Ia memiliki kepercayaan penuh kepada komandannya (atau kepada satuannya) bahwa segala sesuatunya akan diurus dan disediakan, dan tugasnya sebagai  prajurit hanyalah menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.

Ketiga, menjadi prajurit berarti harus berfokus untuk berkenan di pandangan komandannya (ay. 4b). Artinya di sini adalah seorang prajurit akan melakukan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh komandannya. Ia tidak akan membiarkan fokusnya bergeser ke hal-hal lain, selain tujuan yang ditetapkan baginya. Kita dapat melihat prajurit-prajurit yang berjaga di pintu masuk kompleks militer (yang biasanya berdiri di pos kecil di depan pintu masuk), mereka bisa berdiri diam sambil menjaga selama berjam-jam lamanya, sehingga mereka dapat berkenan kepada komandannya dan juga korpsnya.

Keempat, menjadi prajurit berarti harus selalu berkata “Siap!” terhadap instruksi komandannya (Mat 8:9). Ayat di atas berbicara tentang seorang prajurit yang selalu berkata “Siap!” tanpa banyak bertanya kepada komandannya. Bagian seorang prajurit adalah menjalankan perintah dari komandannya. Saya sendiri pernah naik kereta dengan seorang prajurit TNI. Pada waktu kereta baru saja mulai berjalan, tiba-tiba ia ditelepon oleh atasannya untuk segera menghadap, dan prajurit tersebut langsung mengambil tas yang ada di bagasi atas kursi, lalu langsung melompat turun (untungnya pada waktu itu kereta masih berjalan pelan). Jika kita mau menjadi prajurit Kristus, maka kita harus berani berkata “Siap!” ketika Tuhan berbicara kepada kita. Kita tidak  boleh menolak dengan alasan apapun, tetapi kita harus taat sepenuhnya kepada perintah Tuhan.

Menjadi prajurit itu bukan perkara yang mudah. Menjadi prajurit penuh dengan perjuangan dan penderitaan. Dan adalah suatu panggilan yang mulia jika Tuhan menghendaki kita menjadi seorang prajurit. Oleh karena itu, jangan pernah main-main mengiring Tuhan, kita harus serius dan sungguh-sungguh mengiring Tuhan. Menjadi prajurit  bukanlah panggilan yang mudah bagi orang percaya, terlebih bagi orang yang baru saja lahir baru. Tetapi suka atau tidak suka, kita semua harus mempersiapkan diri dan memantaskan diri untuk menjadi prajurit yang baik bagi Kristus Yesus. Oleh karena itu kita harus melatih diri kita agar kita boleh semakin hari semakin berkenan di hadapan Tuhan (1 Tim 4:8).


Bacaan Alkitab: 2 Timotius 2:3-4
2:3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.