Rabu, 28 September 2016

Sakit Hati karena Kritikan



Rabu, 28 September 2016
Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 16:7-10
16:10 Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat. (2 Taw 16:10)


Sakit Hati karena Kritikan


Sakit hati tidak hanya merupakan “penyakit” orang miskin atau orang rendahan. Justru menurut pendapat saya, sakit hati adalah “penyakit” bagi mereka yang kaya, terpandang, atau terhormat. Orang miskin dan rendah akan jarang merasakan sakit hati, justru mereka yang kaya, terpandang, terhormat (atau minimal merasa lebih dibanding orang lain) akan lebih mudah merasakan sakit hati. Alkitab juga memberi contoh yang sangat tepat terkait hal ini. Contoh yang kita baca dalam bagian bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang seorang raja yang sakit hati yaitu Asa, raja Yehuda. 

Sebenarnya, Raja Asa sudah melakukan suatu tindakan yang salah. Jika kita membaca ayat-ayat sebelumnya, maka kita akan mengerti bagaimana Raja Asa mencoba meminta bantuan raja Aram untuk melawan musuhnya. Akibatnya, Tuhan mengutus Hanani, seorang pelihat, untuk menyatakan Firman Tuhan kepadanya. Dalam perkataan yang disampaikan kepada Raja Asa, Hanani mengkritik Raja Asa karena telah bersandar kepada raja Aram dan bukan kepada Tuhan (ay. 7). Bahkan Hanani menyampaikan bahwa di masa lalu, Tuhan juga telah memberikan kemenangan kepada Raja Asa ketika berperang dengan orang Etiopia dan Libia. Pada waktu itu, Tuhan memberikan kemenangan karena Raja Asa bersandar kepada Tuhan (ay. 8).

Satu kesimpulan yang disampaikan oleh Hanani (yang sebetulnya ini adalah suara atau Firman Tuhan juga), adalah bahwa Tuhan akan melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini Raja Asa telah berlaku bodoh dengan tidak bersandar kepada Tuhan dan tidak bersungguh hati terhadap Tuhan. Akibatnya, sungguh mengerikan, yaitu Raja Asa akan mengalami peperangan mulai saat itu (ay. 9).

Sayangnya, sikap Raja Asa terhadap teguran Hanani (yang sebenarnya juga merupakan teguran Tuhan sendiri) tidak sesuai dengan yang seharusnya. Andaikata Raja Asa mau bersikap rendah hati dan merendahkan dirinya terhadap Firman Tuhan, maka mungkin hukuman Tuhan tidak akan terlalu parah (walaupun pasti tetap ada hukuman sebagai konsekuensi kesalahannya). Namun ternyata Raja Asa menjadi begitu sombong, dan sakit hati kepada Hanani. Ia tidak sadar bahwa sebenarnya Tuhan sendirilah yang berbicara kepada Raja Asa melalui perantaraan Hanani, pelihat itu. Raja Asa merasa bahwa ia adalah orang yang paling berkuasa di kerajaan Yehuda, sehingga justru memerintahkan Hanani (yang sebenarnya menyampaikan dan menyuarakan kebenaran) ke dalam penjara (ay. 10a). Alkitab juga menyebutkan bahwa Raja Asa menganiaya beberapa orang dari rakyat (ay. 10b), mungkin mereka-mereka yang juga bersikap seperti Hanani yaitu menyampaikan kebenaran.

Sungguh disayangkan Raja Asa yang pada awalnya tekun mencari Tuhan dan hidup menurut jalan Tuhan, pada akhirnya melakukan kejahatan. Kejahatan yang dilakukannya itu disebabkan rasa sakit hatinya yang tidak dapat dikendalikan. Raja Asa tidak mau merendahkan hati namun tetap menjadi tinggi hati sehingga tidak sadar bahwa kritik tersebut sebenarnya justru mengingatkan dirinya supaya tidak semakin salah melangkah. Akibatnya, keputusan yang diambil Raja Asa pada saat sakit hati justru semakin salah.

Ini adalah gambaran para pemimpin yang senantiasa merasa benar dan tidak mau dikritik. Mungkin pemimpin ada di kantor, di keluarga, atau bahkan di gereja. Betapa berbahayanya orang-orang yang begitu mudahnya sakit hati karena kritik atau masukan yang sebenarnya membangun. Jika pemimpin tersebut adalah pemimpin gereja/jemaat atau bahkan pemimpin sinode, betapa berbahayanya sikap sakit hati tersebut. Akan banyak konflik yang terjadi karena sikap tinggi hati dan sakit hati pemimpin tersebut. Mari kita berdoa agar pemimpin-pemimpin kita diberikan sikap rendah hati dan mau dikoreksi agar kembali ke jalan yang benar.


Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 16:7-10
16:7 Pada waktu itu datanglah Hanani, pelihat itu, kepada Asa, raja Yehuda, katanya kepadanya: "Karena engkau bersandar kepada raja Aram dan tidak bersandar kepada TUHAN Allahmu, oleh karena itu terluputlah tentara raja Aram dari tanganmu.
16:8 Bukankah tentara orang Etiopia dan Libia besar jumlahnya, kereta dan orang berkudanya sangat banyak? Namun TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, karena engkau bersandar kepada-Nya.
16:9 Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan."
16:10 Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.