Jumat, 02 September 2016

Konsekuensi Menjadi Menantu Orang Jahat



Selasa, 6 September 2016
Bacaan Alkitab: 2 Raja-raja 8:25-27
Ia hidup menurut kelakuan keluarga Ahab dan ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN sama seperti keluarga Ahab, sebab ia adalah seorang menantu dari keluarga itu. (2 Raj 8:27)


Konsekuensi Menjadi Menantu Orang Jahat


Jika renungan saya sebelumnya berbicara mengenai konsekuensi salah memilih istri, maka renungan hari ini berbicara mengenai konsekuensi menjadi menantu orang yang jahat. Sebelumnya kita telah belajar bagaimana Yoram, anak Yosafat yang menjadi raja Yehuda, salah memilih istri sehingga ia menjadi jahat di mata Tuhan dan kehidupannya menjadi berantakan. Hari ini kita juga akan melihat bagaimana konsekuensi menjadi menantu orang jahat. 

Ahazia adalah anak Yoram, raja Yehuda (ay 25). Ia berumur 20 tahun ketika naik menjadi raja menggantikan ayahnya (ay. 26a). Alkitab menulis bagaimana karakter raja Ahazia yang hidup menurut kelakuan keluarga Ahab, yaitu melakukan apa yang jahat di mata Tuhan seperti yang dilakukan oleh keluarga Ahab (ay. 27a). Kemudian muncul pertanyaan: Dari mana raja Ahazia memperoleh karakter buruk tersebut?

Jika kita mau merunut ke silsilah keluarga raja Ahazia, kita akan menemukan bahwa ayahnya adalah raja Yoram (ay. 25b) dan ibunya adalah Atalya, cucu Omri raja Israel (ay. 26b). Omri ini adalah raja Israel yang jahat, dimana keturunannya pun juga adalah orang-orang jahat, terlebih lagi Ahab, raja Israel. Atalya sendiri adalah anak dari raja Ahab, yang menyebabkan Ahazia juga memperoleh gen raja Ahab dari ibunya.

Tidak cukup sampai di situ, Alkitab juga menulis bahwa Ahazia adalah seorang menantu dari keluarga Ahab (ay. 27). Ini berarti bahwa Ahazia juga telah langkah yang salah juga, karena mencari istri dari keluarga Ahab sehingga menjadi menantu keluarga Ahab. Kesalahan Ahazia adalah tidak sungguh-sungguh mempelajari keluarga mertuanya sehingga ia pun terpengaruh dengan kejahatan yang dilakukan oleh keluarga Ahab dan menjadi jahat pula sama seperti keluarga mertuanya.

Memang tidak selalu mertua yang jahat akan membuat menantunya menjadi jahat juga. Tetapi jika tingkat kejahatan sang mertua sudah dalam taraf “berbahaya” dan “tidak tertolong lagi”, maka hal tersebut juga dapat membuat sang menantu menjadi tercemar. Ahab adalah raja Israel yang sangat jahat, bahkan Alkitab mencatatnya sebagai raja yang lebih jahat dari semua pendahulunya (1 Raj 16:30). Tidak heran bahwa perilakunya begitu jahatnya sehingga sampai mempengaruhi menantunya. Hidup Ahazia sangat menyedihkan, ia hanya memerintah selama 1 tahun lamanya (ay. 26a), karena mati dibunuh oleh pasukan  Yehu (2 Raj 9:27).

Menjadi pelajaran serius bagi anak muda yang masih bergumul untuk pasangan hidup. Tidak hanya karakter pasangan hidup kita yang harus digumulkan, tetapi kita juga perlu mempertimbangkan kondisi keluarga mertua/calon mertua kita. Jangan sampai kita memilih keluarga yang jahat, yang tidak takut akan Tuhan, yang tidak merindukan surga kekal, dan lain sebagainya. Pertimbangkanlah sungguh-sungguh, karena jika kita salah mengambil keputusan dalam hal ini, ada konsekuensi yang jelas bagi kita, yaitu kemungkinan kita menjadi jahat jika kita menjadi menantu dari keluarga yang jahat. Waspadalah dan berhati-hatilah!


Bacaan Alkitab: 2 Raja-raja 8:25-27
8:25 Dalam tahun kedua belas zaman Yoram, anak Ahab raja Israel, Ahazia, anak Yoram raja Yehuda, menjadi raja.
8:26 Ia berumur dua puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri raja Israel.
8:27 Ia hidup menurut kelakuan keluarga Ahab dan ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN sama seperti keluarga Ahab, sebab ia adalah seorang menantu dari keluarga itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.