Selasa, 6 September 2016
Bacaan
Alkitab: 2 Raja-raja 8:25-27
Ia hidup menurut kelakuan keluarga Ahab dan ia melakukan apa yang jahat di
mata TUHAN sama seperti keluarga Ahab, sebab ia adalah seorang menantu dari
keluarga itu. (2 Raj 8:27)
Konsekuensi Menjadi Menantu Orang Jahat
Jika renungan saya sebelumnya berbicara
mengenai konsekuensi salah memilih istri, maka renungan hari ini berbicara
mengenai konsekuensi menjadi menantu orang yang jahat. Sebelumnya kita telah
belajar bagaimana Yoram, anak Yosafat yang menjadi raja Yehuda, salah memilih
istri sehingga ia menjadi jahat di mata Tuhan dan kehidupannya menjadi
berantakan. Hari ini kita juga akan melihat bagaimana konsekuensi menjadi
menantu orang jahat.
Ahazia adalah anak Yoram, raja Yehuda
(ay 25). Ia berumur 20 tahun ketika naik menjadi raja menggantikan ayahnya (ay.
26a). Alkitab menulis bagaimana karakter raja Ahazia yang hidup menurut
kelakuan keluarga Ahab, yaitu melakukan apa yang jahat di mata Tuhan seperti
yang dilakukan oleh keluarga Ahab (ay. 27a). Kemudian muncul pertanyaan: Dari
mana raja Ahazia memperoleh karakter buruk tersebut?
Jika kita mau merunut ke silsilah
keluarga raja Ahazia, kita akan menemukan bahwa ayahnya adalah raja Yoram (ay.
25b) dan ibunya adalah Atalya, cucu Omri raja Israel (ay. 26b). Omri ini adalah
raja Israel yang jahat, dimana keturunannya pun juga adalah orang-orang jahat,
terlebih lagi Ahab, raja Israel. Atalya sendiri adalah anak dari raja Ahab,
yang menyebabkan Ahazia juga memperoleh gen raja Ahab dari ibunya.
Tidak cukup sampai di situ, Alkitab
juga menulis bahwa Ahazia adalah seorang menantu dari keluarga Ahab (ay. 27). Ini
berarti bahwa Ahazia juga telah langkah yang salah juga, karena mencari istri
dari keluarga Ahab sehingga menjadi menantu keluarga Ahab. Kesalahan Ahazia adalah
tidak sungguh-sungguh mempelajari keluarga mertuanya sehingga ia pun
terpengaruh dengan kejahatan yang dilakukan oleh keluarga Ahab dan menjadi
jahat pula sama seperti keluarga mertuanya.
Memang tidak selalu mertua yang jahat
akan membuat menantunya menjadi jahat juga. Tetapi jika tingkat kejahatan sang mertua
sudah dalam taraf “berbahaya” dan “tidak tertolong lagi”, maka hal tersebut
juga dapat membuat sang menantu menjadi tercemar. Ahab adalah raja Israel yang
sangat jahat, bahkan Alkitab mencatatnya sebagai raja yang lebih jahat dari
semua pendahulunya (1 Raj 16:30). Tidak heran bahwa perilakunya begitu jahatnya
sehingga sampai mempengaruhi menantunya. Hidup Ahazia sangat menyedihkan, ia
hanya memerintah selama 1 tahun lamanya (ay. 26a), karena mati dibunuh oleh
pasukan Yehu (2 Raj 9:27).
Menjadi pelajaran serius bagi anak muda
yang masih bergumul untuk pasangan hidup. Tidak hanya karakter pasangan hidup
kita yang harus digumulkan, tetapi kita juga perlu mempertimbangkan kondisi
keluarga mertua/calon mertua kita. Jangan sampai kita memilih keluarga yang
jahat, yang tidak takut akan Tuhan, yang tidak merindukan surga kekal, dan lain
sebagainya. Pertimbangkanlah sungguh-sungguh, karena jika kita salah mengambil
keputusan dalam hal ini, ada konsekuensi yang jelas bagi kita, yaitu
kemungkinan kita menjadi jahat jika kita menjadi menantu dari keluarga yang
jahat. Waspadalah dan berhati-hatilah!
Bacaan
Alkitab: 2 Raja-raja 8:25-27
8:25 Dalam tahun kedua belas zaman Yoram, anak Ahab raja Israel, Ahazia,
anak Yoram raja Yehuda, menjadi raja.
8:26 Ia berumur dua puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun
lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri raja
Israel.
8:27 Ia hidup menurut kelakuan keluarga Ahab dan ia melakukan apa yang
jahat di mata TUHAN sama seperti keluarga Ahab, sebab ia adalah seorang menantu
dari keluarga itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.